LINA: "Jadi biasakanlah cuek dikatakan sesat, dan biasakanlah cuek menilai sesat asal punya alasan"
MIA: Oke mba Lina, coba kita terapkan dengan bagaimana kita MENYIKAPI MUI. MUI mengatakan JIL, Ahmadiyyah sesat, Al-Qiyadah sesat, FPI pun melabrak Ahmadiyyah, polisi menangkap AM, Lia Aminuddin masuk penjara, dan darah JIL dihalalkan sebagian orang. Apakah MUI mengeluarkan fatwa ketika FPI dan bom diledakkan atas nama agama? Mba Lena di WM sini pun menghalalkan darah orang. Mba Lina, apa artinya kecuekan kita di sini, apa alasan kita ketika menilai sesat, dan ketika menerima perlakuan agressif seperti ini? Mohon analisa dan penjelasannya. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau saya memandangnya harus dipisahkan antara MENYIKAPI aliran2 > tsb dengan MENILAI/MENGHAKIMI. > > Dalam BERSIKAP tentu saja kita gak boleh menyakiti mereka secara > fisik. Biarkan saja dan doakan semoga Allah swt menunjukkan jalan > yang lurus kepada mereka. Dan kita tetap BERSIKAP baik terhadap > mereka. > > Menilai/Menghakimi dibagi secara INDIVIDU ato GOL. Kalo Gol harus > lihat apakah kelompok ini berkompeten memberikan > penilaian/penghakiman¡Kº. Kalo secara Pribadi sih bebas-bebas aja. > Secara pribadi, sebagai orang yang beriman, kita harus niatkan > karena Allah dalam menilai atau menghakimi. Jadi, posisi kita tetep > sebagai manusia yang mempunyai sifat ilahi yang ¡§yaa Hakiim dan yaa > Hakam¡¨. Ibaratnya sebagai seorang hakim di pengadilan yang harus > memutuskan suatu perkara atau seorang pemimpin yang harus > mengeluarkan fatwa. Sang hakim/pemimpin gak bisa bilang ¡§ini haknya > Allah tuk menghakimi.¡¨ Tentu saja, manusia bisa menilai/menghakimi > (apapun) tapi tidak bisa maha menilai/menghakimi. Kalo dah ¡§maha¡¨ > urusannya ntar di akherat.itu. Masalahnya adalah kita hanya takut > menyinggung perasaan. Ini manusiawi sekali. > > Kalau ada suatu ajaran yang keluar dari AlQur¡¦an dan Hadist, apalagi > katanya kalo denger di TV, AlQur¡¦an boleh diduduki, ada gambar > manusia di salib, ya jelas kesesatan islamnya. Kenapa harus takut > mengatakan itu sesat?? Merekapun sudah tau akibatnya kalo akan > dikatakan sesat kok?? Saya yakin itu. > > Kalo kita harus mengikuti junjungan Nabi SAW, apa iya Nabi SAW gak > pernah ¡¥marah¡¦ dan mengatakan ¡§kafirlah (sesat?) orang yang > mengatakan Tuhan itu tiga¡K¡¨. > > Jadi biasakanlah cuek dikatakan sesat, dan biasakanlah cuek menilai > sesat asal punya alasan. Belajarlah menjadi cuek saat ini. Jadi, > bisa hidup damai¡Kº) Toh yang penting sikap kita tidak menyakiti > secara fisik. Sepertinya dari tulisan mbak Ning, juga gak dikatakan > bahwa yang beda faham or sesat sekalipun mesti diteror or > diintimidasi deh. > > Intinya sih, kalo emang sesat ya katakan sesat. ¡§Sesungguhnya telah > jelas antara yang Haq dan yang Batil¡¨. Jangan jadi hakim bingung > kayak Nasaruddin Hoja¡Kº > Ato..sesama aliran sesat gak boleh saling menyesatkan¡Khe..he¡K > > > Wassalam, >