Ini tentang instink perempuan :-)
Pak Dana,
Memang demikian itu adalah manusiawi.
Secara tidak langsung dan tidak disengaja bagi perempuan yg berjilbab dan 
beredar di ruang publik 
juga bisa menimbulkan gairah pria yg melihatnya.
Terutama dan tentunya ya bagi pria2 yg senang dengan perempuan berjilbab.
Senantiasa menimbulkan rasa ingin tahu yg besar juga melahirkan harapan2 akan 
sosok perempuan yg solehah :-)
Laki2 yg berjanggut, pintar agama, bercelana congkrang, juga menimbulkan pesona 
bagi perempuan terutama yg berjilbab.
:-)
Buktinya pesona Aa Gym selalu bisa menghadirkan jamaah terutama para perempuan 
untuk mendengarkan tausyiahnya.
Dan tentunya banyak para perempuan itu berharap dapat menjadi bagian yg lebih 
dekat dengan Aa Gym :-)
Menjadi isterinya, menjadi mertua ya pokoknya idola gitulah

Berjilbab itu pada tujuannya semula diantaranya adalah untuk dapat mencegah 
terjadinya kejahatan [seksual]
yg dilakukan oleh laki2.
Tapi, dimasa sekarang perempuan berjilbab juga bisa terlihat menggairahkan pada 
laki2 yg senang dengan hal yg tertutup.

Jadi sebenernya berjilbab - tertutup pun bisa juga menggoda iman lelaki.
Kecuali apabila ia memang dikurung di rumah dalam artian yg sebenarnya.
Nggak boleh akses internet, jangan ber YM, chatting, ber SMS-an, telepon2-an, 
milisan.
Ya seperti perempuan Taliban di masa lalu.

Salam
l.meilany


  ----- Original Message ----- 
  From: Dan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 23, 2007 11:13 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: JILBAB: antara kafir dan menyerupai kafir


  Instink utk mempertontonkan kecantikan adalah kodrat perempuan. 
  Demikianlah yg telah disuratkan oleh alam. Bagian dari disain alam yg
  berkenaan dg misi berkembang biaknya setiap mahluk hidup.

  Jilbab berusaha mengurangi hal ini tetapi pada dasarnya perempuan
  ingin dipuja kecantikannya.

  Laki2 juga ingin dipuja kejantanannya dg olah raga misalnya. 

  Saya kira tidak ada salahnya mengakomodasi hasrat perempuan (toh
  sangat menyenangkan laki2) selama ada sistem hukum yg membela keamanan
  dan keselamatan perempuan.

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Jilbab bukanlah budaya Arab, bukan pula bentuk penindasan terhadap 
  > perempuan apalagi sekadar budaya buatan manusia yang bisa ada 
  > musimnya, macam kebaya atau baju bodo.
  > 
  > Jilbab terkair erat dengan perintah Allah kepada para perempuan 
  > mukmin untuk menutup aurat mereka, wa bil khusus kepala mereka, yaitu 
  > rambut hingga leher, lalu juga bagian dada yang biasa terbuka, yaitu 
  > bagian di atas belahan dada, yang umum terlihat ktk misalnya 
  > perempuan memakai kebaya.
  > 
  > Bagi sebagaian perempuan muslim yang lahir dan besar di lingkungan 
  > yang tidak menjalankan perintah Allah untuk menutup aurat, maka 
  > jilbab bukanlah sesuatu yang WAJIB. Tapi tidak sedikit perempuan 
  > muslim yang lahir dan hidup di lingkungan yang menjalankan perintah 
  > Allah untuk menutup aurat ini juga, setelah melanjutkan studi di 
  > perguruan tinggi yang sec sengaja menafikan hukum ini, atau akrab dan 
  > bergaul dengan kalangan muslim yang sengaja menafikan hukum ini, 
  > dengan merujuk pada karya intelektual muslim liberal dan sekular, 
  > baik dari timur tengah atau eropah dan amerika, mereka lalu berbalik 
  > menganggap jilbab bukan kewajiban dan dengan bangganya membuka 
  > kerudung mereka.
  > 
  > Apapun kasusnya, faktor internal perempuan ybs tidak bisa kita 
  > abaikan. sebagai manusia dewasa yang waras dan intelek, tentu 
  > perempuan juga punya mekanisme berpikir logis untuk menentukan mana 
  > yang haq dan mana yang bathil. di antara sumber logis dalam berpikir 
  > soal aurat dan jilbab ini adalah riwayat yang mengabarkan bagaimana 
  > kondisi perempuan muslim saat ayat jilbab ini diturunkan, dan juga 
  > bagaimana di lain riwayat, Rasulullah mengingatkan kita untuk 
  > memiliki kebanggaan dalam taat kepada Allah, atau memiliki gengsi 
  > keimanan/tauhid.
  > 
  > Dalam sebuah karnyanya, Karen Armstrong melukiskan betapa kebencian 
  > para kristen penakluk (tepatnya pembantai) muslim spanyol pada segala 
  > yang berbau islam dan muslim sehingga untuk beberapa waktu lamanya, 
  > setiap orang yang tertangkap basah membasuk tubuhnya di tempat umum, 
  > dari keran atau kolam air umum, akan ditangkap dan diganjar hukuman! 
  > Artinya mereka benar2 ingin membedakan diri mereka dari islam dan 
  > muslim yang mereka benci.
  > 
  > Maka tidak aneh, misalnya Rasulullah mengingatkan para shahabat untuk 
  > tidak berperilaku spt perilaku orang2 kafir non muslim, termasuk cara 
  > berdandan/berbusana. jadi, sekalipun sudah menutup aurat, tetap saja 
  > ada 'reminder' dr Rasul ini untuk tidak menyerupai kalangan kafir non-
  > muslim.
  > 
  > Tapi apakah tidak berjilbab ini berarti kafir? Menurut saya 
  > tergantung konteksnya. Jika perempuan muslim yang sudah diberi tahu 
  > hukum menutup aurat, dan salah satu penutup aurat adalah jilbab, itu 
  > tetap tidak peduli, tdk mau tahu, BISA saja ybs ini termasuk kafir, 
  > tapi belum sampai murtad! Kafir tidak selamanya murtad. Jadi mirip 
  > dengan fasik dan munafiq.
  > 
  > Lain halnya bila perempuan muslim ybs tidak tahu hukumnya atau 
  > berpegang pada pendapat lain. Untuk hal ini saya kira itu kembali 
  > pada ybs. Kan sekarang ini tidak sedikit bahkan dari kalangan ulama 
  > yang berani 'membedah' hukum Allah yang jelas/qath'i dan mencari 
  > pembenaran untuk menyatakan sebaliknya. Sayangnya, dari kalangan 
  > ulama demikian ini, anggota keluarganya yang perempuan memang sama 
  > sekali tidak menutup auratnya. Jadi memang jatuhnya menjadi semacam 
  > pembenaran.
  > 
  > Jadi, bagi yang tidak menutup auratnya, dan punya dalil yang kuat 
  > untuk mendukung itu ya silakan saja. Toh bagi mereka yang menyatakan 
  > bahwa menutup aurat itu wajib, tidak ada ruginya mau menutup aurat 
  > atau tidak. Tapi disayangkan jika mereka yang tidak menutup aurat ini 
  > tidak punya argumen yang jelas dan valid, tapi sekadar mengikuti 
  > emosi dan mencari rasionalisasi. Silakan saja. Di hari hisab, bahkan 
  > di alam kubur, segala rasionalisasi dan dalih tidak akan berguna. 
  > 
  > Wahai perempuan muslim yang sadar akan kemolekan dan keindahan diri 
  > anda, malulah pada Allah dan pada para malaikat dengan aurat kalian 
  > yang kalian umbar! Kasihanlah pada calon suami atau suami kalian yang 
  > lebih berhak kalian manja dan hibur dengan aurat kalian daripada 
  > lelaki hidung belang atau lelaki lain yang bukan mahram kalian.
  > 
  > Percayalah, kemolekan dan kecantikan anda tidak perlu pengakuan 
  > selain pengakuan diri sendiri bahwa ciptaan Allah pasti indah dan 
  > sempurna.
  > 
  > salam,
  > rsa
  >



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to