mohon maaf, saya hanya sedikit nimbrung:

1. saya yang dhaif ini tidak membayangkan ke depan nanti ketika suasan
seperti ini ... sesama saudara seiman saling menuduh dan memusuhi, ...
karena tidak bisa melihat mana kawan dan mana lawan, ... akibat demikian
hebatnya pemutarbalikan fakta oleh media massa yang notabene tidak pernah
bisa objektif dan melihat permasalahan dari dua sisi dng adil, ... karena
ummat memang tidak punya 'corong' resmi untuk membeberkan berbagai pernik
permasalahan secara jujur apa adanya.

2. salahkan seorang muslim untuk tersinggung ketika saudaranya difitnah,
dilecehkan dan dijadikan tertuduh tanpa bukti otentik dan objektifitas dalam
pemaparannya? mungkin caranya yang emosional - siapa yang tidak emosi ketika
sedang tersinggung - dalam melakukan pembelaan dan mencoba mendudukan
perkaran pada tempatnya, tapi hanya untuk itu lalu dia pantas jadi 'sosok
negatif perusak citra dan anti HAM dan tidak ini itu'?

3. untuk sejumlah istilah:
ustad, dari bahasa arab yang artinya 'guru' ... hmm jadi yang namanya guru
ya di mana-mana sama, karena manusia, tak lepas dari salah dan dosa. apakah
ada sekolahannya? ya ada. tapi memang tidak ada yang mencantumkan sebagai
'sekolah ustad' atau 'universitas ustad' ...melainkan di lembaga pendidikan
mana saja yang bisa membekali seseorang dengan 'ilmu' yang patut agar yang
bersangkutan pantas menjadi 'ustad' ... soal akhlak, nah itu yang gak ada
sekolahannya.
habib, juga dari bahasa arab dan gak ada hubungannya dengan ustad atau
bukan. habib adalah istilah yang dipakai sekelompok etnis tertentu yang
sudah lama beranak pinak di negeri ini. habib juga ada yang beres, dan gek
sedikit yang 'ngaco' ... karena mereka menganggap sebagai keturunan nabi
sehingga dosa mudah dihapus 'spt membersihkan kaki yang berlumpur dengan
mencucinya dng air' ... dari kalangan kelompok itu sendiri ada yang
keberatan dengan label ini karena mereka yang kritis ini cendrung lebih
terpelajar baik agama dan non-agamanya.
ulama, jamak dari alim, juga bahasa arab, yang artinya orang yang berilmu.
dalam prakteknya, sekarang ini mengacu pada mereka yang ilmu agamanya
(kecuali praktek akhlaknya tentu) lebih tinggi dari umumnya orang islam dan
biasanya punya status yang lebih tinggi dari ustad, karena satu dan lain
hal. ulama sendiri tidak jauh beda dari pengertian ilmuwan atau cendekiawan.
dan memang di waktu lampau, ulama itu menguasai tidak hanya ilmu agam tapi
juga ilmu umum. tidak sedikit para ulama salaf itu adalah ahli di bidang
kedokteran, matematika, astronomi, pertanian, ekonimi, bahasa, sastra, seni,
kimia, biologi, filsafat dll. hanya sekarang itu tereduksi tinggallah
sedikit saja memang benar-benar ulama seperti pada makna awalnya. dan dalam
al-Quran, ulama yang dahulu itulah yang memang ulama yang dimaksud, bukan
yang hanya tahu agama saja. untuk yang ini WAJIB sekolah dan memang ada
sekolahannya. tebak hayo ... di mana?
kyai, dari bahasa jawa, gak ada hubungannya dengan agama, islam atau apapun.
merujuk kepada manusia atau benda yang dihormati dan dianggap punya kekuatan
dan kemampuan hebat. untuk yang ini gak ada sekolahannya. ini mah NASIB!
ajengan, dari bahasa sunda, versi lain dari kyai, demang, dll, yang hampir
di setiap daerah ada istilah khusus. ini jg NASIB!
ikut kontes? hmmm ... apa itu usulan? anjuran? karena kontes gak bisa tuh
gantiin sekolah.

ada apa ya dengan masa lalu yang tidak 'baik'? ingat kisah ibnu hajar? umar
ra? masa lalu mereka kelam tapi atas izin allah mereka menjadi pelita islam.

untuk yang ini: Ceramah agama sekali dua kali, bikin pengajian, tausyiahan,
karismatik, oratoris, bisa meng 'hipnotis' khalayak lantas banyak
jamaah'nyalangsung deh bergelar ustadz dengan sendirinya
saya no koment ... karena belum ngalamin bo! hehehe ....
eh kalo langsung 'bergelar' itu apa berarti boleh minta ijazahnya ya?

:-)

salam

On 12/1/05, L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Lha memangnya ustad, habib, ulama itu ada sekolahannya ?????????
> Lurah, camat masih ada sekolahnya.
> Kalo untuk ustad, kyai, ajengan, habib, ulama kan kayaknya instant.
> Atau ikut kontes pencari bakat di TPI :-)
>
> Ceramah agama sekali dua kali, bikin pengajian, tausyiahan, karismatik,
> oratoris,
> bisa meng 'hipnotis' khalayak lantas banyak jamaah'nya
> langsung deh bergelar ustadz dengan sendirinya.
>
> Misalnya seperti Uje [ Ustadz Jeffry al Buchori ], beberapa tahun lalu
> masih jadi pecandu.
> :-))
>
> Salam
> l.meilany
> [ Mahap, di WM kan juga ada ustadz/ah tiban, saya hormat :-)]
>   ----- Original Message -----
>   From: Donnie
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   Sent: Tuesday, November 29, 2005 11:49 AM
>   Subject: Re: [wanita-muslimah] Tragedi Akademik paling Memalukan
>
>
>
>   Usul aja pada MUI bikin fatwa kalau mau jadi uztad
>   harus sudah lulus kursus kepribadian dan public
>   speaking.. :-)
>
>   donnie
>
>   ===============
>   --- "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   > Kalo kata aa Gym dari teko yg isinya teh akan keluar
>   > teh bukan susu :-)
>   >
>   > Ustadz, dengan atribut yg indah2, islami, tetap juga
>   > manusia.[ lagunya seurius band]
>   > Kalo memang kebiasaan 'dari sononya' gampang
>   > meledak, temperamental,
>   > dimanapun berada, dalam situasi/kondisi apapun juga,
>   > ya begitu juga.
>   > Mustinya sebagai tokoh panutan harus bisa menjaga
>   > perilakunya, kalo gak kan malahan
>   > bisa menjatuhkan kredibilitasnya.
>   > Sama saja dong  nilai ustadz dengan preman pasar yg
>   > gampang naik darah ?
>   > Kalo yg satunya konon atas nama cinta agama, yg
>   > satunya konon gara2 kebanyakan minum
>   > :-)
>   >
>   > Justru sebenarnya manusia yg bergelar
>   > ustadz/habib/ulama dituntut dapat memberi contoh
>   > pada umat
>   > Gimana gitu caranya bisa mengendalikan emosi,
>   > berlaku sabar, ngomong yg santun mendinginkan,
>   > ikhlas menerima perbedaan meskipun hati ini panas
>   > luar biasa.
>   > :-)
>   >
>   > salam
>   > l.meilany
>   >
>   >   ----- Original Message -----
>   >   From: A Yasmina
>   >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   >   Sent: Sunday, November 27, 2005 6:00 AM
>   >   Subject: Re: [wanita-muslimah] Tragedi Akademik
>   > paling Memalukan
>   >
>   >
>   >   Iya mas Arcon,
>   >   Umumnya ustadz di Indonesia memang terbiasa
>   > ber-monolog, itu yang saya lihat
>   >   dalam satu pengajian atau ceramah2 di tv.  Jadi
>   > jarang terjadi dialog yang
>   >   ustadz dan peserta pengajian saling mengeluarkan
>   > pendapat, ada juga sih
>   >   dialog tapi bentuknya peserta pengajian mengajukan
>   > pertanyaan dan ustadz
>   >   menjawab, jadi kesannya tetap saja ustadz
>   > posisinya di atas.
>   >
>   >   Biasa berposisi di atas ini saya rasa yang
>   > menyebabkan bentuk diskusi publik
>   >   seperti di IAIN Sunan Kalijaga seperti di kampus2
>   > lainnya membuat posisi si
>   >   pembicara semuanya sejajar, jadi tidak lagi
>   > terjadi ustadz lebih tinggi dari
>   >   yang lainnya dan yang lainnya nurut penuh terhadap
>   > apapun pendapat ustadz.
>   >   Tentu saja ini membuat ustadz merasa tidak nyaman
>   > - dan emosinya gampang
>   >   terbakar.
>   >
>   >   Kondisi di milis juga seperti bentuk diskusi di
>   > kampus, ada kesetaraan
>   >   diantara anggota2 milis, tidak peduli umur, latar
>   > belakang, jenis kelamin,
>   >   dll.  Ini juga membuat kadang2 orang yang tidak
>   > terbiasa untuk berdialog,
>   >   gampang terpancing emosinya, apalagi jika ada
>   > orang yang terbiasa berhadapan
>   >   dengan perempuan yang dianggap lebih rendah dan
>   > beranggapan bahwa perempuan
>   >   yang baik itu adalah perempuan yang tidak pernah
>   > mengeluarkan pendapatnya.
>   >   Pengertian laki2 jadi pemimpin itu mungkin
>   > diterjemahkan secara bebas dengan
>   >   'apapun yang diucapkan pemimpin, harus di-amini
>   > oleh orang2 yang dipimpin,
>   >   termasuk perempuan".  Sebenarnya bagaimana sih
>   > Rasulullah mencontohkan cara
>   >   berdialog, berdiskusi dengan para sahabat dan para
>   > perempuan?
>   >
>   >   salam
>   >   Aisha
>   >   ----------
>   >   From: "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]>
>   >   dari milis tetangga:
>   >
>   >   Tragedi Akademik paling Memalukan
>   >
>   >   Senin, 23 November 2005, sekitar pukul 11.15-an,
>   > di hall Universitas Islam
>   >   Negeri (IAIN Sunan Kalijaga) Yogyakarta, saya kira
>   > bisa dibilang sebagai
>   >   "insiden akademik yang paling memalukan tahun
>   > ini".  Dalam diskusi publik
>   >   "Refleksi Sosial Agamawan terhadap Kenaikan Harga
>   > BBM di Indonesia" itu
>   >   hadir sebagai pembicara Prof. DR. Musa Ansyari,
>   > Ustadz Ja'far Umar Thalib,
>   >   dan DR. George Junus Aditjondro. Sedang Prof. DR.
>   > Mochtar Mas'ud tidak bisa
>   >   hadir.
>   >
>   >   Seperti biasa, ketiga pembicara memberi paparan
>   > awal sebagai pengantar
>   >   diskusi. Dua akademisi, Musa dan Aditjondro,
>   > melengkapi paparan dengan
>   >   makalah lengkap beserta data-data. Aditjonro
>   > dengan makalah "Disandera
>   >   Kabinet Pedagang Migas: Membongkar
>   > Kepentingan-kepentingan Domestik dan
>   >   Internasional di Balik Kenaikan Harga BBM di
>   > Indonesia", dan Prof. Musa
>   >   dalam kapasitasnya sebagai representasi Departemen
>   > Komunikasi dan
>   >   Informatika memberi dalih lewat "Latar Belakang
>   > dan Kebijakan Mengenai BBM".
>   >   Sedang Ja'far melisankan semua paparannya, tentu
>   > dengan perspektif agama
>   >   Islam.
>   >
>   >   Pada saat sesi tanya jawab, ada 5 penanggap dari
>   > floor yang dengan segera
>   >   direspon balik oleh ketiga pembicara, dimulai dari
>   > Musa, Ja'far dan terakhir
>   >   Aditjondro. Musa senderung defensif dan membela
>   > pemerintah. Memang itulah
>   >   wilayahnya. Tak menjadi soal. Ja'far menjawab
>   > dengan pendekatan norma2 agama
>   >   seperti laiknya ustadz yang baik. Nah, ketika
>   > respon balik inilah Aditjondro
>   >   mencoba memberi perluasan cakupan persoalan dengan
>   > membeberkan banyak
>   >   (kemungkinan)praktik konspirasi dalam banyak kasus
>   > bisnis militer dalam
>   >   industri perminyakan di Indonesia. Hingga ihwal
>   > dugaan Prabowo yang memiliki
>   >   dua kaki di Laskar Jihad dan kelompok Nasrani
>   > dalam konflik Maluku untuk
>   >   menjaga keberlangsungan bisnis minyaknya di sana.
>   > Semua dipaparkan dengan
>   >   runtut beserta dukungan data dan argumentasi yang
>   > masuk akal. Beberapa kali
>   >   respon riuh dari audiens menimpali paparan
>   > Aditjondro ini. Juga ketika itu
>   >   Aditjondro dengan cukup panjang memberi perspektif
>   > Islam dari garis
>   >   pemikiran Arkoun (dan pemikir Islam progresif
>   > lain) untuk dibumikan dalam
>   >   menyikapi problem sosial di tanah air. Juga
>   > tentang resistensi Gus Dur, dan
>   >   lainnya deh...
>   >
>   >   Nah, ketika sesi kedua akan dibuka oleh moderator
>   > inilah, tiba-tiba Ja'far
>   >   meminta waktu untuk bicara kembali. Di sinilah
>   > awal "tragedi" itu terjadi.
>   >   Ja'far langsung membuka responsnya dengan: "Kita
>   > telah mendengarkan gosip
>   >   gaya ibu-ibu PKK dari intelektual bernama doktor
>   > George Aditjondro". Audiens
>   >   segera terhenyak. Mereka kaget. Suara Ja'far
>   > lambat laun makin keras,
>   >   intonasinya kian tegas, jarinya sesekali
>   > menunjuk-nunjuk, juga mengepalkan
>   >   tangan kanannya. Audiens segera merespons dengan
>   > melontarkan kata2: "Bubar
>   >   saja! Sudah tidak kondusif!" Atau "Huuuu, payah!",
>   > "Tidak intelek!" dan
>   >   lainnya. Sementara beberapa pendukung Ja'far
>   > berteriak: Allahu Akbar, Allahu
>   >   Akbar!! Moderator yang suaranya mungil tak
>   > digubris Ja'far.
>   >
>   >   Sebaliknya Ja'far kian tak terkontrol. Bicaranya
>   > kemana-mana! Antara lain,
>   >   "Siapa yang mendalangi kerusuhan Maluku? Gereja!!!
>   >  Pendeta Damanik-lah
>   >   dalang kerusuhan di sana!" "Gus Dur Jangan
>   > Dipercaya! Gus Dur Adalah
>   >   Presiden Paling Sinting dalam Sejarah
>   > Indonesia!!!" "Siapa yang
>   >   Teriak-teriak itu, Marilah Berkelahi dengan Saya
>   > Setelah Acara Ini!",
>   >   teriaknya lantang sembari berdiri dan tangan
>   > kanannya menggebrak meja.
>   >
>   >   Diskusi betul2 kalang kabut. Mahasiswa UIN yang
>   > kemungkinan berbasis
>   >   organisasi PMII (Perhimpunan Mahasiswa Islam Ind
>   > yang berafiliasi ke NU)
>   >   berteriak riuh-rendah. Wajar, wong Gus Dur
>   > dilecehkan. Anak2 buah Ja'far
>   >   demikian juga. Mereka teriak dan menuding agar
>   > mahasiswa jangan kabur
>   >   (seperti mau menantang berkelahi). Untung saja
>   > belum ada kursi yang
>   >   melayang. Dan moderator dengan segera membubarkan
>   > acara setelah Ja'far
>   >
>   === message truncated ===
>
>
>
>
>   __________________________________
>   Yahoo! Music Unlimited
>   Access over 1 million songs. Try it free.
>   http://music.yahoo.com/unlimited/
>
>
>
>   Milis Wanita Muslimah
>   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
>   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
>   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
>   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
>   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
>   Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
>   This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> ....
>   Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>  Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
>
>
>
>  SPONSORED LINKS
>   
> Women<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Women&w1=Women&w2=Islam&w3=Women+in+islam&c=3&s=42&.sig=_utoqCMIbKdaSUEofBf9bQ>
> Islam<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Islam&w1=Women&w2=Islam&w3=Women+in+islam&c=3&s=42&.sig=mgyNfMEGmsNgoZBrDIF50g>
>   Women
> in 
> islam<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Women+in+islam&w1=Women&w2=Islam&w3=Women+in+islam&c=3&s=42&.sig=RrkGhYIq4cn4Qbh-WOSt_g>
>  ------------------------------
> YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>    -  Visit your group 
> "wanita-muslimah<http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah>"
>    on the web.
>
>    -  To unsubscribe from this group, send an email to:
>     [EMAIL PROTECTED]<[EMAIL PROTECTED]>
>
>    -  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
>    Service <http://docs.yahoo.com/info/terms/>.
>
>
>  ------------------------------
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery.
http://us.click.yahoo.com/WpTY2A/izNLAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke