Islam Liberal Tak Lebih dari Sekedar Imajinasi
Counter Liberalisme 
Oleh : Redaksi 05 Apr 2006 - 7:00 pm
 
Akhir-akhir ini para aktivis Islam liberal mulai memperlihatkan watak
pemikirannya. Mereka berupaya mencari-cari akar historis liberalisme di
berbagai negara termasuk Indonesia (lihat http://islamlib.com/ ). Mereka
membuat pengelompokan siapa saja ulama yang liberal itu. Mereka membuatnya
berdasarkan apa yang mereka khayalkan ditambah dengan sedikit data yang
mereka peroleh. Berwajah ganda pun sering mereka perlihatkan, di satu sisi
mereka mengatakan "A", namun dikesempatan lain mereka mengatakan "B" (lihat
http://islamlib.com ). Pendapat mereka tidak bisa dipegang sama sekali.
 
Tak urung, karena apa yang mereka lakukan adalah hanya sebatas imajinasi,
mereka mereka-reka bahwa tokoh A, B, C, D, dan sebagainya adalah tokoh
liberal. Namun pada kenyataannya, sekali lagi ini hanya rekayasa mereka,
tokoh-tokoh itu bukanlah tokoh-tokoh Islam Liberal. 
 
Hanya karena pendapat tokoh itu yang terkesan modern, moderat, dan progresif
 maka mereka menganggapnya sebagai tokoh Islam liberal. Sebut saja misalnya,
Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Dr. Muhammad Natsir, Dr. Hasan Turabi, Dr. Rashid
Ghanuchi, dan Dr. Ali Shariati. Padahal tokoh-tokoh itu dikenal sebagai
islamiyyun (aktivis Islam) yang memperjuangkan tegaknya nilai-nilai Islam di
muka bumi. Dr. Yusuf al-Qaradhawi adalah aktivis jama'ah Ikhwanul Muslimin
dan ahli fikih terkemuka dunia, yang sangat jauh dari 'tampang' liberal. Dr.
Muhammad Natsir adalah pemuka organisasi Persatuan Islam (Persis), pendiri
Partai Islam Masyumi, dan pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).
Dr. Hasan Turabi adalah muraqib am Ikhwanul Muslimin Sudan dan mantan
Sekretaris Jenderal Konferensi Arab dan Islam. Dr. Rashid Ghanuchi adalah
pendiri Partai Islam an-Nahdhah di Tunisia, namun dia diusir dari negerinya
(kini berada di Inggris) karena memperjuangkan tegaknya syariat Islam dalam
negerinya. Dan yang terakhir Dr. Ali Shariati, yang dalam sejumlah
karya-karyanya menunjukkan pembelaannya terhadap Islam, bahkan beliau
merupakan salah satu penyokong utama Revolusi Islam Iran.
 
Seringkali aktivis Islam liberal mengambil data yang tidak shahih, tidak
valid, dan merekayasa pemikiran seorang ulama agar terkesan liberal.
Pernyataan ini bukan tanpa bukti. Bukti di atas sebenarnya sudah lebih dari
cukup karena mencakup sebuah grand design pemikiran beberapa ulama yang
sudah tidak asing lagi di dunia Internasional. Berbicara satu orang tokoh
dan mendudukkannya pada satu golongan, berarti karya-karyanya setidaknya
mencerminkan golongan tersebut. Namun perlulah ditambah lagi beberapa bukti
bahwa aktivis Islam Liberal adalah orang yang sembrono dan menyimpang dari
jalur ilmiah yang semestinya. Tentang Pluralisme misalnya, mereka katakan
bahwa paham itu ada di dalam Islam, dan beberapa tokoh ulama – menurut
mereka – pernah mengungkapkannya dalam beberapa karyanya. Ulama itu sebut
saja Ibnu al-Arabi, dan al-Jîlî (penulis kitab al-Insân al-Kâmil).
 
Namun setelah diselidiki oleh sejumlah peneliti, tidak ditemukan pernyataan
Ibnu al-Arabi yang menyetujui paham pluralisme, bahkan yang ada sebaliknya.
Menurut Ibnu al-Arabi, sabîl Allâh yang tertera dalam surat Shâd ayat 26
adalah syariat Allah secara khusus kepada seseorang Nabi untuk umatnya, demi
kebahagiaan mereka di akhirat (dâr al-qarâr). Bagi Ibnu al-Arabi, istilah
khusus 'jalanku' bukan istilah umum 'jalan Allah' (sirâti bukan sekedar
sirât Allah) yang diungkapkan al-Quran menunjukkan bahwa ia adalah syariat
yang khas (shar' khâss), yang wajib diikuti, yaitu jalan Nabi Muhammad.
(Lihat Sani Badron, Jurnal Islamia Thn. 1 No. 3 2004). 
 
Sedangkan al-Jîlî telah menegaskan supremasi Islam terhadap agama-agama lain
 Dengan mengutip ayat al-Quran, al-Jîlî menekankan bahwa muslim adalah umat
terbaik yang pernah ada sepanjang sejarah manusia (QS. Ali Imran [3]: 110)
karena Nabi mereka, Muhammad Saw., adalah Nabi terbaik dan agama mereka
adalah yang terbaik di antara semua agama yang ada. Al-Jîlî menganggap agama
lain sebagai agama kesengsaraan (dîn al-shaqâwah) dan penganutnya adalah
umat yang sengsara disebabkan ketaatan mereka kepada agama itu dan
penolakannya terhadap Islam. (Lihat Wan Azhar Wan Ismail, Jurnal Islamia Thn
 1 No. 3 2004).
 
Semua ini terjadi karena aktivis Islam Liberal sendiri tidak tahu apa itu
Islam Liberal. Hal ini terlihat dalam buku Liberal Islam-nya Charles Kurzman
 Menurut Kurzman, ungkapan "Islam liberal" mungkin terdengar seperti sebuah
kontradiksi dalam peristilahan (a contradictio in terms). Mungkin ia bingung
dengan istilahnya sendiri: Islam kok liberal? Meski ia menjawab di akhir
tulisannya bahwa istilah Islam Liberal itu tidak kontradiktif, tapi
ketidakjelasan uraiannya masih tampak di sana-sini. 
 
Islam itu sendiri, secara lughawi, bermakna "pasrah" , tunduk kepada Allah
dan terikat dengan hukum-hukum yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Dalam hal ini,
Islam tidak bebas. Tetapi, di samping Islam tunduk kepada Allah Saw., Islam
sebenarnya membebaskan manusia dari belenggu peribadatan kepada manusia atau
makhluk lainnya. Bisa disimpulkan, Islam itu "bebas" dan "tidak bebas".
(Lihat Adian Husaini, Islam Liberal hlm. 2 2002).
 
Dengan ketidakjelasan itu, mereka menjadi tidak memiliki paradigma dan
batasan-batasan mana yang Islam liberal dan mana yang bukan. Sesungguhnya
hal ini terjadi karena Islam liberal tidak memiliki akar dalam tradisi
pemikiran Islam. Jika mereka mencari apa itu Islam liberal, mereka
mencarinya pada para orientalis dan kemudian membuat rumusan-rumusan tentang
Islam liberal dari para orientalis itu. Hal ini dapat dilihat pada
pernyataan Sukidi, salah satu dedengkotnya Islam liberal, "Islam Liberal
perlu dinisbatkan pada Reformasi Protestan karena inilah gerakan keagamaan
yang menandai perubahan ke arah subyektivitas diri yang otonom." (Kompas, 6
Agustus 2005/ http://www.kompas.co.id/ ).
 
Jadi, untuk mereka yang sedang mempelajari dan memahami Islam, tak perlu
capek-capek mempelajari pemikiran Islam liberal, karena pemikiran mereka toh
bukan diambil dari Islam itu sendiri, justru sebaliknya, diambil dari agama
lain.
 
sumber : http://penulis-muda.blogdrive.com/
http://swaramuslim.net/more.php?id=2301_0_1_0_M

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke