assalamu'alaykum wr wb, mas satriyo yang baik, impresi semacam yang mas satriyo pikirkan mirip dengan impresi yang saya tangkap ketika di jaman kuliah baru ikut harokah, sedang masa sangat kesengsem dan pada saat yang sama bertemu dengan teman teman dari HMI, PMII, santri salafiyyah yang ngga mau ikutan kegiatan keagamaan apapun di kampus (kecuali pelajaran agama, mentoring yg diwajibkan dan sholat lima waktu).
dalam pandangan saya waktu itu, ya amaliyyah ibadah, kehalusan budi bahasa, semangat kebersamaan dan ghiroh keislaman yang ditunjukkan teman teman harokah, baik itu ikhwan, jamaah tabligh, salafy maupun hizbut tahrir, pun belakangan dari PII, GPI dan lainnya. semangat untuk berjilbab, semangat merubah diri dari yang tidak terkontrol dan tidak berbudaya, menjadi halus berbahasa, selalu ingat tentang masalah agama dan Tuhan, semangat berjilbab, yang malas belajar jadi rajin supaya bisa teratur dalam berdakwah dan belajar, keinginan membentuk masayarakat islami dengan menyegerahkan menikah. sampai sampai di jaman itu, meski saya orang tua saya tinggal satu kota dengan tempat kuliah saya, namun supaya lebih dekat dengan kehidupan para santri kota ini, saya sering tidur di masjid, ikut berbagai pengajian, dari sana mulai kenal dan bisa mebedakan antara jamaah yang satu dengan yang lainnya. dalam berbagai kegiatan saya melihat keaktifan teman teman supaya bisa berbagi dan menangkal pengaruh buruk terutama pada mahasiswa baru. dalam ospek saya bersama dengan rekan yang ikhwan mengambil posisi yang bisa melindungi, mengarahkan dan mengcounter mereka yang "ingin hura hura dan mengacaukan suadana" conter terberat terutama terhadap yang kristen dan apalagi terhadap anak anak kiri. sampai di pertengahan kuliah, waktu itu saya juga aktif dengan kegiatan penelitian, yang bersama sama temen teman saya "hijaukan" sehingga jadi organisasi kembarannya LDK tapi aktivitas di penelitian, organisasi itu mulai diminati banyak anak, dari semua golongan. beberapa new comer tersebut berlatar belakang NU, pesantren, ya model model Darul Ulum, Tebuireng, dlsb ada pula yang dari MAPK - Madrasah Aliyah Program Khusus. Ini mirip sekolah khusus level SMA dengan concern dibidang agama. Jadi agama super plus. Berhubung jadi pembimbing karya tulis, saya dekat secara sangat intens bersama mereka. Seiring berkembangnya waktu, cerita antara kami juga berkembang. Berawal dari mr. N, jebolan darul ulum yang super lembut dan tidak mau ikut aktivitas LDK ataupun senat senatan, namun secara kultural berperan besar mengenforce forum yasinan setiap malam jum'at di asrama kopma. Belakangan bertemu mr. Z yang lulusan MAPK, tapi kuliahnya di akuntansi, dan mondok sambil kuliah di salah satu pesantren NU PP MU yg termasuk terbesar di kota kami, dan karena lokasinya di kota banyak pula kangan orang tua yang NU yang mewajibkan anaknya mondok di sana selama kuliah, langsung di level ula hanya untuk ngalap berkah, khawatir kagetan kalau kos di sekolah umum, itu pun setelah crosscheck dengan pilihan lain, wah al hikamnya ketua NU yg sekarang niru modelnya gontor, hanya selevel kelas satu ketika MAPK. Pun al hikam itu justru kebanyakan diisi mahasiswa yg latar belakangnya bukan pesantren. jadi justru bener bener pesantren mahasiswa yang baru entry point. tanya : kenapa gak modndok di pesantren mahasiswa punya teman teman harokah ? atau ikut mahad ? wah, ya jauh mas. waktu itu saya belum paham seberapa jauh jaraknya. :)) Perkenalan awal dengan teman teman ini membuat saya melangkah ke banyak pengajian ANU yang sedang membahas kitab kuning. berhubung mulainya dari masjid di masyaarakat maka ya kitab kitab kelas rendahan yang diakses, namun dari sana saya bisa melihat bedanya penjelasan antara suatu masalah antara kalangan muhammadiyah, persis, NU. akses ke pengajian, bacaan para santri NU, diskusi dan ikutan sowan ke ndalem kyai membuat saya bisa menilai bahwa ketika mereka membincang A, referensi mereka dibuka memabahas aspek dari A sampai Z nya, untuk menentukan atau memberi referensi yang suitable case per case. Dan memang sulit menemukan yang "guru" dan memberikan keterbukaan seperti ini. [ makanya dalam khazanah sufi, salah satu tahapan yang sulit adalah menemukan guru yang tepat ]. Teman teman harokah sampai kalangan pengajarnya pun memilki kecenderungan untuk berpraktis ria, ambil yang pasti pasti saja, sementara khazanah sering kali terbuka lebar, yang saya sering temukan, meskipun mereka memiliki akses pada khazanah keislaman yang luas, namun paradigma mereka memang membuat mereka cenderung mengambil hal hal yang sudah standar, sehingga alternatif khazanah tidak dipergunakan sebagai kemudahan atau kemungkinan. ada usaha penyeragaman di sana. Ketika reformasi, hal ini makin menguat dalam wilayah organisasi. LDK dan senat mulai diakuisisi antar golongan. rebutan kekuasaan terjadi. Saat itulah justru dengan teman teman dari ranah NU kita bisa mendinamisasi lembaga tanpa harus dikooptasi salah satu golongan. baisanya teman teman harokah untuk acara dauraoh atau pengajian selalu pasang anama ustad ustad dari mahad merekamasing masing. Ini kita eliminir efeknya dengan memberikan berbagai warna ustad sesuai spesifikasi dan representasinya. dengan adanya banyak warna, mereka sebel karena proses ideologisasi terhambat, tetapi bagi anak baru, mereka bisa mengakses lebih banyak wacana. Berkali kali teman teman harokah ingin merebut kursi organisasi, yg strategis tentu ketua keputrian, ketua ldk, dan sekretaris. untuk itu dalam rapat pergantian kepengurusan mereka sering melakukan mobolisasi sehingga bisa voting dan menang pemilu. akhirnya mau tidak mau kita gantian mobilisasi dan bikin keruh forum dulu, kuat kuatan. teman teman harokah punya batasan jam malam, padahal kekuatan mereka 80% dari akhwat. akhirnya kalah karena mereka jam 9 harus pulang, tahun berikutnya kejadian yang sama terulang lagi, kali ini mereka nekat akhwatnya tidak dipulangkan, namun kali ini yg NU juga lebih siap, adik adik yg dimobolisasi sudah dipersiapkan tentang wacana rebutan kekuasaan ini, pun yg disiapkan sebagai penetral juga diikutkan mahad, sehingga personalitas sebagai figur yg harus dibela pun tidak bisa dimainkan, jadi meskipun sudah dimobilisasi, toh teman teman bisa melihat mana yang harus dipilih. jadi mjeskipun menang, teman harokah pun tidak kita depak, mereka tetap dihadirkan sebagai representasi. dalam jalannya oraganisasi, kadang yang bermasalah ketika salah satu harokah boycott. ini memang tidak fair, karena yg bermain adalah organisasi di dalam oraganisasi. untuk ini mau gak mau tim harus selalu solid dengan konsep, saat ini kita hadir untuk organisasi ini, bukan untuk organisasi yang lain. reformasi juga memberi pelajaran bagaimana flsdk menhasilakan kammi. kammi ini aslinya adalah gabungan berbagai ldk. yang menolak konsep ini adalah anak anak dari ldk univ yg didominasi HT. sesuai perkiraan yg menolak pembentukan kammi adalah IPB dan IKIP Malang. sayang belum setahun, teman teman tarbiyah mengkooptasi kammi, sehingga saat ini kammi identik dengan underbow PKS. lucunya waktu akan diadakan fsldk ini (forum silaturahmi lebaga dakwah kampus - forum ldk seluauh indonesia) saya pas main ke UI, ke salemba, masjid ARH, ketemu teman yang anak tarbiyah, juga fachri hamzah dan lain lain. lagi membicang untuk pembentukan KAMMI ini. karenanya ketika kembali ke Malang (FSLDK diadakan di Malang sebulan setelah itu) saya tidak heran ketika KAMMI jadi berdiri. dan tidak heran pula ketika akhirnya dikooptasi. PS : saya sendiri sempat mendalami HT karena pernah jadi mahasiswa ikip malang dan ikutan dauroh mereka sampai ikutan jadi panitia bazar buku 3 bulan dan ikut pengajian intensif dimasjidnya. pun LDK yg saya ikuti di kampus adalah halaqoh bughot [ isinya jebolan HT, jebolan IM, jebolan JT ] yg jaringannya di ITS, Unair dan Unibraw - asuhan ust. Ihya Ulumuudin dan mas Junaidi Sahal - PP Nurul Haromain. Sekitar masa akhir kuliah, temen teman membuat penelitian tentang jilbab. ternyata masalah para akhwat, ketika kita masuk lebih dalam ke personalitas masing masing memiliki banyak sisi, jauh lebih kompleks dari yg biasa kita bayangkan. Apalagi mereka berasal dari berbagai kalangan, banyak suara suara dari mereka yang tidak terdengar dan tidak terekspresikan. tentang penelitian jilbab ini saya pernah beberapa kali posting source wawancara. Ingat tentang case Robert ? Namun sejak saat itu saya menjaga jarak dengan para ikhwan meskipun mereka adalah sahabat sahabat terbaikku, yg makan, nginep, acara dan bikin kegiatan selali barengan sampai sekarang. Ketika pembentukan partai pun, masih sering ikutan baksos mereka dan ketika pemilu masih sempat disuruh jadi pengawas pemilu (gak jadi sih akhirnya). Dalam baksos sering mendengar keluhan teman kedokteran, jaman masih buat kampanye mereka selalu dpakai buat baksos, abis kampanye dilupakan. heuuuh. hal ini makin menguatkan saya untuk aware. Hal hal semacam diatas [ masih banyak lagi sebenarnya yg sukar dilukiskan ] membuat saya memahami mengapa secara nature rekan rekan dari NU nampak menghindar dari rekan LDK. Ketika akhirnya kerja di Sby, teman satu kos dan akhirnya sekamar adalah mahasiswa master jurusan ilmu politik Unair. Jebolan MAPK Jombang [ temennya mbak Fath itu lho], dari keluarga santri, lulusan IAIN SA - jurusan ushuluddin. Lho, sampean kok kayak mahasiswa biasa, gak nampang nyantri blas. ibadah sehari hari ya kagak sehebat temen satu kos yg jadi anak JT. yg sholat lima waktu selalu di masjid. Sedang menyembunyikan diri, karena perlu waktu untuk merenung dan memhami dengan mengambil jarak katanya. wwaaaa, jawaban macam apa itu ? akhirnya sering jalan bareng ama dia, main ke IAIN, ikutan seminar di unair, ikutan kuliahnya, diskusi berbagai mata kuliah bareng dia, masalah gender pun nampaknya jadi ketertarikan saya gara gara sering diskusi masalah ini sama dia dan baca baca makalahnya. Pada intinya, dan pada akhirnya, saya bisa memahami jarak dan waktu yg dia pilih untuk menarik jarak itu. semacam sendiri diantara keramaian, karena pada saat yang sama juga jadi aktivis sering melakukan pendampingan untuk kalangan marginal yang sering digusur, pendampingan buruh yg kena PHK (lagi rame demo biuruh maspion di kala itu). pada saa itulah saya lihat dia hadir diantara orang banyak. saat yang sama juga nyambi nerjemahin dan nulis karena dia harus membiayai sendiri kuliahnya. doi saat ini back to campuss jadi staff peneliti di IAIN SA. jalan yang ditempuhnya memang berbeda dnegan hiruk pikuk teman teman LDK atau harokah di masa itu. dengan impresi yang samalah saya berusaha menangkap fenomena al hallaj, siti jenar, gus dur, mas aman fatha, ulil, dan rekan rekan lainnya yang seringkali tidak bisa persepsi, diindra dan dideskripsikan oleh rekan rekan harokah. mungkin itu sekedar kesan saya. salam, Ari Condro ----- Original Message ----- From: "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> lalu hubungannya apa ya dng komunitas WM? apa ada yang publik figur SEPERTI ulil, yang kata-katanya dan tindak-tanduknya jadi konsumsi publik dan membuat suasana antar sesama muslim jadi tidak nyaman? kalo ada mungkin akan saya katakan hal yang sama. tentu lah mba saya paham, tidak mungkin ada yang serta merta 'open book' tentang kehidupan pribadinya, bahkan yang privat sekalipun. buat apa? toh seperti yang sejauh ini kita pahami, buat sesama netters,ya apa yang disampaikan akan cukup mewakili jati diri yang bersangkutan. jd saya tidak menuntut mba aisah, dan mas ary, buat gantian menceritakan sekelumit tentang diri seperti saya di atas. terakhir mungkin buat mas ary, apa iya mas bisa disamakan antara pembedaan 'islam- muslim' dan 'ide ulil-tindak ulil'? maaf tapi saya masih gak bisa melihat hubungannya. muslim jelas beda dari islam, karena muslim adalah mereka yang mengikuti perintah 4jji (:islam) dan bisa jd mereka tidak bisa pas mengikutinya karena berbagai variabel fitrah/manusiawi, sendangkan 'islam' sebagai representasi 4jji dalam menunjuki makhluknya pasti pas untuk diikuti. sedangkan ulil adalah satu entitas, dan mana mungkin dibedakan antara perkataan/ide/opini ulil dan tindakan/amaliah (selain 'berkata-kata' ... yang juga adalah tindakan tapi berupa tindakan lisan)? atau ada yang saya miss dari apa yang mas sampaikan. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/