--- "suhana032003" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

hmm..yg ini juga sudah dijawab keseluruhan di email pertama kan..:)

salam mba mei..pha khabar..:) 
perbuatan baik yg mba mei sebutkan memang seharusnya spt itu, namun
tidak bijak rasanya melakukan perbuatan sunnah namun meninggalkan yg
wajib:)

perintah mengenakan kerudung maupun jilbab bagi muslimah sebagi
pembeda antara yg muslim dan kafir yaitu konsekuensi diri sebagai
seorang muslimah, spt perintah sholat yg juga pembeda antara muslim
dan kafir dan hukumnya adalah wajib. sedangkan perbuatan2 baik yg mba
mei sebutkan hukumnya sunnah, dan naluri berbuat baik dimiliki oleh
semua manusia, baik muslim maupun kafir juga atheis. sedangkan apapun
yg dilakukan oleh muslim semuanya jelas yaitu berorientasi pada Allah
yg memerintahkan dan bukan sekedar hanya mengharap imbalan atas
kebaikan yg kita lakukan dari orang yg kita tolong.

untuk mba rita, 
spt yg aku jelaskan pada email kedua, ayatnya ttg kerudung hingga
menutupi dada pada an-nur : 31, sedangkan jilbab pada al-ahzab : 59 yg
disana terdapat kata2 agar mudah dikenali yg merupakan kalimat pembeda
antara muslimah dan kafir. dan perbedaan antara kerudung yg digunakan
oleh bunda theresia maupun biarawati dan para suster sudah aku
jelaskan di email sebelum ini. jadi silahkan buka2 qur'an dech..kalau
masih punya..:)


salam manis untuk mba mei..:)

hana




--- In [EMAIL PROTECTED], "rsa" <efikoe@> wrote:
>
> ---  "ritajkt" <ritajkt@> wrote:
> 
> ---  "L.Meilany" <wpamungk@> 
> wrote:
> >
> > Numpang nimbrung :
> > 
> > Masalah jilbab selalu gak pernah bosan2nya dibahas.
> (deleted)
> > Produktif gak sih mendingan urusan soal perut, kemiskinan, akhlak 
> yg seharusnya diprioritaskan.
> > 
> 
> Terima kasih atas tanggapan Anda
> 
> Masalahnya, menurut saya, bukan soal produktif atau kontra 
> produktifnya diskusi soal jilbab ini tapi lebih pada salah atau 
> benarnya suatu KLAIM yang dipakai sebagai dasar argumen para 
penyeru 
> busana tradisional Timur Tengah ini yang menurut saya tidak 
> proporsional.
> 
> Ibu Hana melalui posting yang diforward Pak Satriyo mengklaim bahwa 
> petunjuk memakai busana tradisional Timur Tengah itu KARENA 
> perempuan Muslim harus berbusana yang sedemikian rupa 
> sehingga "BERBEDA DARI PEREMPUAN KAFIR". 
>  
> Klaim itulah yang saya permasalahkan. Setahu saya klaim itu KELIRU 
> karena JUSTRU sebaliknyalah, busana yang di Indonesia disebut 
> sebagai "Busana Muslimah" itu adalah busana para wanita YAHUDI dan 
> KRISTIANI dari kasta sosial yang tinggi, dari kawasan Timur Tengah, 
> yang telah lahir (established) sejak sebelum Islam ada. 
> 
> Jejak-jejak tersebut masih diabadikan oleh (sebagian besar) 
> penganutnya yang saleh baik pada kegiatan rohani (dalam upacara 
> pemakaman, perkawinan dll) maupun keseharian (oleh para biarawati). 
> Terakhir saya melihat biarawati itu dalam film DaVinci Code dimana 
> ada seorang suster Katholik memakai busana yang tertutup sangat 
> rapat kecuali wajah dan telapak tangannya saja.
> 
> Itu sebabnya saya minta pencerahan agar klaim dalam posting yang 
> disebarluaskan Pak Satriyo tersebut diberi DASAR HUKUMNYA. Jika 
dari 
> Quran, di surah manakah ia berada, dsb. Karena sebagai ummat Islam 
> yang (berusaha untuk bisa menjadi) baik, saya berusaha meluruskan 
> sesuatu yang tidak benar. Jika memang klaim Bu Hana itu secara 
> ilahiah benar, maka kita bisa meminta FPI (misalnya) agar segera 
> mengingatkan para biarawati yang telah mem-fait acompli "busana 
> Muslimah" sebagai "seragam" mereka toh?  (dengan 
> ilustrasi "pengembangan" ini saya harap Ibu bisa lihat sekarang, 
> bahwa klaim ini bisa jadi soal  yang sangat-sangat serius) .
> 
> Dan sebaliknya, jika klaim tersebut KELIRU, sebagai umat Islam yang 
> baik, saya berharap para penyeru klaim yang keliru itu AGAR 
> MENGKOREKSINYA.
> 
> Paham ya Bu, apa yang saya permasalahkan disini? 
> 
> salam,
> rita
> 
> --- End forwarded message ---
>

--- End forwarded message ---


Kirim email ke