tah pandangan neng ades sapagodos jeung abah

--- On Sat, 9/13/08, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re:RE: [Urang Sunda] ISLAM & SUNDA
To: urangsunda@yahoogroups.com
Date: Saturday, September 13, 2008, 7:37 AM






Ah eta mah sejarah masa lalu. nu dicaritakeun na artikel eta kan kaayaan masy. 
sunda ayeuna, nu mayoritas beragama islam. sok we, da sok aneh pami aya urang 
sunda non islam. abi pernah teu kahaja mendak siaran khotbah agama non islam 
nganggo basa sunda na radio AM sareng na salah sahiji stat tv lokal, da asa 
aneh kakupingna. Jadi mun aya US nu teu islam, jadi asa teu merenah we...

____________ _________ ________
Sent from my phone using flurry - Get free mobile email and news at: 
http://www.flurry. com

--- Original Message ---
Date: Fri Sep 12 22:52:56 PDT 2008
From: teddy sur <[EMAIL PROTECTED] com>
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
Subject: RE: [Urang Sunda] ISLAM & SUNDA
---

tetap beda kang...islam ya islam,tidak bisa disamakan.saya kira penulisnya 
perlu memahami lagi tentang sunda lebih dalam lagi,khususnya tentang sunda 
buhun. pada dasarnya jaman dahulu orang2 sunda menerima islam bukan karna  
keinginan masing2,tapi karna di paksa masuk islam dalam tekanan dan 
ancaman."sejarah runtagna pajajaran" urang sunda yang tidak mau masuk islam  di 
pencitan,sementara mereka  urang sunda yang masuk islam,dengan terpaksa harus 
menerima islam sebagai agama baru mereka, dibawah ancaman kematian.dengan satu 
alasan yang kuat,orang-orang kafir yang tidak mau mengakui islam sebagai 
agamanya,maka hukumnya wajib dibasmi.

--- On Wed, 9/10/08, Ato Riyanto <[EMAIL PROTECTED] id> wrote:
From: Ato Riyanto <[EMAIL PROTECTED] id>
Subject: RE: [Urang Sunda] ISLAM & SUNDA
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com, "'kisunda'" <[EMAIL PROTECTED] .com>, 
baraya_sunda@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 10, 2008, 5:43 AM

Tah aya batur euy uing: "Sunda teh Islam, Islam teh Sunda". Lain urang Sunda

'sajati' mun agamana lain Islam. Sok lenyepan ki dulur sadaya, hayu urang

'lebetkeun' Islam ka sakabeh dada urang Sunda, aamiin ya Alloh Pangeran Nu

Murbeng Alam...

-----Original Message-----

From: [EMAIL PROTECTED] ups.com [mailto:urangsunda@ yahoogro ups.com] On

Behalf Of mh

Sent: Wednesday, September 10, 2008 5:21 AM

To: kisunda; baraya_sunda@ yahoogroups. com; [EMAIL PROTECTED] ups.com

Subject: [Urang Sunda] ISLAM & SUNDA

Nashihah Wanatijah

Keserasian Islam & Sunda

Oleh Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi

Kebudayaan, menurut Koentjoroningrat dalam konteks orang Sunda yang dikenal

sangat religius, adalah sistem religi. Mudah diterimanya agama Islam

diakulturasi dan diinternalisasi dalam perilaku dan kehidupan orang Sunda,

menjadi bagian tak terpisahkan dalam kebudayaan dan filosofi Sunda. Ini

karena terdapat perpaduan, kesamaan bahkan penguatan antara nilai-nilai

Sunda buhun dan ajaran agama Islam.

Sikap religiositas orang Sunda itu seperti terungkap dalam peribahasa, "diri

sasampiran awak sasampaian". Artinya, semuanya merupakan kepunyaan Allah SWT

(Gusti nu murbeng alam). Oleh karena itu, manusia Sunda dalam kehidupannya

selalu menggunakan rasa (boga rasa rumasa, ngaji diri). Bahkan dalam banyak

hal, orang Sunda selalu bersyukur atas apa yang diterimanya, sehingga

"syukuran" bagian dari tradisi atas nikmat yang diperolehnya.

Lebih dari itu, ketika ditimpa musibah ia selalu bersyukur dengan istilah

"untung". Bahkan, ketika musibah meninggal terjadi sekalipun tidak jarang

orang Sunda masih terucap kata "untung", "Untung maot coba mun hirup meureun

karunya jadi tanpa daksa". Dalam terminologi Islam ini disebut qanaah, yang

artinya merasa cukup dengan yang ada khususnya masalah dunia sebagai

kebajikan yang dianjurkan.

Jika dikategorikan, ada beberapa pandangan hidup orang Sunda tentang

berbagai hal tentang manusia sebagai pribadi, manusia dengan masyarakat,

dengan alam, dengan Tuhan dan hakikat manusia. Misalnya, dalam mencapai

tujuan hidup, orang Sunda harus mempunyai keseimbangan yang disebut sineger

tengah yang berarti wajar, tidak berlebihan.

Dalam bahasa Islam disebut ummatan wasathan umat yang pertengahan.

Hal itu tertuang dalam ungkapan petuah, "jaga urang hees tamba tunduh,

nginum tuak tamba hanaang, nyatu tamba ponyo ulah urang kajongjonan" .

Artinya, hendaklah tidur sekadar menghilangkan kantuk, minum tuak sekadar

menghilangkan haus, makan sekadar menghilangkan lapar, jadi dalam

perikehidupan tidaklah berlebihan.

Ini sejalan dengan ajaran Islam, sikap tamak merupakan sikap yang sangat

tercela. Bahkan, dalam hidup kita juga dianjurkan untuk adanya keseimbangan

di dunia dan akhirat, seperti diungkapkan dalam hadis, "carilah duniamu

seakan kamu akan hidup 1.000 tahun lagi, tapi ingatlah akhiratmu seakan kamu

akan mati esok hari."

Manusia Sunda sebagai pribadi digambarkan oleh tingkah laku dan budi

bahasanya. Oleh karena itu, dituntut "kudu hade gogog hade tagog (baik budi

bahasa dan tingkah laku) dan "nyaur kudu diukur, nyabda kudu diungang" serta

manusia Sunda juga harus "sacangreud pageuh, sagolek pangkek" (teguh

pendirian tak pernah ingkar janji). Pandangan hidup orang Sunda terhadap

lingkungan sosialnya diungkapkan dalam peribahasa, silih asah, silih asih,

dan silih asuh serta "ulah ngaliarkeun taleus ateul".

Ini juga merupakan nilai-nilai utama dalam Islam, seperti diungkapkan dalam

hadis, "seutama-utama manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia

lainnya". Artinya, kehadiran kita bukan saja tidak menimbulkan kerusakan

atau kesulitan bagi orang lain tetapi juga dapat memberikan manfaat dan

maslahat.

Dalam filosofi ketuhanan, orang Sunda juga mempunyai keyakinan seperti

ajaran Islam, innalillaahi wainna ilaihi rojiun dengan ungkapan "mulih ka

jati mulang ka asal". Demikian juga dalam menjalani kehidupan, orang Sunda

mempunyai norma dan etika seperti "ulah pagirigiri calik pagirang-girang

tampian" (janganlah berebut kekuasaan dan jabatan)

Dalam Islam malah ada hadis yang berbunyi, "jangan berikan jabatan kepada

orang yang memintanya". Hal ini berbeda dengan fenomena demokrasi sekarang,

di mana orang yang ingin jabatan harus pamer dan menyombongkan diri lewat

kampanye, istilah Sundanya, "agul ku payung butut".

Nilai-nilai kesundaan yang islami lainnya seperti, "ulah nyaliksik ka buuk

leutik" (janganlah memeras rakyat kecil), "ulah kumeok memeh dipacok"

(janganlah mundur sebelum berusaha), "kudu bisa ka bala ka bale" (bisa

fleksibel dalam mengerjakan apa saja) dan mun teu ngakal moal mengkeul, mun

teu ngarah moal ngarih (menggunakan segala cara untuk mencari rezeki).

Demikian juga dalam membangun lingkungan sosial yang damai dalam istilah

Islam rahmatan lil `alamin, orang Sunda mempunyai filosofi, "tiis ceuli

herang panon" (hidup damai dan tenteram) serta "kudu bisa mihapekeun maneh"

(tingkah laku sesuai dengan lingkungan).

Nilai-nilai itu turunan atau tafsir terhadap nilai-nilai keislaman, tetapi

juga warisan budaya dan filosofi masyarakat Sunda bahkan sebelum datangnya

Islam. Ini tidak aneh, karena Islam sebagai agama fitrah pada dasarnya

saluran dan peringatan terhadap kecenderungan baik (hanif) dalam diri

manusia. Dengan begitu, tak berlebihan jika K.H. Endang Saefudin Anshari

(alm) secara retoris pernah mengatakan seperti dikutip Ajip Rosidi, "Sunda

teh Islam, Islam teh Sunda". ***

Penulis, Rektor Unpas, Sekjen PB Paguyuban Pasundan dan Ketua Aptisi

Jabar-Banten.

Citation:

http://newspaper. pikiran-rakyat. co.id/prprint. php?mib=beritade tail&id=32289

------------ --------- --------- ------

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang- Sunda.or. id Yahoo! Groups Links

************ ********* ********* ********* **

Flexi-Gratis bicara sepanjang waktu se-Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.

Speedy-Gratis Internetan unlimited dari Pkl. 20.00 s/d 8.00 se-Jabodetabek,

Banten, Karawang dan Purwakarta.

************ ********* ********* ********* **

************ ********* ********* ********* **

Flexi-Gratis bicara sepanjang waktu se-Jawa Barat,

Banten dan DKI Jakarta.

Speedy-Gratis Internetan unlimited dari Pkl. 20.00

s/d 8.00 se- Jabodetabek, Banten, Karawang dan

Purwakarta

************ ********* ********* ********* **















 














      

Kirim email ke