On 7/4/06, Akhmad Fathonih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
On 7/4/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED] > wrote:


Internet shoping di Indonesia mungkin akan ber"wajah" lain dan tidak harus sama dg di negara lain.

Jadi bisa saja kirim email "mas mas tolong donk dikirim kapal perang, nanti saya transfer duitnya atau saya bayar pas barang datang",  Oh ya kapal perang gantikan dg barang-barang yg sering ditawarkan di milis-milis "pasar" kampus.

Wajah lain ini sepertinya sudah sering kita  lihat. Sepertinya hampir semua perusahaan web hosting Indoensia telah menawarkan opsi transfer lewat bank dengan aktivasi manual (cek saldo dan segera aktivasi). Milis gadtorage (bener gk nih nulisnya) pasti juga bsia dianggap wajah lain dari dunia jual-beli online versi Indonesia.

Menurut saya bisa jadi wajah awal dunia jual-beli online di Indonesia berbeda dengan wajah yang sudah lazim kita temui di luar. Tapi saya cukup yakin 68% ;) bahwa kebutuhannya semakin lama akan semakin mengerucut dan menjadi "sama". Pasti akan dituntut suatu mekanisme yang lebih interoperabel dan lebih cepat pemrosesannya. Saya rasa, pada titik ini wajah yang berbeda tersebut akan menjadi serupa :).

Angka 68% itu biasnaya dikutik kalau kita ingin jualan teknologi itu. Interoperabilitas bukan berarti seragam.  Artinya memungkinkan mekanisme berbeda utk bekerja sama.   Nah intinya, kalau kita melihat "trend eshoping di LN" sebaiknya kita jangan melihat mentah-mentah seperti itu (di LN budaya mail order, sudah lama ada, jualan via katalog sudah umum, ).   Nah budaya belanja di Indoensia berbeda, ini akan mendorong ke pola yang berbeda pula.

Secara personal, kadang kala proses lewat imel saya rasa masih sangat kurang cepat. Dari beberapa kasus yang terjadi, saya sangat menyukai: saya bayar saat ini, proseslah saat ini juga. Karena inilah saya sangat suka e-gold :). Pengalaman sekali, beli flashdisk hari sabtu datengnya harus hari selasa karena sabtu sudah lewat jam kerja dan hari minggu kantor toko online-nya tutup. Senin baru diproses, selasa baru bisa sampe. Awful rasanya .. super sebal!

Mungkin bagi orang orang tertentu, tapi coba kita "menginjak bumi:" tanya orang non techie.  Proses belanja mana yang sreg bagi mereka (kalau kita ingin jumlah pengguna banyak, artinya orang biasa, bukan techie yang harus membeirkan masukan).  Teknologi itu hanya mensupport kebiasaan yang ada.

Cukup dg email tapi transaksinya besar :-) Ndak perlu web2.0 atau semelekete lainnya.

Saya akan bilang, imel memang bisa menjadi solusi bagi beberapa orang. Seperti untuk pak Made yang lebih suka beli kapal perang lewat imel dan mem-bypass web 2.0 ;). Tapi jujur saja, akan beda kasusnya bagi sebagian yang lain. Paling tidak, bagi saya :D.

Silahkan tanya orang kebanyakan, dalam suatu "proses beli membeli" bagaimana biasanya terjadi. Bandingkan dg proses beli-membeli di tempat negara Internet Shoping itu berkembang dan proses beli-membeli di Indonesia.

Jangan paksakan "proses" yang sudah biasa diterima pengguna.   Lha di Jerman aja, belaja pakai  kartu kredit sulit sekali bisa diterima masyarakat umum.

IMW


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke