Wahh ... akhirnya ... muncul lagi ni Kang Afiff .. tumben ... apakabar kang?


Saya masih berhutang pembahasan soal Hadis kalo ga salah, ya? Mohon ingatkan
lagi ya jika sampeyan masih ingin meneruskan diskusinya ... :-)

Buat pertanyaan sampeyan, yang saya maksud "mereka" adalah yang "narrow
minded" dan yang "narrow minded" yang saya maksud adalah mereka yang tidak
terbuka menerima perbedaan tapi pada saat yang sama mengaku terbuka
-- mungkin istilahnya liberal dan plural atau inklusif -- mencap mereka yang
tidak sesuai dengan pendirian mereka sebagai ortodoks, fundemantalis, dan
peristilahan turunan lainnya ... kira-kira gitu mas ...

Misalnya, ketika mereka bicara masalah jilbab atau poligami, atau syariah,
semua dalil digelontorkan, baik ayat dan hadis, dan mereka siap memberikan
penafsiran sesuai logika mereka untuk menolak jilbab, poligami dan syariah,
tentu dengan bekal argumen yang didasarkan pada misalnya hermeneutika,
relativisme, dan tidak lupa juga prinsip humanisme atau HAM ... sambil
menolak semua dalil (penfsiran/tafsir) ulama terdahulu yang tidak mereka
setujui (baca=sukai) dan tidak lupa juga mereka mengutak atik referensi
tulisan atau kutipan karya ulama terdahulu yang bisa dijadikan bukti bahwa
ternyata ada juga ulama terdahulu yang, misalnya, pluralis ... dan buat yang
menentang pendapat mereka ini, mereka cap fundamentalis, skripturalis,
literalis, et al ... tapi di saat lain, ketika mereka merasa tafsiran yang
sudah ada itu memehuni selera mereka, ya mereka pakai, sehingga mereka pun
sebenarnya literalis dan skripturalis juga.

Soal lain, ketika ingin memaksakan kehendak bahwa menurut mereka adalah
tidak adil mengkaji/membedah tulisan tanpa ada penulisnya, terlebih
penulisnya masih hidup dan ada di kota yang sama. Lalu apakah selama ini
mereka juga bersikap sama dengan tulisan selain dari kelompok mereka, yaitu
berbagai buku yang dibedah tanpa menghadirkan penulisnya? Atau ketika kita
tarik sedikit ke ranah tulisan yang lebih 'samawi' ... ketika 'tulisan
Tuhan' baik yang diterima Moses atau Yesus, dikritik, dikaji, dibedah oleh
kalangan mereka, tanpa mereka menghadirkan Moses, Yesus atau Tuhan, mengapa
tidak terjadi nalar kritis? ... malah bagi yang muslim-nya, dari kalangan
mereka, mengekor saja untuk juga ikut2an mengkritik, mengkaji dan membedah
'tulisan Tuhan' yang diturunkan pada Muhammad SAW (al-Quran dan al-Hadis),
tanpa terlalu ribut untuk menghadirkan Tuhan Muhammad dan Muhammad SAW
sendiri?

Apakah saya salah untuk menyatakan mereka ini narrow minded?

Kalo saya boleh ganti tanya, apa komentar mas tentang definisi
'fundamentalis' yang dialamatkan kepada those muslims semata karena mereka
tidak menerima pluralisme? Bisa anda jelaskan?

salam,
satriyo

PS: jika mas 'dapat' lagi dari milis2 yang saya ikuti, opini saya yang anda
rasa perlu dijelaskan, jangan sungkan2 langsung hubungi saya lagi di WM ini
ya ... :-)
PPS: kalo ternyata saya salang tangkap pertanyaan sampeyan, mohon tegur,
karena saya kira sampeyan bukan menanyakan identitas person ... tapi minta
penjelasan saja, apa yang saya maksud "mereka" yang "narrow minded"

2008/2/22 Muhkito Afiff [EMAIL PROTECTED]:

>   Berikut saya dapat dari milis insistnet lagi:
> http://groups.yahoo.com/group/insistnet/message/9359
>
> Mas Satriyo, yang panjenengan maksud "mereka" yang "narrow minded"
> itu siapa ya?
>
> salam,
>
> Muhkito
>
> --- In [EMAIL PROTECTED] <insistnet%40yahoogroups.com>, "rsa"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Berikut tanggapan lanjut atas undangan bedah buku AM, kali ini oleh
> salah satu dedengkot WM, sang ustad, Achmad Chodjim ... weleh,
> weleh,
> mereka ini ko sedemikian narrow minded ya, sampe yakin INSISTS
> seburuk ini? Apa buat mereka ... siapapun yang 'bersebrangan' adalah
> musuh?
>
> Gimana mas Arcon?
>
> salam,
> satriyo
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> "Achmad Chodjim"
> <chodjim@> wrote:
>
> Wa alaykumus salam wr. wb.,
>
> Bukan begitu, Mbak. Salah kalau undangan itu termasuk ke Pak
> Moqsith.
> Sdr. Moqsith itu penulisnya, maka etikanya pembicara utamanya adalah
> dia, sedangkan pembicara lain sebagai komentator atau penyanggah.
> Lha, kalau orangnya yang nulis masih hidup, dan tinggal di Jakarta
> pula, lalu pembicara utamanya ditinggalkan, itu namanya tidak etis
> alias tidak mengerti sopan santun.
>
> Kalau Sdr. Moqsith tidak diundang, yang akan terjadi adalah gibah
> atau menjelek-jelekkan saudara muslim sendiri. Bukankah kita
> mengetahui kalau posisi INSIST itu berlawanan dengan Sdr. Moqsith?
>
> Lha, kalau orang Islam tidak mengerti haknya terhadap saudara
> muslimnya, kan bisa menimbulkan fitnah. Hal semacam ini yang namanya
> mau cari benarnya sendiri. Dan, kalau itu terjadi --tanpa mengundang
> kehadiran Moqsith-- berarti INSIST tidak kredibel. Apa yang harus
> dipercaya bila sudah tidak kredibel?
>
> Wassalam,
> chodjim
>
> ----- Original Message -----
> From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning)
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> Sent: Friday, February 22, 2008 6:30 AM
> Subject: RE: Balasan: [wanita-muslimah] Bedah Disertasi Dr. Abd
> Moqsith Ghazali
>
> Ass wR wB.
>
> Mbak Noni,
> Undangan di bawah untuk umum, termasuk untuk Pak Moqsith juga.
> Alhamdulillah kalau beliau berkenan hadir juga, insya Allah
> diskusinya
> akan lebih "rame".
>
> Saya sendiri ngga bisa hadir karena sedang tidak di Jakarta.
>
> Mbak Noni mau hadir ?
>
> Wass,
> -Ning
>
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com>]
> On Behalf Of noni marlini
> Sent: Wednesday, February 20, 2008 9:32 PM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> Subject: Balasan: [wanita-muslimah] Bedah Disertasi Dr. Abd Moqsith
> Ghazali
>
> mbak. kalau bedah disertasi, ya undang si empunya disertasi, Dr.
> Muqsith.
> kalau pembicaranya hanya satu pihak yg tidak setuju dg disertasi
> tersebut, apalagi cuma satu orang. ya, namanya tidak adil. padahal
> agama
> mengajarkan kita untuk tetap berbuat adil meski terhadap orang yg
> kita
> benci, apalagi Dr. Muqsith tentu tidak dibenci bukan? selayaknya
> kita
> menempatkan dan menilai karya intelektualnya secara adil.
> lakukan dialog yg adil.
>
> makasih
>
> "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <ninghdw@> wrote:
> Bedah Disertasi Dr. Abd. Moqsith Ghazali
>
> Pembicara:
> Fahmi Salim MA (Peneliti INSISTS)
>
> Waktu:
> Sabtu, 23 Februari 2008 - Jam: 10:00 S/D 12:00 WIB
>
> Tempat:
> INSISTS - Institute for The Study of Islamic Thought and
> Civilization
> Jl. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta Selatan Tlp. 021-7940381 SMS
> Centre: 08111102549
>
> Peserta Terbatas Untuk Maksimal 40 orang.
>
> .
> .
>
> 
>



-- 
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke