On 5/1/06, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

ups .. sorry, dejavu, sepertinya ada yang pernah dapat pertanyaan
seperti ini bbrp waktu lalu. sekarang kena ke saya :-))
terus terang saya jadi pingin tahu apa relevansi pertanyaan tsb. thd
topik yang sedang dibahas.

sederhana: saya ingin tahu mas adi ini lagi mau ngeyel atau
memang sungguhan cari solusi.
kalau memang hanya mau ngeyel, ya sudah.
saya gak perlu capek-capek untuk menanggapi gitu mas.


ketika ribut antara rms dan linus, misalnya, saya masih
mau mengikuti karena biarpun rms ngeyel, dia memang mau
mencari solusi. (meski memaksakan kehendak ke linus. hi hi hi)
(di milis tentang pengelolan DNS dunia juga sama seperti ini.
ada perbedaan pendapat yang tajam dan rame juga debatnya.)


tapi ketika <xyz> (gak perlu saya sebutkan, tapi tokoh ini
terkenal di milis dunia - bukan milis indonesia -
sebagai orang yang ngeyel), maka orang sudah menahan diri
untuk berkomentar. pendapat apapun akan salah oleh dia.

kalau mas adi sebagai developer abcd kemudian protes kepada
sebuah kondisi IT di indonesia, saya anggap ini masalah
yang serius (he knows what he's talking about).
tapi kalau ... siapa ya, katakanlah ada seorang badut IT
indonesia yang protes, saya akan menanggapinya sebagai
guyonan belaka. tidak perlu diseriusi.

(memang saya termasuk aliran yang percaya bahwa medium
tekait dengan message.)


saya sudah menyebutkan usulan-usulan saya bbrp kali di posting2 saya
sebelumnya. sayangnya, kalau dilanjutkan entah jadi OOT di milis ini,
entah jadinya dianggap sok nasionalis, sok patriotis atau tuduhan yang
lain. apakah saya nasionlis? (ha..ha.. cukup menggelikan).

cuek saja dengan tuduhan sok nasionalis atau sok patriotis.
jalan terus saja. (saya pun kena cap itu kok.)
biarin orang komentar. toh dia cuma komentar.
kalau hanya dengan komentar orang saja sudah mundur, gimana dong.
(ini mengingatkan saya cerita seorang anak, 10 tahun, di SV
yang dikata-katain temennya: nerd! tapi dia bilang, that's ok.
can't have somebody ruin my dream.)

jadi ... lemparkan terus usulan.

tetapi,
pertanyaan yang lebih pas sebenarnya: does it matter? seperti kata ABG:
so what gitu lho.

kalau memang "it does not matter", maka kita hanya menghabiskan
waktu saja nulis-nulis email.
jelas it matters, at leaast, to me.
itulah sebabnya saya masih mau nulis.


> jadi usulannya?
> daripada kita sibuk2 lebih baik beli saja?
> (seperti industri telepon seluler. semua impor tulen!)
> tapi ... enaknya kita gak pusing2.
> asal bisa beli, ngapain susah lagi ya?
> pikir2 bener juga.

pertanyaan ini akan terjawab kalau, misalnya, BHTV, atau pihak-pihak
yang lain (perguruan tinggi misalnya), mulai membangun sinergi dengan
memecahkan 'kasus' atau permasalahan IT yang sekarang ada di sini.
ilmu bisa dipelajari, ahli bisa disewa, asal orientasi/visinya jelas.

mengapa "pihak lain"? mengapa tidak kita sendiri?
saya sudah capek menunggu "pihak lain", akhirnya jalankan sendiri
saja deh. Ya BHTV ya Perguruan Tinggi ya cert ya domain ya ... dsb.
saya jalankan saja.
kalau nunggu orang lain, belum tentu ada yang mau.
(tapi kalau sudah dijalankan, banyak orang yang protes ... hi hi hi)

tentu saja itu tidak cukup. (perbaikan) regulasi, kemitraan dengan segala
lapisan unit usaha diperlukan.

lebih spesifiknya (jangan yang umum2 gitu lho)?
misalnya perbaiki regulasi, usulannya bagaimana?
(konkrit saja misalnya: bebaskan wimax, karena ...,
atau larang wimax karena ...
kemudian pendekatannya begini/begitu, ...)

maaf kalau mas adi tersinggung dengan email saya.
memang email saya tersebut ingin menilai/menjudge mas adi.
(saya tidak ingin berpura-pura. terus terang saja.)
saya ingin tahu mas adi itu latar belakangnya apa, mengapa
sampai kepada kesimpulan/pendapat seperti itu, dst.
bukan ingin mengolok-olokkan atau merendahkan mas adi,
akan tetapi ingin mengetahui lebih jauh mengenai mas adi.
(no BS!) kalau hanya ingin mengolok-olokkan Anda sih
tinggal mencela semua postingan aja kan? lebih gampang.
hi hi hi.
so, please, open up a little bit about yourself.


-- budi

Reply via email to