Setau saya kalo gak salah "VCD Porno" pun ada yg bagus. Kalau saya
tidak salah menyebutkan judul film dan film makernya, Kamasutra-nya
Miranair dibilang salah satu yg bagus. Karena bagus, beberapa orang
menjadikannya sbg 'hadiah perkawinan' ke teman2nya yg menikah. Tapi
kemudian, abang2 penjual VCD porno itu tidak bisa membedakan kualitas
film 'porno' tersebut sehingga film itu ditempatkan bareng2 vcd porno
lainnya...:-) 

Eniwei, masalah yg diuraikan mas Wida kan lagi2 soal AKSES dan
DISTRIBUSI. Dalam level ini, saya kira konsesus bisa diraih bagi
mereka yg mendukung dan menentang RUU APP. Para seniman pun pasti
setuju dng hal ini dan sebenarnya gerakan thd hal itu sudah dimulai.
Coba aja main ke komunitasnya fotografer, www.fotografer.net, utk
foto2 tertentu, ada warning bahwa yg melihatnya adalah orang 'dewasa'
dan bila anak2 browsing di situs itu pun, harus didampingi
orangtuanya. Demikian juga soal distribusi. Hal2 spt ini yg seharusnya
ada dalam RUU APP (meskipun kita bisa berdebat, kebijakan yg
menyangkut hal tsb tidak perlu dijewantahkan lewat peraturan level
UU). Utk tayangan televisi misalnya, wah.. harusnya orang2 dari KPI yg
ada disini angkat bicara nih :-) Lihat saja resources apa yg kita
punya, efektifkan, dan didukung dng kampanye publik, penyadaran
masyarakat (terutama orang tua!) mengenai hal ini. Mungkin dana utk
demo2, dana utk rapat serta pembuatan RUU APP ini lebih efektif utk
dialokasikan ke kegiatan tsb. 

Soal pelampiasan, seksualitas memang salah satu pelampiasan masyarakat
di level yg berbeda, mungin sebelum ada ribut2 VCD porno. Komunitas yg
marjinal pun tidak jarang menempatkan seksualitas sbg pelampiasannya,
meski tidak didukung oleh VCD porno sekalipun..:-) Tapi saya rasa,
persoalannya harus diliat jauuuh dari sekedar persoalan 'moralitas
(seksual) masyarakat'. Yg miskin bisa jadi melihatnya sbg pelampiasan
dari problem kemiskinan yg menggelutinya, yg kaya bisa jadi melihat
seksualitas sbg pelampiasan dari dominasi kekuasaan yg dimilikinya. 

Maksud saya, perkosaan jangan hanya dilihat sbg tindak kejahatan
karena orangnya tidak bermoral saja, tapi juga ada unsur dominasi
kekuasaan dsb yg bisa membuat anak muda memperkosa nenek2, paman
memperkosa keponakan, bapak memperkosa anak tirinya, dsb. Saya tidak
melihat mas Wida membahas juga hal ini, yg buat saya sama2 problem
'moralitas seksual masyarakat'. Buat saya, perkosaan yg dilakukan oleh
orang/kerabat dekat lebih tidak bermoral (itu kalau kita mau fokus ke
dampak dari pornografi --> perkosaan). 

Soal free-sex, bahasannya juga bisa panjang, termasuk bagaimana kita
meng-value virginitas... yg biasanya (lagi-lagi) perempuan yg selalu
jadi sentral perdebatan sekaligus sentral pengaturan :-)

Terakhir, saya kira mas Arcon punya point dlm cara pandang kita
melihat seksualitas (yg sebenarnya buat saya tetap saja naratifnya
berfokus pada laki2 :-P) atau saya yg mungkin tidak tau kalau dalam
literatur Islam juga ada yg membahas soal seksualitas perempuan atau
setidaknya ambil angle perempuan, apakah penulisnya laki2 atau
perempuan :-) Cara pandang ini yg mungkin bisa dibahas disini, mulai
saja dng dua mainstream besar thd seksualitas yg sudah diangkat dlm
diskusi mas Wida vs mas Arcon. Seperti biasa, moderator diskusi di WM
yg okeh itu mpok Mia :-)


wassalam,
herni


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

Tulisannya Ulil yah! 8-) Itulah Ulil, saya rasa dia mewakili pemikiran 
Mu'tazilah zaman modern ini. Oleh karenanya dia gembira sekali
menemukan perpustakaan yang menyimpan buku-buku Mu'tazilah di Perancis
(kalo gak salah).

Iya tulisan seperti itu memang ada di zaman Kekhalifahan Abasiyah. 
Kekhalifahan yang terkenal dengan kemajuan ilmu pengetahuannya.
Sehingga ilmu apa saja digali dan didalami. Termasuk sampai ilmu
tentang seks. Buku-buku tentang seperti itu memang ditulis oleh
beberapa ulama Islam. Hal ini membuktikan bahwa Islam tidak tabu
terhadap kehidupan suami istri dan apa-apa yang menyenangkannya. Ada
semacam buku seni bercinta, sekalipun saya ragu kalau ada gambarnya.
Dan saya rasa buku itu menceritakan kehidupan harem sang Raja yang
satu sisi penuh dengan kenikmatan itu. Namun pada intinya saya rasa
buku itu ingin menceritakan hal-hal yang bisa menyenangkan kehidupan
suami istri dalam masalah bercinta secara halal. Sebagai salah satu
kenikmatan dunia yang halal.
 
Tetapi, membandingkan buku-buku semacam karya Imam Suyuthi itu dengan
VCD porno, tentulah amat jauh ya... Paling banter adalah membandingkan
buku itu dengan KamaSutra saja, minus gambar. Karena Kama Sutra saya
rasa dikarang dengan tujuan yang sama. Bagi kebahagiaan suami istri,
untuk menikmati kesenangan seksual secara halal.
 
Sedangkan VCD Porno? Itu sudah berlebihan. Bagaimana mungkin ada film 
semacam itu, sedangkan nabi mengatakan: "Allah membenci seorang yang 
melakukan hubungan suami istri dengan istrinya lalu menceritakannya
kepada 
> teman-temannya. Laksana dua keledai yang berhubungan seksual dan 
> disaksikan orang ramai." Jadi sebatas buku itu saja dalam bentuk 
> maksimalnya. Tidak akan pernah mungkin muncul film porno dalam
kebudayaan 
> Islam.
> 
> Dan yang satu (buku seni bercinta) menimbulkan pengaruh yang baik, 
> sedangkan yang lain (VCD Porno) akan menimbulkan dampak sampingan bagi 
> jiwa yang menyaksikannya. Karena ia seperti melihat orang bersenggama 
> secara nyata. Dan akan terobsesi oleh bentuk tubuh dan berbagai macam 
> tekniknya. Dan Fantasi itu ingin dia wujudkan, kalau istrinya tidak
bisa, 
> lalu dengan siapa? Betapa banyak laki-laki terjun ke dunia zina hanya 
> untuk mengejar kepuasan Fantasi?
> 
> Kehidupan Harem para Khalifah Islam, di luar Khalifah 4 yang pertama
(saya 
> lebih suka menyebut mereka Raja), tidak dibenarkan oleh ajaran Islam
yang 
> dibawa oleh nabi Muhammad. Jadi mohon bedakan kehidupan seorang
Khalifah 
> (Raja) setelah Khalifah 4 yang pertama, dengan kehidupan dan ajaran
nabi 
> Muhammad SAW. Sudah sangat jauh sekali (sebagian besar). Sekalipun 
> keilmuan Islam tetap berkembang baik di zamannya.
> 
> Dan salah satu ciri Ulil, menjuluki kaum "Fundies" dengan Cupet! 8-) 
> Tetapi para Fundies itu saya rasa tidak tahu istilah WOT. 8-D
> 
> Salam,
> 
> 
> 
> 
> "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]> 
> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> 03/20/2006 10:42 AM
> Please respond to
> wanita-muslimah@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> cc
> 
> Subject
> Re: [wanita-muslimah] Re: PENOLAKAN RUU APP
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 1. kalau para sultan jaman dulu kan punya harem .....
> 
> 2. kalau para ulama yang mengarang kitab kitab berkaitan masalah
hubungan
> suami istri dan seksualitas dalam Islam bagaimana pak Wida ?  Coba 
> dicermati
> postingan di bawah ini.  Sengaja aku postingkan di bawah tulisan mas
wida
> supaya terlihat konteks arahnya.
> 
> salam,
> Ari Condro
> 
> 
> ----- Original Message -----
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> Penikmat VCD Porno memang tidak serta merta menjadi pemerkosa. Terutama
> kalau mereka itu pasutri. Sehingga stimulus yang timbul bisa
dilampiaskan.
> Tetapi seorang pasutri yang selalu menikmati VCD Porno pun akan membuat
> kamar di otak mereka yang selalu terisi oleh bayangan-bayangan porno
itu.
> Yang suatu saat dapat muncul ke permukaan dan meminta pelampiasan.
Pikiran
> yang sudah didominasi hal-hal porno semacam itu -karena terlalu sering
> mengkonsumsi- akan tidak sehat. Dia akan terobsesi kepada gambar2 di VCD
> porno itu. Fikirannya sudah kurang sehat lagi. Dan besar kemungkinan dia
> pada akhirnya akan mencari pelampiasan yang haram (PSK), untuk
mewujudkan
> fantasi di dalam fikirannya itu. Jadi bahaya VCD Porno bagi Pasutri pun
> akan bisa memancing penikmatnya ke arah perzinahan dengan PSK.
Kemungkinan
> ini akan terjadi pada lelaki sukses (banyak uang) dan kurang iman.
> 
> 
> ===
> 
> ===
> Tetapi, tiada buku yang lebih membuat saya suka cita
> dan gembira luar biasa kecuali empat buku klasik
> karangan para ulama besar Islam, yang boleh kita sebut
> sebagai semacam "seni bercinta a la Islam", atau
> katakan saja "Islamic Kamasutra". Buku pertama adalah
> "Al Wisyah fi Fawaid al Nikah" karya ulama besar yang
> saya kira tak asing di Indonesia, yaitu Jalaluddin Al
> Suyuti, pengarang tafsir yang mungkin paling luas
> dibaca di dunia Islam, Tafsir Jalalain. Kedua, "Rusyd
> al Labib ila Mu'asyarah al Habib" karangan Ahmad ibn
> Muhammad ibn "Ali al Yamani. Ketiga, "Tuhfat al 'Arus
> wa Mut'at al Nufus" karya Muhammad ibn Ahmad al
> Tijani. Buku keempat adalah yang paling "sensual",
> dengan judul "Jawami' Al Lazzah" [Ensiklopedi
> Kenikmatan Seksual) karya 'Ali al Katibi Al Quzwini.
> Harap diingat, ini bukanlah buku "panduan seks" yang
> dikarang oleh penulis-penulis modern, tetapi oleh para
> ulama Islam di zaman pertengahan.
> 
> Buku-buku ini, sekali lagi, memperlihatkan bahwa
> "taman pemikiran" Islam sangatlah penuh nuansa dan
> pelangi warna-warni, tidak melulu karya-karya
> "ortodoks" yang hanya bicara soal pengkufuran dan
> pemurtadan. Yang lebih memikat perhatian saya
> sebetulnya adalah buku karya Al Suyuthi. Bagi mereka
> yang mempelajari tokoh besar ini, mungkin akan
> teringat para eksiklopedis besar Perancis dari zaman
> pencerahan, seperti Diderot dan Condorcet. Al Suyuthi
> mengarang ratusan buku, dengan cakupan tema yang
> dahsyat sekali, mulai dari tafsir, hadis, teologi,
> fiqh (dengan segala cabang-cabangnya), linguistik,
> sastra, folklore, etika perdebatan, nahwu, sharaf,
> balaghah, tarajum (semacam "who is who", misalnya
> "Bughyat al Wu'ah fi Thabaqat al Nuhah" tentang
> biografi para sarjana bahasa dalam Islam), dll. Hanya
> ada satu bidang saja yang tidak digeluti oleh Al
> Suyuthi, yaitu filsafat dan logika. Dia tak mempunyai
> satu karangan pun dalam dua bidang itu.
> 
> Dalam bidang "seni bercinta" sendiri, konon Al Suyuthi
> menulis tak kurang dari 4 buku. Selain buku yang sudah
> saya sebut tadi, ada dua buku lain, yaitu: "Al Ifshah
> fi Asma' al Nikah" dan "Al Yawaqit al Tsaminah fi
> Shifat al Saminah" (yang ini perlu saya terjemahkan:
> "Mutiara-Mutiara Berharga, Tentang Karakter-Karakter
> Perempuan Berbadan Montok") dan terakhir "Mabasim al
> Milah wa Mayasim al Shabah fi Mawasim al Nikah"
> (tentag musim-musim yang baik untuk melangsungkan
> pernikahan).
> 
> Buku-buku ini layak diulas tersendiri sebagai bidang
> yang cukup menarik, sebab literatur tentang
> "seksualitas" dalam Islam cukup kaya, dan
> memperlihatkan bahwa dalam Islam sebetulnya sikap
> terhadap "seks" tidaklah sarat kecurigaan, seperti
> yang dikira banyak orang. Dunia seks dipandang dengan
> rileks dan ringan, tanpa beban "Victorian" yang
> sekarang kita lihat di kalangan sebagian
> kelompok-kelompok Islam yang berpaham
> "fundamentalis-salafi-wahabi".
> 
> Lihatlah, misalnya, bagaimana Al Suyuthi dengan ringan
> berbicara tentang nama-nama vagina dan penis dalam
> bahasa Arab yang jumlahnya hampir lima puluhan.
> Nama-nama vagina dalam bahasa Arab, antara lain: al
> ajamm, al ajabb, al izb, al budh', al basha', al buh,
> al jar, al jahaz, al hir, al hajum, al hafasy, al
> hauz, al hauzah ("hauzah" juga berarti pesantren dalam
> tradisi Iran; saya tidak tahu, kenapa pesantren dan
> vagina mempunyai nama yang sama), al syarih, al
> 'adabah, al furq, al qahfaliz (saya suka nama ini), al
> qabqab (anda bisa bayangkan, kata ini sudah "menyaran"
> kepada obyek yang menjadi rujukannya), al masydakh,
> dll. (saya kutip dari "Al Wisyah fi Fawa'id al Nijah"
> ).
> 
> Banyak anekdot-anekdot seks yang dikisahkan oleh A
> Suyuthi. Contoh-contoh berikut ini sangat menarik.
> 
> Seorang linguis besar Arab dari abad pertengahan, Al
> Ashma'i, yang sering melakukan penelitian
> "etnolinguistis" ke suku-suku pedalaman Arab, pernah
> bertanya kepada seorang Arab badui, "Apakah sesuatu
> yang anda anggap paling lezat dalam hidup?" Jawab
> orang badui itu, "Makan daging, tidur di atas
> "daging", dan menancapkan "daging" ke dalam "daging""
> (hal. 143).
> 
> Al Suyuthi mengisahkan anekdot lain dari kitab "Al
> Jawahir", karya Al Biruni. Anekdot itu sangat
> ilustratif menggambarkan kehidupan seksual raja-raja
> Islam pada zaman pertengahan. Khalifah Al Mutawakkil,
> salah satu satu khalifah pada zaman dinasti Abbasiyah,
> adalah orang yang sangat suka melakukan hubungan seks.
> Saking seringnya khalifah ini berhubungan seks, dia
> "letoy", kehabisan tenaga. Tetapi, dalam keadaan yang
> demikian itu, toh dia masih terung ingin melakukan
> hubungan seks. Maka, dicarilah "teknik": dibuatlah
> semacam "bath up" atau kolam rendam yang dipenuhi
> dengan air "zi'baq" (semacam air raksa yang sangat
> licin seperti oli), kemudian di atas air itu
> ditaruhlah karpet. Al Mutawakkil kemudian terlentang
> di atas karpet itu (saya bayangkan, khalifah kita ini
> sedang melakukan seks "WOT" atau "woman on top") yang
> bergerak secara otomatis. Dia tinggal terlantang saja,
> tanpa perlu melakukan gerakan (karena sudah terlalu
> "letih"), (hal. 310).
> 
> Sebetulnya, ada buku lain yang juga cukup menarik,
> karangan Al Hafiz Maghalthay, dengan judul yang sangat
> mengusik, "Al Wadhih al Mubin, fi Dzikr Man Ustuyshida
> Min Al Muhibbin" (Penjelasan Yang Gamblang-Kentara,
> Tentang Orang-Orang yang Mati Gara-Gara Asmara).
> 
> Berada di dalam toko buku itu, saya seperti
> mengendarai "mesin waktu" dan kembali ke masa
> "pencerahan" Islam di masa klasik, ke zaman Al
> Zamakhsyari, Abu Bakr Al Razi, Al Farabi, Ibn Sina,
> Ibn Rushd, Ibn Khaldun, Ibn Bajjah, dll. Itulah masa
> ketika kebebasan berpikir berdaulat, dan perbedaan
> pendapat bisa berlangsung dalam segala lapangan
> keilmuan. Pada masa itulah, seorang penyair besar
> Arab, Abul Ala al Ma'arri  (jangan dikacaukan dengan
> Abul Ala al Maududi yang sangat "cupet" pemikirannya
> itu), lahir, mengumandangkan nada yang kritis dan
> skeptis kepada ajaran-ajaran agama Islam, tanpa takut
> dituduh sebagai kafir dan murtad.
> 
> ===
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
> This mailing list has a special spell casted to reject any
attachment .... 
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke