1. Ya penting bagi orang suka baca fiksi atau fansnya HP.
Tapi ini kan hubungannya dengan bedah buku mengenai masalah agama. 
Agama kan bukan fiksi. Bagi yg kritis memang perlu tulisan2 tersebut diulas, 
didebat.
Sekarang nerbitin buku gampang asal punya duit jadi deh buku, tapi tanggung 
jawab sosialnya itu yg perlu di pertanyakan.
Makanya ada acara bedah membedah, tentunya supaya adil, supaya dapat penjelasan 
yg akurat langsung dari penulisnya.

Maka secara etika, penulisnya harusnya diundang, atau minimal kalo agak ada 
dana untuk mendatangkan ya dikasih tau gitu kalo bukunya 
mau di bedah, siapa tahu inisiatif dia sendiri mau datang. Apalagi kalo acara 
bedah buku ini nantinya bakalan di sebarluaskan meski hanya milis.
Ini kan bermanfaat juga bagi penulisnya, sapa tahu kalo ada cetak ulang bisa 
ada tambahan, koreksi, minta maaf kalo salah dll.

2. Kalo panitia bedah buku misalnya harus memilih satu orang  untuk dibayarin 
datang ceramah
Siapakah yg harus dipilih penulis fiksi ayat2 cinta atau M Yunus yg bikin teori 
bank untuk orang miskin.
Manakah yg lebih bermaslahat bagi kehidupan banyak orang ?

Ini memang cuma soal skala prioritas. Semuanya penting,  tapi gimana gitu kalo 
masalah yg penting itu diabaikan.

:-)
salam, 
l.meilany
  ----- Original Message ----- 
  From: lasykar5 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, February 26, 2008 9:39 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Bedah Disertasi Dr. Abd Moqsith Ghazali


  Nimbrung juga ah:
  Siapa bilang Harry Potter tidak penting? Tidak penting menurut siapa?
  Bukankah HP adalah salah satu fenomena tersendiri di dunia
  penulisan/fiksi/sastra kontemporer ...?
  Hehehe ... kadang ketika kita tidak bisa atau tidak terbiasa berpikir dan
  berinterkasi pluralistik-global, semua jadi hanya menurut kita, tidak tahu
  apa kata yang lain ... :-)
  salam,
  satriyo
  :-)

  2008/2/26 L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]>:

  > Nimbrung :
  > Menurut saya nggak semua bedah buku/disertasi harus mengundang penulisnya.
  > Kecuali kalo materinya menyangkut hal2 yg prinsip.
  > Misal, agama, perundangan, kesehatan, pokoknya ada inovasi terobosan itu
  > memang seharusnya dihadirkan.
  > Diundang kalo diluar kota dibayarin transport, dikasih biaya akomodasi,
  > dikasih uang lelah.
  > Paling gak daripada yg membedah saling debat kusir, kan sumbernya [ yg
  > bikin gara2] itu yg lebih bisa kasih penjelasan,
  > apalagi kalo orangnya masih hidup, sehat selamat sejahtera ngapain juga
  > dicuekin, kan lebih baik diundang, daripada nanti menimbulkan fitnah
  >
  > Kalo cuma bedah buku Harry Potter sih kan nggak perlu2 amat ngundang JK
  > Rowling misalnya.
  > Kan itu cuma kisah fiksi
  > :-))
  > salam,
  > l.meilany
  >
  > ----- Original Message -----
  > From: Mia
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
  > Sent: Sunday, February 24, 2008 12:20 AM
  > Subject: [wanita-muslimah] Re: Bedah Disertasi Dr. Abd Moqsith Ghazali
  >
  > Keliatannya kebanyakan temen WM berpendapat bahwa diskusi bedah
  > buku/disertasi adalah dengan menghadirkan penulisnya (konsekuensinya,
  > kalau nggak hadir, berarti diskusi itu tertunda).
  >
  > Jadi mungkin mba Ning berbesar hati menghubungi INSIST dengan
  > melangsungkan pendapat temen2 di WM ini, tentang krusialnya
  > menghadirkan penulis buku. Demi menjaga silaturahmi, dan kecintaan
  > kepada Allah dan Rasulnya (artinya mentaati persyaratan akademis yang
  > tinggi etikanya).
  >
  > salam
  > Mia
  >
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
  > "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]>
  > wrote:
  > >
  > > Mba Noni,
  > > Seingat saya, dari bedah buku yang saya hadiri di kampus, penulis
  > bukunya hadir selain beberapa orang pembedah bukunya baik yang pro
  > maupun yang kontra. Dengan cara itu memang adil dan adil itu bukannya
  > salah satu petunjuk agama yang harus dilakukan untuk berbagai hal
  > dalam hidup kita?
  > >
  > > Dalam kasus bedah buku seperti yang diposting mba Ning, penulisnya
  > masih hidup dan tinggal di Jakarta juga ya? Saya sependapat juga jika
  > sebaiknya penulisnya diundang dan bedah buku dilakukan di tempat yang
  > netral.
  > >
  > > salam
  > > Aisha
  > > ---------
  > > From : Noni Marlini
  > > Wah, salah paham lagi. Tidak ada yg mengatakan membedah buku tanpa
  > dihadiri penulisnya, apalagi hanya pihak yg kontra saja adalah ghibah.
  > Tidak ada yg mengatakan itu, hanya saja menurut saya bedah buku
  > seperti itu tidak adil. karena tidak memberikan kesempatan bagi
  > penulisnya mempertahankan pikirannya atau karya akademiknya yg telah
  > ditulis dengan susah payah.
  > > Karena itu, bedah buku yg dinilai kontroversial, sebaiknya
  > menghadirkan dua pihak; yg pro dan kontra, juga penulisnya. selain
  > itu, dilaksanakan di lokasi yg netral. misalkan, di kampus atau hotel,
  > atau restoran, etc.
  > >
  > > ini alamat email Mas Dr Moqshit Ghozali, [EMAIL PROTECTED]
  > > kebetulan beliau juga satu milis dengan saya di milis tetangga.
  > semoga bermanfaat dan bedah disertasinya mencerahkan, bukan menularkan
  > kebencian
  > >
  > >
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  > 
  >

  -- 
  Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke