Kalau lagu dangdut bilang:

Tidak semua laki-laki..

Wassalam,

Irwan.K

2008/2/26 Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]>:

>   Iya mbak Aisha, ini juga kenyataan hidup seorang sahabat. Sebetulnya
> suaminya ini juga gak punya pekerjaan tetap dan setiap merintis
> bisnis gatot mulu. Suatu hari istrinya bersyukur kalo suaminya itu
> bisa merintis suatu bisnis, tapi pas di usut-usut itu juga karena
> suaminya menikahi janda tajir (yang punya modal utk bisnis tsb).
>
> Lalu sahabatku itu menjumpai istri kedua suaminya itu dan mereka
> sama-sama merasa dibohongi dan dipergunakan karena suaminya itu
> mengaku single. Mereka berdua akan menggugat cerai. Namun, karena
> istri keduanya sedang hamil, dia menunggu sampai anaknya lahir.
> Kedua istri tersebutpun menyetop semua dana. Gubrak!
>
> Yang lebih gubrak lagi, suaminya itu memakai ayat2 poligami untuk
> pembenaran kelakuannya. Sahabat saya menjadi tambah geram.
>
> Meskipun akhirnya telah minta maaf dan berjanji begono begini, masih
> cinta lah namun sahabat sayapun sudah patah arang alias sudah tidak
> percaya.
>
> Saya cuma bisa bilang jangan ambil keputusan (cerai) pada saat
> sedang marah begini. Cooling down dulu. Tapi sahabat saya malah
> menangis. Katanya bagaimana bisa dibangun kembali kepercayaan itu.
> Sekarang ini, bila suami ingin menyentuhnya yang diingat adalah
> bagaimana suami menyentuh wanita lain tsb. Kalau suami mengatakan
> cinta, sahabat sayapun membayangkan bhw suaminya mengatakan hal yang
> sama kepada wanita itu. Itu semua menyakitkan hati sahabat saya.
>
> Wahai kaum laki! Bagaimana kalian bisa jadi pemimpin...kalau begini.
>
> wassalam,
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> "Aisha"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Iya mba Lina, saya kenal seorang perempuan yang punya 3 anak dan
> suaminya pekerja serabutan yang lebih sering tidak punya uang untuk
> kebutuhan anak istrinya. Si istri bekerja jadi pembantu rumah
> tangga, tapi gajinya tidak cukup untuk makan sehari-hari+ sewa kamar
> untuk mereka tinggal+ untuk 2 anak yang sekolah+ ngobati bayi ketiga
> yang sakit-sakitan. Setelah bayinya meninggal karena terlambat
> berobat (tidak punya uang) sementara suaminya malah asyik pacaran
> dengan seorang janda, ibu ini jadi TKW. Kebetulan dia mempunyai
> majikan arab terpelajar yang baik, selain gaji dia biasa diberi
> perhiasan oleh nyonya majikannya dan diajak naik haji. Dia mengirim
> seleuruh gajinya ke suaminya untuk sekolah anak-anaknya, tapi malah
> dipakai nikah sirri dan membiayai 2 istri barunya. Suami ini
> beralasan, "istri itu tugasnya di rumah, melayani suaminya bukan
> pergi bekerja. Jadi wajar kalau istri bekerja, saya mencari istri
> yang bisa melayani."
> >
> > Terakhir saya bertemu ibu ini, dia cerita, sudah tidak jadi TKW
> lagi dan sudah menggugat cerai dari suaminya ini dan dia hidup
> bahagia dengan 2 anaknya yang bisa dia biayai dari hasil beberapa
> tahun jadi TKW. Dia sekarang punya rumah tembok (dulu hanya sewa
> kamar berdinding anyaman bambu) dan punya warung selain bisnis
> rantangan untuk mahasiswa.
> >
> > Jadi suami yang seperti mba Lina tanyakan (yang menuntut hak
> berpoligami tapi tidak menuaikan kewajiban menafkahi keluarganya),
> tidak perlu diapa-apain, digugat cerai saja..:)
> >
> > salam
> > Aisha
> > -----------
> > From : Lina Dahlan
> > Kalau ada suami tidak berpenghasilan, otomatis nafkah dari istri
> saja. Lalu, suaminya menikah lagi secara diam2. Ada jawabannya gak,
> mesti diapain..:-)
> >
> > wassalam,
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> "Dwi W. Soegardi"
> > <soegardi@> wrote:
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke