Makin banyak aja ngibulnya si La Tando ini...
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tana Doang" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> MAS yang pembenci MUI dan mengidolakan Jusfiq mempelintir makna
Hadits. Ole sio sayange makna Hadits tsb sama sekali bukan LIHATLAH
APA YANG DIUCAPKANNYA. Hukama melakukan istinbath dari Hadits itu
pedoman dasar hakim menetapkan hukum dari fakta yang zhahir, karena
dalam hati seseorang tak ada yang tahu kecuali Allah. Ale nyong, MAS
yang pembenci MUI dan mengidolakan Jusfiq banyka-banyaklah belajar,
zeg.
> La Tando
>
>
> ----- Original Message -----
> From: ma_suryawan
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Thursday, March 13, 2008 9:13 AM
> Subject: [wanita-muslimah] ad hominem ... Re: luxenberg (dan hans
jansen) ...
>
>
> Tana Doang alias MQ ('cucunya' HMNA) ini rupanya tidak mengerti
> ajaran yang indah dari Rasulullah s.a.w. mengenai "lihatlah apa
yang
> diucapkannya" - bukan "lihatlah siapa yang berkata".
>
> Ini satu contoh lagi yang indah dari Sayyidina Kanjeng Rasulullah
> s.a.w. mengenai "LIHATLAH APA YANG DIUCAPKANNYA" sbb:
>
> Ketika Kanjeng Rasulullah s.a.w. mengutus Usamah bin Zaid r.a.
> sebagai komandan sebuah pasukan ke daerah suku Juhaina. Beliau
r.a.
> dan seorang Anshar menjumpai seseorang dari mereka (kaum kafir)
dan
> menyergapnya. Ketika akan dibunuh, orang tersebut berkata: "Laa
ilaha
> illalah" (Tiada Tuhan kecuali Allah), namun tetap saja dibunuhnya
> orang itu.
>
> Ketika berita kejadian itu sampai kepada Rasulullah s.a.w.,
beliau
> bertanya kepada Usamah r.a. mengapa ia berbuat demikian. Usamah
r.a.
> berkata:
>
> "Ya Rasulullah, ia mengucapkan "Laa ilaha illalah" karena untuk
> memastikan dirinya agar selamat."
>
> Rasulullah s.a.w. bersabda: "Mengapakah engkau tidak membelah
hatinya
> dan membukanya untuk memastikan apakah ia berkata itu karena
datang
> dari lubuk hatinya yang terdalam atau tidak?" (Diringkas dari
> Bukhari, Kitab al-Maghazi, Bab: Ba'ath al Nabi, Usamah bin Zaid
ilal
> Harqaat min al-Juhaina, hal. 612)
>
> Salam,
> MAS
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tana Doang"
<tana_doang@>
> wrote:
> >
> > Ole sio sayange, betul MAS itu seriawan, eh cari lawan. Beta
seng
> pernah buka pembicaraan ttg cecak, beta dibawa-bawa. Ale nyong,
> memang penting itu "man qaala", yaitu MAS yang suka cari lawan..
Yang
> beta sato sakaki (ini bahasa Minang nyong, karena ambo juga punya
> darah Minang, artinya sato=serta, sakaki=nendang, ikut nendang,
atau
> ikut nimbrung), berhubung MAS yang doyan cari lawan menulis:
ajaran
> Rasulullah s.a.w. bahwa lihatlah apa yang diucapkannya, meskipun
> ucapan (tulisan) itu keluar dari mulut anak kecil atau orang yang
> berkulit hitam sekalipun. Ambo satolah nimbrung, ambo copy paste
dari
> bawah, nyong: Ale nyong, bolehka beta tanya sadiki: "lihatlah apa
> yang diucapkannya" [unzur maa qaala], apa itu Hadits, atau cuma
ujar-
> ujar aje, kalau Hadits, siapa perawinya, dan siapa sahabat
sebagai
> orang pertama mendengarnya dari RasuluLlah SAW Mengapa beta tanya
> bagitu?
> > Ole sio sayange, sesungguhnya bidang ilmu Hadits memiliki
khasanah
> yang sangat lengkap untuk menguji keotentikan suatu Hadits dan
> pekerjaan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu :
> > 1. Sanad Hadits
> > 2. Matan Hadits
> > Dalam hal Sanad Hadits "unzur man qaala" (teliti siapa yang
> berkata), itu penting sekali. Ada Hadits yang ditolak, karena
dalam
> salah satu rantai sanadnya, ketahuan bahwa yang bersangkutan
pernah
> menipu ayam, yaitu memanggil ayam untuk menangkapnya dengan
berpura-
> > > pura menebar makanan ayam. .
> >
> > Btw, ole sio sayange, seng (tidak) perlu dikomentari Hadits ttg
> cecak ini, karena itu HR Bukhari, ada di Kutubu Sittah, begitu
nyong.
> > La Tando.
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: ma_suryawan
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Sent: Wednesday, March 12, 2008 9:21 AM
> > Subject: [wanita-muslimah] ad hominem ... Re: luxenberg (dan
hans
> jansen) ...
> >
> >
> > La Tando alias MQ ('cucunya' HMNA) yang ngakunya lulusan
> pesantren
> > bidang Hadits, dan merasa dirinya lebih punya otoritas dari
orang
> > lain yang tidak belajar khusus ilmu Hadits - punya kewajiban
> moral
> > untuk menjelaskan dengan penuh hikmah Hadits mengenai CICAK
ini,
> > sebab, katanya, hanya Hadits Shahih yang bisa dijadikan dalil,
> > sementara Hadits yang tidak Shahih (Dhaif, misalnya) tidak bisa
> > dijadikan dalil.
> .
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>