Ilmu pengetahuan atau kehidupan kita sehari-hari menjadi nggak 
mungkin tanpa generalisasi.  STOP.  Tapi generalisasi bukanlah serta 
merta menjadi 'seharusnya'.  Perhatikan, sejarah hidup manusia 
berkembang mengalir seperti ini justru karena ada terobosan-
terobosan dari minoritas (terobosan pemikiran dan gerakan) dan 
kemudian diikuti dengan perubahan-perubahan kodrati (ultimate). Di 
sinilah perubahan dalam konstruk sosial bersinggungan dengan 
perubahan kodrati (i.e. convergence)

So jangan terbolak-bolak.  Kita terbolak-bolak karena perubahan yang 
ultimate (kodrati, naluri, instink) itu nggak bisa kita ikuti karena 
jangka waktunya yang panjaaaaang.

Di masa prasejarah perempuan tuh cari makan dan kehidupan.  Di masa 
berburu merambah dan pertanian Dunia Lama perempuan itu sokoguru 
ekonomi keluarga. Kemudian sejak 5000 tahun terakhir patriarki sudah 
mendominasi dalam setiap lini kehidupan kita, yaitu abad pertanian 
irigasi, industri, dan sekarang informasi.  Nah, jadilah konstruk 
sosial ini menjadi semacam naluri (pake istilah mbak Ade dan pak 
Oman). Misalnya memasak itu katanya naluri perempuan.

Nah, sekarang jaman (akan) berubah lagi. Yang berubah adalah faktor 
kehidupan sehari-sehari yaitu konstruk sosial.  Misalnya perubahan 
pada kemandirian ekonomi perempuan. 

Mohon maap, kalau saya menakutkan temen-temen (cowok), tapi saya 
cuma mau membuktikan poin saya.  Perubahan kodrati yang nggak bisa 
dibendung akibat dari perubahan konstruk sosial kemandirian ekonomi 
perempuan ini adalah: feminisasi laki-laki - dalam artian yang 
positip.

So roll on, guys. Dicari: cowok feminis. Siapa takut?

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oman abdurahman 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Mbak Ade, 
>  Sebagaimana kita saksikan dalam banyak posting di milist ini, 
> geneneralisasi sah-sah saja, apalagi jika nature-nya memang 
demikian. Naluri 
> memasak, ngurus anak, membesarkan anak-anak di lingkungan 
keluarga, saya 
> berpendapat, memang itu adalah bagian dari naluri pada perempuan 
(paling 
> tidak: lebih dominan pada perempuan) disamping juga tak sedikit 
yang sudah 
> menjadi kesadaran. Sifat-sifat jamaliyyah-Nya memang 
termanisfestasi lebih 
> besar pada perempuan. 
>  Catatan saya, jika banyak laki-laki yang pandai masak atau juru 
masak di 
> hotel-hotel dan restoran-restoran, saya kira bukan atas dasar 
dorongan 
> "rasa" titik berangkatnya, namun lebih ke atas dasar rasio 
(pengetahuan 
> resep, dst, tentu saja ada "rasa" yang digunakan, misal sewaktu 
mencicipi, 
> namun keseluruhannya bukanlah "rasa" yang menjadi pendorongnya). 
Ini juga 
> yang bisa menjelaskan kenapa masakan sang isteri sangat 
dipengaruhi suasana 
> hatinya.
>  Catatan lain saya: Kebahagian dapat diraih kok di dalam rumah 
tangga, tanpa 
> mesti kerja di luar rumah. Ada banyak orang yang bahagia tanpa 
membawa-bawa 
> azas HAM, bahkan orang-orang seperti itu melaksanakan dulu 
kewajiban hidup 
> bermasyarakatnya ketimbang mendahulukan HAM dirinya. Saya kira, 
HAM akan 
> terwujud apabila setiap orang sadar akan kewajiban dirinya dalam 
hidup 
> bermasyarakat.
>  Meskipun demikian, saya tidak menghalangi jika ada atau banyak 
perempuan 
> bekerja di luar rumah. Silahkan saja kok, kan semua sudah tahu 
> kemungkinan-kemungkinannya. 
>   manAR
> 
> 
>  On 8/18/05, Ade Suerani <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> > 
> > Salahkah saya men-generalisir?
> > Coba, ada data tidak (angka lho) berapa persen laki-laki yang 
punya naluri
> > memasak, mengurus anak, mencucui dll?
> > Banyakan mana sama perempuan?
> > Saya mohon mbak Herni kutipkan saya angka-angka itu. Kalau laki-
laki lebih
> > banyak, maka teori generalisir ala saya terpatahkan. Tidak cukup 
kita cuma
> > bisa berspekulasi tentang peran. Kita perlu data, mbak, agar 
argumen itu
> > kuat, bisa diterima orang banyak termasuk saya.
> > 
> > Wassalam,
> > Ade
> > 
> > ----- Original Message -----
> > From: "Herni Sri Nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Sent: Wednesday, August 17, 2005 7:37 PM
> > Subject: [wanita-muslimah] Re: Wanita Bekerja Diluar Rumah
> > 
> > 
> > > Mbak Ade,
> > >
> > > Dng mengatakan (saya kutip pernyataan anda):
> > >
> > > "Mungkin perlu diingat oleh semuanya, bahwa naluri perempuan
> > > sesungguhnya adalah memasak, mengurus anak dll. Silahkan sibuk
> > > diluar, tapi sungguh, kangen banget yang namanya mengulek, 
campur-
> > > campur bumbu, menumis, dll. Laki-laki tidak demikain 'kan?"
> > >
> > > Berarti anda yg menggeneralisir ya? :-) Kasihan amat laki2 yg 
punya
> > > naluri ingin mengurus anak, memasak, menyuci, dll :-) The 
point is,
> > > perempuan punya kebutuhan yg sama utk mengaktualisasikan diri, 
sama
> > > halnya dng laki2 punya kebutuhan yg sama utk terlibat dalam 
kegiatan
> > > domestik/kekeluargaan. Sifatnya sangat cair, yg bisa 
dikompromikan
> > > antar suami/istri. Masalahnya adalah, kenapa keduanya harus
> > > dipisahkan? apalagi digeneralisasi...
> > >
> > > Ps. sekarang sudah banyak pekerjaan dng jam kerja yg relatif
> > > fleksibel dan gak harus selalu datang ke kantor tiap hari. 
Bisa jadi,
> > > ini menjadi proyeksi trend bekerja di masa yad.
> > >
> > >
> > > wassalam,
> > > herni
> > >
> > >
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ade Suerani" 
<[EMAIL PROTECTED]>
> > > wrote:
> > >
> > >> Tidak semua perempuan punya naluri pengen berprestasi 
dimasyarakat.
> > >> Contohnya saya. Saya merasa lebih bahagia bekerja dalam rumah
> > >> daripada keluar masuk kantor pergi jam segini pulang jam 
segitu,
> > >> terpenjara bo!
> > >>
> > >> Mungkin perlu diingat oleh semuanya, bahwa naluri perempuan
> > >> sesungguhnya adalah memasak, mengurus anak dll. Silahkan sibuk
> > >> diluar, tapi sungguh, kangen banget yang namanya mengulek, 
campur-
> > >> campur bumbu, menumis, dll. Laki-laki tidak demikain 'kan?
> > >>
> > >> Begitulah penulis mengambil sampel yang men-generalisir. 
Jangan
> > >> kuatir, perempuan yang tidak kangen diranah domestik, mungkin 
bisa
> > >> masuk golongan spesialis. Yang penting penulis tidak pakai 
teori
> > >> pukul rata, karena ini yang berbahaya dan perlu dikritisi. 
Saran
> > >> penulis sangat ideal, koq. Ada alternatif yang ditawarkan 
untuk
> > >> mengaktualisasikan diri bagi perempuan. Orang yang mulia 
disisi
> > > Allah adalah orang yang bermanfaat bagi lingkungannya, dan 
jadi orang
> > > yang bermanfaat tidak harus selalu bekerja diluar rumah. Itu 
sudah
> > > sangat cukup, tidak perlu menunggu pujian dari orang-orang 
sudah
> > > jadi ini itu "diluar".
> > >>
> > >> Wassalam,
> > >> Ade
> > >>
> > >> ----- Original Message -----
> > >> From: "Dana Pamilih" <[EMAIL PROTECTED]>
> > >> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > >> Sent: Tuesday, August 16, 2005 1:13 PM
> > >> Subject: [wanita-muslimah] Re: Wanita Bekerja Diluar Rumah
> > >>
> > >>
> > >> > Nasihat ini melupakan bahwa perempuan juga memiliki 
aspirasi utk
> > >> > berprestasi di masyarakat. Dalam konsep HAM dimana setiap 
manusia
> > >> > berhak mengejar aspirasi mereka selama tidak melanggar HAM 
orang
> > >> > lain, maka upaya yg menghalanginya adalah melanggar HAM.
> > >> >
> > >> > Konstruk sosial yg dicanangkan oleh syaikh ini memang khas
> > >> > masyarakat Timur Tengah yg belum tercerahkan. Belum memahami
> > > bahwa
> > >> > setiap manusia baik laki2 maupun perempuan memiliki cita2,
> > > aspirasi,
> > >> > hak mengejar kebahagiaan yg sama. Saya menolak kalau 
konstruk yg
> > >> > merendahkan manusia lain karena jenis kelamin atau karena
> > >> > kepercayaan yg dianut ini adalah dianggap konstruk yg adil.
> > >> >
> > >> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, arief dani
> > > <[EMAIL PROTECTED]>
> > >> > wrote:
> > >> >> Wanita Bekerja Diluar Rumah
> > >> >> Mawlana Syaikh Nazim Adil al Haqqani an Naqshbandi
> > >> >> Ditranslasi dari Liberating The Soul Volume 1
> > >> >>
> > >> >>
> > >> >> "Syaikh Nazim memberikan nasehat ini kepada seorang wanita 
yang
> > >> > bertanya apakah ia boleh bekerja diluar rumah".
> > >> >>
> > >> >> Jika anda para istri perlu untuk bekerja diluar rumah, maka
> > >> > bekerjalah, hal ini jika pendapatan yang diberikan suamimu 
kurang
> > >> > mencukupi untuk kebutuhanmu. Tetapi jika telah mencukupi 
maka
> > > kalian
> > >> > janganlah bekerja. Jika seorang suami bekerja, kita tidak
> > > mengatakan
> > >> > istrinya harus bekerja juga, karena kita percaya bahwa 
Allah swt
> > >> > memberikan kelebihan barakah kepada suaminya dan pada 
keluarganya,
> > >> > jika istri tidak bekerja diluar rumah.
> > >> >>
> > >> >> Jika istri bekerja, maka barakah yang datang akan 
berkurang bagi
> > >> > keduanya. Untuk itulah sebaiknya cukup suami saja yang 
bekerja dan
> > >> > istri menjadi pemelihara rumah. Kita tidak meminta uang yang
> > >> > berlebih tetapi mintalah barakah ya ng berlebih.Meskipun 
dengan
> > > uang
> > >> > yang sedikit, tetapi akan lebih berkah, maka hal itu
> > >> >> adalah lebih baik daripada uang yang banyak tetapi kurang
> > >> > keberkahan, apalagi jika keduanya menjadi kelelahan tanpa 
barakah.
> > >> >>
> > >> >> Layanan para istri hanyalah untuk suaminya, yaitu dengan
> > >> > mengerjakan segala hal didalam rumah. Jika kalian para istri
> > >> > memiliki kelebihan waktu dan kalian ingin mengerjakan 
sesuatu,
> > > maka
> > >> > kalian dapat melakukan pekerjaan ketrampilan didalam rumah. 
Jadi
> > >> > janganlah kalian para istri menjadi budak untuk suatu 
pekrjaan
> > >> > diluar rumah.
> > >> >>
> > >> >> Saat ini manusia adalah budak Karena mereka tidak dapat 
membatasi
> > >> > kerja atau keinginan mereka. Selalu ada perkataan aku harus
> > > mendapat
> > >> > penghasilan lebih banyak. Padahal kalian para istri harus 
bebas
> > >> > untuk tidak berada dibawah perintah orang-orang pebisnis 
diluar
> > >> > rumah kalian. Kalian para istri harus memiliki waktu yang 
bebas
> > >> > untuk suami kalian.
> > >> >>
> > >> >> Untuk menghindari kebosanan di dalam rumah, maka kalian 
haruslah
> > >> > menyibukkan diri. Kalian para istri bisa mengisi waktu 
dengan
> > >> > menjahit, melukis atau menulis. Apapun yang pantas dan dapat
> > > kalian
> > >> > lakukan. Kalianpun bisa mempersiapakan masa depan putrimu 
agar ia
> > >> > berhasil dalam kehidupan berkeluarga dimasa depannya.
> > >> >>
> > >> >> Dahulu setiap ibu akan mempersiapkan pakaian pernikahan 
untuk
> > >> > putrinya, lakukanlah hal-hal seperti itu, karena hal itu 
penting.
> > >> > Jika anda tidak menyibukkan dirimu maka egomu akan 
memikirkan
> > >> > keinginan dan hal-hal yang buruk. Tidak ada waktu untuk 
menganggur
> > >> > dalam jalan kita. Janganlah kalian duduk menganggur tanpa 
guna.
> > >> >>
> > >> >>
> > >> >>
> > >> >> Wa min Allah at-tawfiq bi hurmat al-Fatiha
> > >> >>
> > >> >> wassalam, arief hamdani
> > >> >> hp 0816 830 748, please joint the Sufi Way
> > >> >> by access http://mevlanasufi.blogspot.com
> > >> >> jadwal dzikir jama'ah terbuka untuk umum
> > >> >>
> > >> >>
> > >> >>
> > >> >> MAJELIS DZIKIR HAQQANI
> > >> >>
> > >> >> Zawiyah Cempaka Putih
> > >> >> Kamis 18 Agustus 2005, Bada Isya
> > >> >> Jl. Cempaka Putih Raya 114
> > >> >> Jakarta
> > >> >>
> > >> >> Setiap Rabu, Jam 21.00
> > >> >> Zawiyah Cinere, Jl. Vila Terusan No. 16 Cinere
> > >> >> Masuk lewat Vila Cinere Mas
> > >> >>
> > >> >> Setiap Sabtu, Bada Ashar
> > >> >> Zawiyah Teuku Umar
> > >> >> Jl. Teuku Umar 41, Jakarta Pusat
> > >> >>
> > >> >> Setiap Senin Malam jam 20.30
> > >> >> Zawiyah Sanggar Bulungan
> > >> >> Dibelakang Kolam Renang Bulungan Jl. Kyai Maja
> > >> >>
> > >> >> JADWAL MAJELIS DZIKIR DI KOTA INDONESIA
> > >> >> DAN SELURUH DUNIA DAPAT DI AKSES DI
> > >> >> http://mevlanasufi.blogspot.com
> > >> >>
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Milis Wanita Muslimah
> > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> > > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED]
> > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> > >
> > > This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment 
> > ....
> > > Yahoo! Groups Links
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> > 
> > This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment ....
> > Yahoo! Groups Links
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke