Syukur upami akang gaduh niatan kadinya mah...alhamdulillah. 
Ngan padah iyeu mah saukur ngomadkeun. Dina perkara iman teu bisa keur batur, 
sabab eta mah keur diri urang. Jeung Iman nu diterangkeun eta mah pelajaran 
urang keur disakola, 
Jeung iman nu aya umumna saukur tuturut munding. Komo deui iman ka Gusti Allah. 
 
Upami akang leres hoyong terang kana perkara IMAN, sumangga taroskeun ka 
kyai-kyai anu tos dugi elmu na. 
 
Sabab didinya aya keterangan  "tah ayeuna koma masing-masing hirup didinya keur 
didinya kuring keur kuring, ngan kuring dina hak iyeu hayang ngabejaan urang 
sunda supaya teu kabawa sukabakaba kabawa ku fikiran jahiliyah gaya modern,"
 
Komo deui upami akang boga niatan sepertos kitu eta mah sae pisan. 
 
Haturnuhun, hapunteun dina cariosan anu teu kenging. 
 
 
Baktos
 
ari ceuk didinya naon iman?

punten teu disundakeun -

Iman Adalah Kehidupan
    Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin 
iman dan mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan berada dalam 
kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan.
{Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya 
penghidupan yang sempit.} 
(QS. Thaha: 124) 

    Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersibkannya, 
menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain 
keimanan yang benar kepada Allah s.w.t., Rabb semesta alam. Singkatnya, 
kehidupan akan terasa hambar tanpa iman. 
    Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara 
terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan 
bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan, dan bencana 
dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman! Dan betapa pedihnya 
siksa dan azab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari 
tuntunan Allah di akherat kelak!
{Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka 
belum pernah beriman kepadanya (al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan 
mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat sesat.} 
(QS. Al-An'am: 110) 

    Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan 
sesungguhnya bahwa "tidak ada llah selain Allah". Betapapun, pengalaman dan uji 
coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari abad ke abad telah 
membuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa berhala-berhala itu takhayul 
belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkangan itu dusta, para rasul itu 
benar adanya, dan Allah benarbenar Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit— 
segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu. 
    Seberapa besar — kuat atau lemah, hangat atau dingin — iman Anda, maka 
sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan Anda.
{Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam 
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang 
baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang 
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.}     
(QS. An-Nahl: 97) 

    Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah 
ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan hati 
mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka 
dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap 
kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima dan menjalani ketentuan 
Allah, dan keikhlasan mereka dalam menerima takdir. Dan itu semua adalah karena 
mereka benar-benar yakin dan tulus menerima bahwa Allah adalah Rabb mereka, 
Islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk 
mereka.

 
Tiga hal yang akan menjadikan seseorang merasakan manisnya iman, menurut sebuha 
hadits yang bersumber dari Anas ra, adalah:
1.     Mengutamakan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya dari yang lainnya;
2.     Tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, dan
3.     Takut akan kembali kepada kekufuran sebagaimana takutnya dilemparkan    
ke dalam neraka.
Iman dan keyakinan bagi seseorang adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Hidup 
tanpa iman akan terasa hampa, tiada arti dan makna. Sebab tanpa iman seseorang 
tidak tahu untuk apa dia hidup, mau diapakan kehidupan ini, dan bagaimana 
setelah hidup. Hidup jadi terombang-ambing oleh situasi dan keadaan. Ke mana 
arah angin bertiup ke sanalah mereka pergi.
Oleh karena itu iman adalah sumber ketenangan, sumber kebahagiaan, sumber 
kenikmatan dan kelezatan. Orang yang tak memiliki iman hidupnya dipenuhi oleh 
kegoncangan. Tidak stabil. Kadang bergembira ria, tapi dalam waktu yang dekat 
bersedih hati hingga merana, meratap, menangis, histeris. Saat gembira lupa 
daratan, saat terkena musibah putus asa. Begitulah corak hidup orang yang tak 
memiliki iman.
"Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia 
membelakangi dengan sikap sombong, dan apabila ditimpa kesusahan niscaya dia 
berputus asa." (QS. Al-Israa': 83)
Sebaliknya, orang yang hatinya dipenuhi dengan iman hidupnya selalu tenang. Di 
saat mendapatkan karunia Allah, tidak lupa daratan, tetap merasakan bahwa 
kenikmatan ini semata-mata dari Allah, karenanya perlu dinikmati, juga 
disyukuri. Jika terkena musibah atau bencana, maka ia tetap menyadari bahwa 
semua ini datangnya dari Allah.
Salah satu ciri dari kehidupan orang yang beriman itu adalah tenang. Hidupnya 
tidak diwarnai dengan kesedihan yang berlebihan, tidak juga kegembiraan yang 
luar biasa. Tetap optimis menghadapi setiap kondisi. Tidak lekas putus asa, 
sebab dia yakin bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu. Allah kuasa pula 
mengubah keadaan sewaktu-waktu. Kekuasaan itu terletak di tangan-Nya secara 
mutlak.
"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin 
supaya keimanan mereka bertambah, di samping keimanan mereka (yang sudah ada). 
Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi, dan adalah Allah Maha 
Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Fath: 4)
Anatar iman dan ketenangan punya korelasi yang positip. Jika iman ada, 
ketenangan musti tumbuh. Jika ketenangan tumbuh di hati seseorang, maka iman 
akan semakin bertambah. Pertambahan iman akan menambah ketenangan. Dan begitu 
seterusnya.
Karenanya iman itu pasti dapat dinikmati, bahkan iman adalah kenikmatan yang 
paling tinggi. Tidak ada kenikmatan yang melebihi iman. Tiada kelezatan yang 
mengungguli iman. Karenanya bersyukurlah kita yang telah memiliki iman.
Adalah sesuatu yang tidak wajar bila ada orang yang mengaku beriman, tapi 
hidupnya tidak tenang, tidak merasakan kenikmatan. Orang yang demikian mungkin 
saja beriman secara salah, atau mungkin iman itu belum sampai menancap dalam 
dada. Bibirnya saja yang mengaku beriman, sementara hatinya kosong melompong.
Berikut ini ada beberapa amalan utama yang menjadikan seseorang dapat merasakan 
kelezatan iman. Barang siapa yang hatinya dipenuhi dengan keutamaan ini, 
dipastikan dapat merasakan manisnya iman. Ada tiga hal yang perlu kita upayakan.
  
Mengutamakan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi yang lain. 
Cinta memang urusan perasaan, tetapi tanda-tandanya nampak dalam perbuatan. 
Mengaku cinta tanpa memberikan bukti nyata, namanya cinta dusta. Bila 
persoalannya dengan sesama manusia, kelanjutannya bisa ke pengadilan. Tetapi 
dalam hubungan dengan Allah, bisa berakibat tertolaknya semua amalan, karena 
disinyalir imannya bukan iman betulan. Bukti cinta di antaranya adalah dengan 
menomorsatukan yang dicintai. Selama belum mengutamakan syariat Allah dalam 
kehidupannya, pengakuan cinta seorang muslim terhadap Allah masih diragukan.
Padahal tanpa dilandasi cinta, pelaksanaan ibadah yang penuh pengabdian, 
pengorbanan yang disertai keikhlasan tidak akan pernah terjadi. Tanpa cinta, 
pelaksanaan syariat hanya akan terasa sebagai beban. Ibarat seseorang yang 
harus memberikan pertolongan di saat terjadi kecelakaan, bila si korban adalah 
orang yang dicintai, tentu pengorbanan yang diberikan akan terasa lain 
dibanding bila terhadap orang lain. Begitulah seharusnya membuktikan cinta 
kepada Allah, yakni dengan begitu gembira, dengan penuh semangat menyambut 
segala aturan syariat. Tidak ada yang bisa menghalangi, untuk urusan yang 
menyangkut terlaksananya aturan-aturan Allah dimuka bumi.
Adapun cinta kepada Rasulullah, adalah manifestasi langsung dari kecintaan 
kepada Allah. Karena lewat Rasul-Nya-lah ajaran Allah sampai kepada segenap 
manusia. Dan, Rasulullah adalah syariat Allah yang hidup, yang bisa diteladani, 
ditiru segala sesuatunya. Ajaran-ajaran Islam yang lebih detail, tidak selalu 
termuat di dalam firman Allah, tetapi bisa dicontohkan langsung pada kehidupan 
Rasul. Mencintai Rasulullah adalah juga salah satu bukti kecintaan kepada 
Allah, dan merupakan syarat mutlak bisa terlaksananya aturan-aturan syariat.
  
Cinta karena Allah 
Setelah menempatkan Allah pada urutan pertama yang dicintai, sangatlah wajar 
bila kelanjutannya adalah mencintai segala sesuatu karena Dia semata. Segala 
hal yang tidak dicintai-Nya harus dibenci. Dan segala sesuatu yang menjadi 
kecintaan-Nya, seharusnyalah dicintai. Sebab, bagaimana bisa dikatakan cinta, 
bila ternyata yang dibenci-Nya itu justru yang menjadi kesenangan kita.
Mencintai segala sesuatu karena Allah, tidaklah akan menghalangi manusia dari 
kehidupan yang wajar. Justru itulah cara hidup yang paling alamiah. Karena 
Allah senantiasa menyukai yang baik-baik. Segala sesuatu yang dicintai-Nya 
pasti baik dan membawa manfaat, bahkan bukan hanya untuk pribadi melainkan juga 
untuk masyarakat banyak. Sementara yang dibenci Allah adalah sebaliknya, yang 
tentu saja akan membawa bencana bagi kehidupan manusia dan dunia.
Kadang ada orang yang beralasan, secara fitrah ia sudah menyukai kebenaran dan 
segala yang baik-baik. Lalu, dengan gegabah ia menyatakan sudah menunjukkan 
bukti kecintaan kepada Tuhan tanpa harus bersusah payah melaksanakan aturannya 
yang memberatkan. Orang demikian adalah omong kosong, karena ia mencintai 
sesuatu bukan didasarkan pada cintanya kepada Allah melainkan pada perasaannya 
sendiri, pada nafsunya. Nafsunya itulah yang menjadi tuhannya. Buktinya, 
perintah Allah sekalipun, asal dirasa memberatkan, tidak akan dilakukan. Inilah 
justru bukti kekafiran yang paling jelas.
Cinta kepada Allah akan melandasi segala tingkah laku seseorang dalam 
bermasyarakat. Memilih sahabat, lingkungan, istri, pekerjaan, pemimpin, dan 
semuanya selalu dilandasi pada kecintaan kepada Allah. Mereka yang termasuk 
dalam kategori orang yang dibenci Allah, tidak akan diambil menjadi orang 
dekat, apalagi dipentingkan. 
  
Takut kembali kepada kekufuran 
Begitu menjadi muslim, kita harus mengucapkan selamat tinggal kepada 
kejahiliyahan, selamat tinggal tradisi lama, selamat tinggal segala yang berbau 
budaya jahiliyah. Kita kubur dalam-dalam masa silam. Kini yang ada hanya Islam. 
Kita mulai sejarah baru, hidup baru, ketentuan baru dan segalanya yang serba 
baru.
Tak perlu ragu-ragu, sebab kita yakin Islamlah yang akan mengantar kepada 
kebahagiaan dunia dan akhirat. Kita mungkin satu saat bisa mengharapkan 
keuntungan besar dari bisnis yang kita lakukan. Tetapi apalah gunanya bila itu 
tidak bisa menolong nasib kita di akhirat?
Untuk bisa berbisnis, berbuat, berkarya, mengajarkan ilmu, mendidik dan 
lain-lain dengan sukses sekaligus punya arti untuk kehidupan akhirat, Islamkan 
dulu perilaku kita. Tinggalkan kehidupan jahili selekas-lekasnya, dan jangan 
kembali lagi. Takutlah kepada kekufuran sebagaimana takutnya kita dimasukkan ke 
dalam api neraka yang menyala-nyala.
Di samping sebagai bukti cinta, sikap meninggalkan kekufuran itu juga akan 
menjadikan kita mampu merasakan manisnya iman. Artinya, kita justru merasa 
bahagia, beruntung, senang, dengan meninggalkannya. Selama kita masih merasa 
eman meninggalkan kekufuran, maka cinta kita kepada Allah belum tulus. Dan, itu 
akan mempengaruhi perasaan kita, yang justru merasa tertekan dengan segala 
atribut Islam.



tah ayeuna koma masing-masing hirup didinya keur didinya kuring keur kuring, 
ngan kuring dina hak iyeu hayang ngabejaan urang sunda supaya teu kabawa 
sukabakaba kabawa ku fikiran jahiliyah gaya modern,

cag....
Benerna ti gusti Allah swt
salahna ti Agus Pakusarakan



2009/4/29 astrajingga hendian <astrajingga19@ yahoo.com>













Emang nu disebut iman teh nu kumaha kang???
Jeung siga kumaha iman teh kang???



      
___________________________________________________________________________
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Kirim email ke