On Mon, May 01, 2006 at 07:40:28AM +0700, Budi Rahardjo wrote:
> kita harus mencoba berbagai cara, termasuk cara2 yang dilakukan
> oleh negara lain (seperti india, china, vietnam, brazil, dll.)
> nah cara yang kami usulkan adalah mengundang R&D di indonesia.
> ini cara yang belum pernah dilakukan di indonesia (yang sudah
> dilakukan oleh negara lain). agak aneh juga kalau kita tidak
> mau belajar dari negara lain kan? (why re-invent the wheel?)

kalau membangun R&D itu bukan lagi soal re-invent the wheel Pak :-)
Yang pasti, nilai ekonomi dengan meletakkan R&D di negara-negara
'miskin' itu sudah jelas: cutting cost! toh nanti produknya dilempar
ulang ke negara-negara tsb... jadi .. siapa yang diuntungkan ujung-
ujungnya?

kalau ada yang bilang: mengembangkan R&D dan menekan biaya R&D bukan untuk
mencari untung?  hah!!! siancai .. siancai ... :P

> jadi ... kalau kata pak samaun, multi prong approach.
> do not put everything in one basket.
> nah usulan mas adi seperti apa?

tetap saja berbagai cara tsb. harus membangun sinergi (baca: holistik). itu
kalau indonesia lho yang jadi orientasinya. kalau tidak (mau individualistis)
ya sudah, case closed, tapi jangan bawa-bawa lagi nama indonesia kalau gitu
dong.

yang jelas, ilmu pengetahuan berkembang karena ada 'kasus'. contoh: orang-orang
dari negara-negara yang sudah makmur, kalau mau belajar soal epidemologi,
ya larinya ke india (afrika), indonesia. karena 'lab'-nya ada di situ.
kenapa ilmu kedokteran lebih maju di jakarta dan surabaya dibanding di
yogya misalnya, ya karena kasusnya lebih banyak di situ. kenapa orang
indonesia tidak ada yang tertarik dengan web100, lah masa mau transfer
giga-an data lewat kabel jemuran, ya adanya di AS sana dan sekarang
AU pun tertarik mengembangkan teknologi ini (ada link ke AS). kenapa
peter bentler (pencetus EQS) hijrah dari irlandia ke UCLA, ya karena ada 'lab'
yang lebih besar yang bisa dikerjakan di UCLA dari pada di irlandia. dst..dst..

saya lihat banyak kasus IT di sini yang bisa ditangani sendiri (note:
saya boleh dibilang innert thd hal-hal yang berbau computer sciences),
kenapa BHTV (misalnya) tidak tertarik mengerjakan kasus-kasus di sini
saja. Sukur-sukur hasil akhirnya bisa 'dijual' ke tempat lain.

pernyataan itu belum selesai lho. masih banyak obstacles yang mengikutinya.
tapi, itu dulu .. gimana?

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

Kirim email ke