Justru bagi NGO-NGO Perempuan isu seperti aborsi , seks remaja , kesehatan
reproduksi dll itu sudah jadi makanan sehari hari , beda dengan kalangan
Salafy , PKS , HTI dll yang paling banter cuma ngurusin jilbab  dan poligami
doang , makanya cuma di dua topik ini aja mereka bisa bicara.Kalau member
disini ngebicarain isu aborsi kebanyakan anak-anak fundies itu cuma bisa
bengong soalnya gak pernah diajarin ama murrabinya, jadi kalaupun mereka
bicara aborsi bawaannya cuma asal nuduh dan bikin klaim seolah-olah saja.

BTW artikel lama saya tentang ini

------------------
SEKS REMAJA DAN ABORSI

oleh Herri Permana

Meningkatnya perilaku seks pra nikah dan seks bebas di kalangan
remaja dewasa ini mengkatkan pula resiko terjadinya kehamilan di luar
nikah.Salah satu pilihan yang sering diambil remaja ketika menghadapi
kehamilan di luar nikah adalah dengan melakukan aborsi.

Aborsi pun akhirnya menjadi buah simalakama di Indonesia.Di sisi lain
aborsi dengan alasan non medik dilarang dengan keras di Indonesia
tapi di sisi lainnya aborsi ilegal meningkatkan resiko kematian akibat
kurangnya fasilitas dan prasarana medis , bahkan aborsi ilegal sebagian
besarnya dilakukan dengan cara tradisonal yang semakin meningkatkan
resiko tersebut.

Angka kematian akibat aborsi mencapai sekitar 11 % dari angka kematian
ibu hami dan melahirkan , yang di Indonesia mencapai 390 per 100.000
kelahiran hidup , sebuah angka yang cukup tinggi bahkan untuk ukuran
Asia maupun dunia.

Tapi ada satu hal yang perlu di garis bawahi mengenai hal ini.Angka
kematian akibat aborsi itu adalah angka resmi dari pemerintah ,
sementara aborsi yang dilakukan remaja karena sebagian besarnya
adalah aborsi ilegal.Praktek aborsi yang dilakukan remaja sebagaimana
dilaporkan oleh sebuah media terbitan tanah air diperkirakan mencapai
5 juta kasus per tahun , sebuah jumlah yang sangat fantastis bahkan
untuk ukuran dunia sekalipun.Dan karena ilegal aborsi yang dilakukan
remaja ini sangat beresiko berakhir dengan kematian.

Pro Live v.s Pro Choise

Pada tahun 1996 terjadi peristiwa yang mengejutkan publik Amerika ,
Paul Hill seorang mantan pendeta Presbyterian menyerang klinik aborsi
Ladies Center di Pensacola , Florida dan menembak mati dua orang
dokter dan seorang perawat serta melukai beberapa orang lainnya.

Peristiwa tersebut menandai titik ekstrim dari peseteruan kelompok
pro live dan pro choise di Amerika Serikat.Isu aborsi yang terbagi
dalam kedua mazhab besar ini bisa meneyebabkan seorang politisi
di Amerika Serikat naik atau terdepak dari kursinya.Perdebatan
antara kedua kutub ini mulai terjadi ketika aborsi dilegalkan di
Amerika Serikat pada tahun 1973.

Pro Live berargumen bahwa setiap manusia termasuk yang belum
lahir memiliki hak untuk hidup , dan hak seseorang untuk hidup
merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia universal , sementara
kelompok pro choise beranggapan bahwa seorang perempuan
berhak menentukan pilihan atas tubuhnya , dan hak menentukan
pilihan adalah hak asasi manusia yang harus dilindungi.

Kubu pro choise semakin menguat bukan saja di Amerika melainkan
juga di dunia pada masa Bill Clinton berkuasa .Kebijakan pemerintah
Amerika Serikat pada waktu itu menguntungkan kubu pro choise
diantaranya pengucuran dana pemerintah kepada klinik-klinik aborsi
(yang kemudian dihentikan pada masa George W Bush berkuasa).
Selain itu di dunia internasional pemerintah Amerika Serikat berhasil
mensponsori dan mempengaruhi banyak negara di dunia untuk
mendukung kebijakan yang condong ke kutub pro choise dalam
konvensi-konvensi badan dunia PBB dalam hal kependudukan ,
keluarga dan perempuan.

Kebijakan Aborsi di Indonesia

Indonesia termasuk salah satu negara yang menentang pelegalan
aborsi dalam konvensi-konvensi bada dunia PBB , satu kubu dengan
negara-negara muslim dunia , sebagian negara Amerika Latin
dan Vatikan.

Di Indonesia aborsi dianggap ilegal kecuali atas alasan medis untuk
menyelamatkan nyawa sang ibu.Oleh karena itulah praktek aborsi
dapat dikenai pidana oleh negara.Fatwa lembaga keagamaan pun
rata-rata mendukung kebijakan pemerintah tersebut , misalnya
fatwa Majlis Tarjih Muhammadiyah tahun 1989 tentang aborsi
yang menyatakan bahwa aborsi dengan alasan medik diperbolehkan
dan aborsi dengan alasan non medik diharamkan.

Akan tetapi bisakah Indonesia digolongkan dalam kubu pro live.
Jawabnya bisa ya bisa tidak.Walaupun kebijakan pemerintah
Indonesia dengan melarang parktek aborsi condong ke kubu pro
live akan tetapi kebijakan lainnya justru mendorong terjadinya
praktek aborsi.Diantaranya larangan bagi siswa/i yang masih
duduk di bangku sekolah dasar dan menengah untuk menikah.
Kebijakan inilah yang mendorong terjadinya praktek aborsi ,
siswi yang hamil akan dikeluarkan dari sekolah dan dilarang
untuk melanjtkan studynya , selain oleh karena tekanan orang
tua , masyarakat dan lingkungan .Karena itulah aborsi menjadi
pilihan terbaik dari yang terburuk yang bisa diambil oleh seorang
remaja yang hamil di luar nikah.

Penutup dan Analisa

Memang mencegah lebih baik daripada mengobati.Memberi pengetahuan
mengenai beresikonya melakukan seks pra nikah atau sex bebas
adalah salah satu metode paling tepat untuk menurunkan resiko
kehamilan di luar nikah.Akan tetapi ketika nasi telah menjadi bubur
apa tindakan kita.Apakah kita hanya terbatas pada menghukum dan
menghakimi mereka saja.

Kesalahan mereka tidak bisa dilepaskan dari kesalahan kita juga , baik
sebagai orang tua , pendidik maupun komponen masyarakat lainnya.Oleh
karena itulah perlu dicarikan sebuah solusi yang tepat dalam menangani
masalah ini.

Indonesia memang bukan seperti negara maju , dimana mereka sudah
berpengalaman dalam menangani masalah-masalah seperti ini dengan
melibatkan semua pihak , baik orang tua , para guru , teman-temannya
di sekolah bahkan juga pemerintah.Sementara Indonesia yang merupakan
negara yang bertransisi dari masyarakat tradisonalis ke masyarakat
modern bahkan pra modern tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi
persoalan ini.Sehingga aksi-aksi yang dilakukan pun lebih banyak
merupakan aksi panik seperti halnya mengeluarkan siswi hamil tersebut.

Resiko meningkatnya perilaku seks pra nikah dan seks bebas tidak dapat
dihindari akibat perkembangan budaya modern dan meningkatnya usia
pasangan nikah.Tapi sangat disayangkan apabila pemerintah dan
juga kalangan pendidik dan komponen masyarakat tidak memiliki
sebuah konsep yang terarah dan jelas untuk menghadap fenomena
sosial ini.Peningkatan usia nikah harusnya juga diikuti dengan pembekalan
mengenai sex pada kalangan remaja sehingga mereka bisa mengendalikan
diri dan menjauhi perilaku sex beresiko tersebut.Akan tetapi budaya
sex tabu menempatkan kalangan remaja seperti anak kecil yang
dipandang dan dianggap tidak perlu tau masalah sex.

Selain itu perlu ada jamnian , bila memang pemerintah mengambil
kebijakan pro live seharusnya diikuti kebijakan-kebijakan lain yang
sifatnya melindungi hak kalangan remaja bila mereka mengalami
kehamilan di luar nikah , diantaranya hak untuk meneruskan pendidikan ,
hak untuk mendapatkan fasilitas perawatan medis dan psikis yang
memadai serta jaminan perawatan terhadap bayi yang akan dilahirkannya.
Apabila jaminan-jaminan seperti ini tidak mampu disediakan oleh
pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat i maupun
komponen masyarakat lainnya termasuk orang tua dan pendidik ,
maka kebijakan pelarangan aborsi menjadi kontra produktif bagi
remaja , dan pencegahan praktek aborsi ilegal oleh remaja menjadi
sia-sia


----- Original Message -----
From: "st sabri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Sunday, December 10, 2006 9:22 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Setiap Jam Terjadi 300 Aborsi di Indonesia


> Happy,
> banyak sekali syarikat/organisasi permpuan yang sangat peduli dengan
> aborsi dan perzinahan ; setahu saya banyak anggota mereka melakukan
> penyuluhan tentang aborsi dan perzinahan, tentang kesehatan reproduksi.
> Hampir semua organisasi perempuan concern dengan masalah ini. Pekerjaan
> menyuluh ini kebanyakan TIDAK DIBAYAR, mereka melakukan karena perhatian
> pada nasib sesama perempuan. Tapi cara2 menyelesaikan maslah oleh banyak
> organisasi perempuan bukan dengan memaki-maki, mencela, menghujat dan
> menakut-nakuti dengan NERAKA, tapi dibimbing secara santun, diperlakukan
> dengan ma'ruf, penuh kasih sayang, diberi penjelasan dan seringkali
> dikasih duit :=))
>
> Data pelaku aborsi menyatakan, mayoritas malah dilakukan perempuan yang
> memiliki suami ; data tepatnya biasanya Kang DWS yang pandai menemukan
> datanya.
>
> salam
>
> Happy happy wrote:
> >
> > Koalisi2 perempuan ..ada yg peduli ga ya thd masalah perzinahan dan
> > aborsi??? Setiap Jam Terjadi 300 Aborsi di Indonesia
> >
>
>

Reply via email to