Pertanyaan yg ditujukan bagi saya ialah mudah jawabannya: Dalam Islam perempuan tidak boleh jadi pemimpin. Ini memang diperdebatkan tetapi demikian doktrin yg ada. Jadi sukar diterima bawa ada kesetaraan hukum antara perempuan dan laki2. Lihat saja bagaimana kedudukan suami istri di depan pengadilan, terutama dalam kasus perceraian dan warisan. Setarakah?
Dalam literatur sih iya tapi dalam kenyataannya di lapangan? Sama juga spt orang hitam di AS. Di literatur hukum kedudukan format setara tapi dalam kehidupan sehari2 belum setara betul. Jadi ignorance ria itu bagi saya dapat saya buktikan dg pengamatan dan pengalaman langsung. Saya tdk mau terjerat oleh candu agama. Semua cuma mimpi di siang hari bolong tanpa ada realita yg menunjang. Ngomong2, saya jadi bertanya juga demokrasi Islam itu apa sih definisinya? Setahu saya demokrasi kalau dikasih embel2 artinya bukan demokrasi lagi. Contoh: demokrasi Pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi Islam, demokrasi sosial, dll, adalah sudah bukan demokrasi lagi. Eh bung Jano, lho koq Anda menyebut, "Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT." Memangnya saya berurusan apa dg mahluk hidup ghaib? Soal mahkluk hidup lain saya pencinta binatang oleh karenanya saya tdk setuju dg penjagalan halal krn menyiksa. Tapi memangnya demokrasi itu menzalimi mahluk ghaib? Baru dengar saya. Ha ha ha ... Memang seharusnya Anda yg membawa acara Empat Mata, atau barangkali Lima Mata supaya bisa mewawancarai mahluk ghaib yg barangkali punya tiga mata. Ha ha ha ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kedudukan wanita dalam Islam mulia, saya jadi ingin bertanya kepada dua bapak di bawah ini dan ke teman-teman lainnya di WM dan KS karena kedudukan wanita ini kan menyangkut masalah wanita juga menyangkut masalah keluarga. > > Menurut pak Jano, kedudukan mulia wanita itu ada dalam ayat apa saja? ada dalam hadis apa saja? Di dunia nyata, betulkah para muslimah ini dimuliakan? Apakah mulia itu hanya ada dalam ayat dan hadis saja atau sudah diterapkan di dunia Islam sekarang? > > Untuk pak Dana, demokrasi Islam itu yang seperti apa? Di bidang apa saja posisi hukum wanita tidak setara? Pak Dana bisa memberi contoh? > > Monggo, kalau teman-teman lainnya mau menjawab pertanyaan- pertanyaan di atas:) > > salam > Aisha > ----------- > From : Jano Ko > Mas DANA berkata = > Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. > ======= > Jano - ko = > Mas kapan tho mau berhenti "ber - ignorance ria" ? > > Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono > > Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F dan banyak membaca. > > Diskusi - membaca - diskusi - membaca. > Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT. > > [Non-text portions of this message have been removed] >