Wah, salah paham lagi. Tidak ada yg mengatakan membedah buku tanpa  dihadiri 
penulisnya, apalagi hanya pihak yg kontra saja adalah ghibah.  Tidak ada yg 
mengatakan itu, hanya saja menurut saya bedah buku seperti  itu tidak adil. 
karena tidak memberikan kesempatan bagi penulisnya  mempertahankan pikirannya 
atau karya akademiknya yg telah ditulis  dengan susah payah.  
  Karena itu, bedah buku yg dinilai kontroversial, sebaiknya menghadirkan  dua 
pihak; yg pro dan kontra, juga penulisnya. selain itu, dilaksanakan  di lokasi 
yg netral. misalkan, di kampus atau hotel, atau restoran, etc.
  
  ini alamat email Mas Dr Moqshit Ghozali,     [EMAIL PROTECTED]
        kebetulan beliau juga satu milis dengan saya di milis tetangga. semoga  
bermanfaat dan bedah disertasinya mencerahkan, bukan menularkan  kebencian 
   
  wassalam
Tana Doang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                           
 Beta nimbrung sadiki'e:
Kalau  penulis buku si A dibedah, sedangkan A tidak hadir, dan itu disebut  
"ghibah", itu tidak etis, wah, wah, tentu membahas/membedah buku yang  
penulisnya telah meninggal, ole sio sayange, itu ghibah dong, itu tidak  etis 
dong ? Sebagai contoh: Sabtu, 11 November 2006, dalam upacara  Milad (Dies 
Natalis) XLI Universitas Islam Negeri Prof.DR.H.Ahmad M  Sewang MA, menyajikan 
Pidato Ilmiyah yang membahas/membedah buku Sirat  Nabawiyah Ibn Hisyam, 
masya-Allah itu ghibah dong, itu tidak etis dong  ? Akh yang benner aje, nyong.
  Salam
  La Tando.
  
  ----- Original Message ----- 
    From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
    To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
    Sent: Friday, February 22, 2008 1:50 PM
    Subject: RE: Balasan: [wanita-muslimah] Bedah Disertasi Dr. Abd Moqsith 
Ghazali
  
  Ass wR wB
  
  Bapak-bapak yang saya hormati,
  
  Mungkin daripada kita nanti malah menggibah INSISTS di sini atau panitya
    penyelenggara, mungkin bisa hadir pada acara ini, dan langsung nanti
    disampaikan concern-nya kepada panitya. Sebenarnya saya juga bukan
    panitya. Hanya meneruskan info mengenai acara ini saja pada teman-teman,
    karena menurut saya acara ini menarik. Saya penah membaca ulasan
    mengenai topik ini di beberapa tabloid. Dan saya rasa akan menarik untuk
    Bapak-Bapak atau Ibu-Ibu yang bisa hadir untuk hadir.
  
  Adapun mengenai bedah buku tanpa penulisnya menjadi pembicara utama,
    menurut saya itu umum dilakukan. Saya beberapa kali melihat acara bedah
    buku, yang dibawakan bukan oleh penulisnya juga, biarpun penulisnya juga
    berdomisili di kota yang sama. Dan itu OK saja menurut pandangan umum.
    Menurut saya itu sama sekali bukan gibah. Karena yang dibahas adalah
    pandangan seseorang terhadap suatu buku atau tulisan. Setiap hari pun
    pada dasarnya kita melakukan hal yang sama, bukan ? Masalah pro dan
    kontra itu suatu yang biasa, bukan ? Apalagi untuk kalangan liberal di
    mana keterbukaan dan kebebasan berbicara merupakan salah satu yang
    diusungnya.
  
  Anyway, sebenarnya ada mukaddimah dari undangan yang saya kirimkan
    kemarin. Mudah-mudahan menambah lengkapnya info tentang acara tersebut.
    Berikut saya re-post, just FYI.
  
  Mudah-mudahan concern dan interest kita semua terhadap acara ini karena
    bentuk kecintaan kita kepada Islam. Insya Allah.
  
  Wassalaam,
    -Ning
  
  +++++++++++++++++++++++++++
    Baru-baru ini UIN telah meluluskan disertasi yang menghebohkan. Beberapa
    pemerhati masalah pemikiran Islam menyebutkan ini adalah tragedi
    keilmuan di lingkungan UIN Jakarta. Disertasi yang dibimbing langsung
    oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A (Dirjen
    Bimas Islam dan guru besar ilmu tafsir di UIN Jakarta)dan Prof. Dr.
    Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta)di samping terbilang unik untuk
    ukuran lingkungan pendidikan tinggi Islam di Indonesia yang mayoritas
    muslim, juga terbilang kontroversial.
  
  Tetapi bagi sebagian tokoh disertasi ini justru merupakan kebanggan dan
    patut mendapatkan pujian. Prof Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar sejarah
    Islam yang meraih Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya
    Timur Tengah, Columbia University tahun 1998,
    Master of Philosophy (MPhil) pada Departemen Sejarah, Columbia
    University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree tahun 1992,
    (dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to
    Indonesia : Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian 'Ulama ini
    the Seventeenth and Eighteenth Centuries) dipercaya menjadi ketua sidang
    dan tim penguji disertasi di bidang ilmu tafsir ini. Prof Dr. Azyumardi
    Azra mengatakan: "Disertasi ini telah melakukan terobosan".
  
  "Kekuatan disertasi ini terletak pada penguasaan yang dalam terhadap
    khazanah Islam klasik, " Azyumardi menambahkan. "Banyak orang bicara
    toleransi, tapi tak banyak yang punya sumber bacaan kuat dalam literatur
    klasik." Pembimbing disertasi ini, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, memuji
    disertasi ini telah mengungkap banyak informasi baru dalam literatur
    berbahasa Indonesia, seputar tema relasi antar-agama. Meski dalam
    literatur Arab hal itu terhitung barang lama".
  
  Layakkah deretan pujian ini disandangkan untuk disertasi ini? Dimanakah
    letak kotroversialnya sehingga oleh sebagian kalangan disebut-sebut
    sebagai tragedi keilmuan di UIN?
  
  Peneliti INSISTS, Fahmi Salim Zubair MA, master dalam bidang tafsir di
    Universitas al-Azhar Kairo yang pada 4 Desember 2007 lalu, dinyatakan
    lulus dengan predikat Summa Cum Laude (Penghargaan Tingkat Pertama),
    dengan Tesis-nya yang berjudul "KHITHABAT DA'WA FALSAFAT AL-TA'WIL
    AL-HERMENUTHIQI LI AL-QURAN; 'ARDL WA NAQD" (Studi analitis-kritis
    diskursus filsafat Hermeneutika Al-Quran)
  
  Fahmi telah menyelesaikan tesisnya di bawah bimbingan dua guru besar
    Tafsir dan Ilmu-ilmu Al-Quran, yaitu Prof. Dr. Abdul Hayyi Husein
    Al-Farmawi dan Prof. Dr.Abdul Badi' Abu Hasyim. Adapun para penguji
    tesis Fahmi Salim adalah: Prof. Dr. Salim Abdul Kholik Abdul
    Hamid (Guru besar Tafsir dan ilmu-ilmu Al-Quran) dan Prof. Dr. Ali Hasan
    Sulaiman (Guru besar dan Ketua Jurusan Tafsir dan Ilmu-ilmu Al-Quran,
    Fakultas Dirasat Islamiyah, Univ. Al-Azhar).
  
  Waktu:
    Sabtu, 23 Februari 2008 - Jam: 10:00 S/D 12:00 WIB
  
  Tempat:
    INSISTS - Institute for The Study of Islamic Thought and Civilization
  
  Jl. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta Selatan
    Tlp. 021-7940381 SMS Centre: 08111102549
  
  Peserta Terbatas Untuk Maksimal 40 orang.
  
  -----Original Message-----
    From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
    [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Achmad Chodjim
    Sent: Friday, February 22, 2008 8:56 AM
    To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
    Subject: Re: Balasan: [wanita-muslimah] Bedah Disertasi Dr. Abd Moqsith
    Ghazali
  
  Wa alaykumus salam wr. wb.,
  
  Bukan begitu, Mbak. Salah kalau undangan itu termasuk ke Pak Moqsith.
    Sdr. Moqsith itu penulisnya, maka etikanya pembicara utamanya adalah
    dia, sedangkan pembicara lain sebagai komentator atau penyanggah. Lha,
    kalau orangnya yang nulis masih hidup, dan tinggal di Jakarta pula, lalu
    pembicara utamanya ditinggalkan, itu namanya tidak etis alias tidak
    mengerti sopan santun.
  
  Kalau Sdr. Moqsith tidak diundang, yang akan terjadi adalah gibah atau
    menjelek-jelekkan saudara muslim sendiri. Bukankah kita mengetahui kalau
    posisi INSIST itu berlawanan dengan Sdr. Moqsith?
  
  Lha, kalau orang Islam tidak mengerti haknya terhadap saudara muslimnya,
    kan bisa menimbulkan fitnah. Hal semacam ini yang namanya mau cari
    benarnya sendiri. Dan, kalau itu terjadi --tanpa mengundang kehadiran
    Moqsith-- berarti INSIST tidak kredibel. Apa yang harus dipercaya bila
    sudah tidak kredibel?
  
  Wassalam,
    chodjim
  
  ----- Original Message -----
    From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning)
    To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
    Sent: Friday, February 22, 2008 6:30 AM
    Subject: RE: Balasan: [wanita-muslimah] Bedah Disertasi Dr. Abd
    Moqsith Ghazali
  
  Ass wR wB.
  
  Mbak Noni,
    Undangan di bawah untuk umum, termasuk untuk Pak Moqsith juga.
    Alhamdulillah kalau beliau berkenan hadir juga, insya Allah diskusinya
    akan lebih "rame".
  
  Saya sendiri ngga bisa hadir karena sedang tidak di Jakarta.
  
  Mbak Noni mau hadir ?
  
  Wass,
    -Ning 
  
  -----Original Message-----
    From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
    [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of noni marlini
    Sent: Wednesday, February 20, 2008 9:32 PM
    To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
    Subject: Balasan: [wanita-muslimah] Bedah Disertasi Dr. Abd Moqsith
    Ghazali
  
  mbak. kalau bedah disertasi, ya undang si empunya disertasi, Dr.
    Muqsith.
    kalau pembicaranya hanya satu pihak yg tidak setuju dg disertasi
    tersebut, apalagi cuma satu orang. ya, namanya tidak adil. padahal
    agama
    mengajarkan kita untuk tetap berbuat adil meski terhadap orang yg kita
    benci, apalagi Dr. Muqsith tentu tidak dibenci bukan? selayaknya kita
    menempatkan dan menilai karya intelektualnya secara adil. 
    lakukan dialog yg adil.
  
  makasih
  
  "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
    Bedah Disertasi Dr. Abd. Moqsith Ghazali
  
  Pembicara:
    Fahmi Salim MA (Peneliti INSISTS) 
  
  Waktu: 
    Sabtu, 23 Februari 2008 - Jam: 10:00 S/D 12:00 WIB
  
  Tempat: 
    INSISTS - Institute for The Study of Islamic Thought and Civilization
    Jl. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta Selatan Tlp. 021-7940381 SMS
    Centre: 08111102549
  
  Peserta Terbatas Untuk Maksimal 40 orang.
    . 
     
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
      
                                                    

       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke