rujukan?
tidak asal mengembik (pinjem juga ah ungkapan 'arcon-ian' ini) kangmas
adipati condro?
jangan suruh google ya kangmas, lagi lambreta lamborgini koneksinyaaaa ...
:-)

On Mon, Apr 14, 2008 at 11:11 PM, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>
> Hamka,
> tenggelamnya kapal van der wijk, adaptasi dari majdulin karya sastrawan
> mesir al manfaluthi, yg ternyata merupakan terjemahan karya sastrawan
> perancis berjudul magdalena.
>
> Orang muslim menyadur kisah cinta karya orang kresten berjudul magdalena ?
>
> Hhhhmmmm .....
>
> Jadi ingat kasus hmna yg main kutip tulisan orang orang insist sampai
> diomel omel di milis mereka :)
>
>
>
>
> Sent from my BlackBerry(R) wireless device from XL GPRS network
>
> -----Original Message-----
> From: lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]>
>
> Date: Mon, 14 Apr 2008 16:38:49
> To:[EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>,
> wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: [wanita-muslimah] Pelajaran berharga ... Fwd: [...] Betulkah
> HAMKA pluralis
>
>
> assalaamu alaikum,
>
>  berikut ini adalah tulisan alm. Buya Hamka, sosok ulama sederhana tapi
>  tangguh dalam memegang aqidah, berkaitan dengan TOLERANSI, dari buku
>  kumpulan tulisan beliau.
>  sayang sekali di saat peringatan 100 th-nya, manipulasi atas ketokohan
>  beliau merebak bak cendawan di musim hujan dengan memaksakan khayalan
> bahwa
>  alm Buya HAMKA harus merupakan ulama nasional yang PLURALIS. semoga
> keluarga
>  beliau tidak tinggal diam, dan kita yang tahu fakta yang ada juga bisa
>  menjelaskan duduk perkaranya ...
>  semoga bermanfaat. maaf jika tidak berkenan.
>
>  salam,
>  satriyo
>
>  --
>  Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
>  -- al-Ra'd [13]: 28
>
>  ---------- Forwarded message ----------
>  From: sudiyono
>  Date: 2008/4/14
>  Subject: RE: [...] Betulkah HAMKA pluralis??????
>  To: [EMAIL PROTECTED]
>
>  Bismillah ar-Rahman ar-Rahim.
>  Berikut saya kutipkan tulisan Buya Hamka soal TOLERANSI, SEKULERISME,
> ATAU
>  SINKRETISME.
>  Dalam kutipan ini, yang dimaksud catatan di akhir kutipan ialah catatan
>  editor Buku Hati ke Hati (yg mrp kumpulan tulisan Hamka di Majalah
>  Panjimas).
>  Semoga bisa bermanfaat, dan juga semoga gak ada salah ketik aah... :-S
>
>  Waallhualam.
>
>  ________________________________
>
>  TOLERANSI, SEKULERISME, ATAU SINKRETISME
>  Dari Hati ke Hati - HAMKA
>
>  Tahun 1968 yang baru kita lalui adalah tahun yang luar biasa. Di tahun
> 1968
>  kita berhari raya Idul Fitri samapai dua kali, yaitu 1 Januari 1968 dan
> 21
>  Desember 1968.
>
>  Maka timbullah inspirasi pada beberapa orang Kepala Jawatan dan juga pada
>  beberapa orang Menteri Kabinet Pembangunan, dan keluarlah perintah supaya
>  peringatan halal bi halal Idul Fitri dan hari Natal digabungkan jadi
> satu.
>  Diadakan pertemuan serentak disatu tempat, biasanya biasanya
>  dijawatan-jawatan, dan departemen-departemen; "Lebaran-Natal". Maka
>  tersebutlah perkataan bahwasannya bapak Kepala Jawatan atau bapak Menteri
>  atau bapak Jenderal memulai sambutan beliau, bahwa demi kesaktian
> Pancasila
>  yang wajib kita amalkan dan amankan, dalam "Lebaran-Natal" ini kita
>  menananmkan dalam hati kita, sedalam-dalamnya, apa arti toleransi. Dan
>  diaturlah acara mula-mula membaca Al Quran, oleh seorang pegawai yang
> pandai
>  'mengaji', kemudian itu diiringi oleh seorang pendeta atau pastor yang
>  sengaja diundang, dengan membacakan ayat-ayat injil, terutama yang
> berkenaan
>  dengan kelahiran 'Tuhan' Yesus. Yesus Kristus Juru Selamat Dunia, Anak
> Alah
>  Yang Tunggal, tetapi Dia sendiri adalah Alah Bapak juga, menjelma menjadi
> ke
>  dalam tubuh Santa Maria yang suci, untuk kemudian lahir sebagai manusia.
>
>  Tentu saja yang lebih banyak hadir dalam pertemuan "Lebaran-Natal" itu
>  adalah orang-orang Islam dari pada orang-orang yang beragama Kristen. Si
>  orang Islam diharuskan mendengarkan dengan khusyu' bahwa Tuhan Alah
> beranak,
>  dan Yesus ialah Alah. Sebagaimana tadi orang-orang Kristen disuruh
> mendengar
>  tentang Nabi MUhammad Saw dengan tenang, padahal mereka diajarkan oleh
>  pendetanya bahwa Nabi Muhammad bukanlah Nabi, melainkan penjahat. Dan
>  Alqur'an bukanlah kitab suci, melainkan buku karangan Muhammad saja.
>
>  Kedua belah pihak, baik orang Kristen yang disuruh tafakur mendengarkan
>  Alqur'an, atau orang Islam yang disuruh mendengarkan bahwa Tuhan Alah itu
>  ialah satu ditambah dua sama dengan satu, semuanya disuruh mendengarkan
>  hal-hal yang tidak mereka percayai dan tidak dapat mereka terima.
> Kemudian
>  datanglah komentar dari protokol, bahwa semuanya itulah yang bernama
>  toleransi, demi kesaktian Pancasila!.
>
>  Dan sebagai penutup disuruh kemuka seorang Kyai membaca do'a. Seluruh
>  hadirin yang Islam membaca amin. Pihak Kristen duduk berdiam diri, dan
> kita
>  tahu apa yang terasa dalam hatinya, yaitu muak dan mual. Kemudian naik
> pula
>  yang pendeta menyebut do'a-do'a hari Natal, dan semua orang Islam berdiam
>  diri saja, dan kitapun tahu apa yang ada dalam hati mereka.
>
>  Pada hakikatnya mereka itu tidak ada yang toleransi. Mereka kedua belah
>  pihak hanya menekan perasaan, mendengarkan ucapan-ucapan yang dimuntahkan
>  oleh telinga mereka. Jiwa, raga, hati sanubari, dan otak tidak bisa
>  menerima. Kalau keterangan orang Islam bahwa Nabi Muhammad Saw adalah
> Nabi
>  akhir zaman, penutup sekalian Rasul. Jiwa raga orang Kristen akan
> mengatakan
>  bahwa keterangan orang Islam ini harus ditolak, sebab kalau diterima kita
>  tidak Kristen lagi. Dalam hal kepercayaan tidak ada toleransi.
>
>  Sementara sang Pastor dan Pendeta menerangkan dosa waris Nabi adam,
> ditebus
>  oleh Yesus Kristus di atas kayu palang, dan manusia ini dilahirkan dalam
>  dosa, dan jalan selamat hanya percaya dan cinta dalam Yesus. Telinga
> orang
>  Islam muntah mendengarkan.
>
>  Bertambah mendalam orang-orang yang beragama itu meyakini agamanya,
>  bertambah muntah telinganya mendengar kepercayaan-kepercayaan yang
>  bertentangan dengan akidah agamanya. Barulah mereka menerima semuanya itu
>  dengan toleransi kalau agama itu tidak ada yang dipegangya lagi.
>
>  Lantaran itu maka kalau dengan menggabungkan Lebaran dengan Natal,
> Muhammad
>  Saw menjemput syari'at sembahyang, lalu turun lagi ke bumi menyampaikan
>  perintah itu, jika misalnya pula berdekatan tanggalnya dengan Mi'raj Nabi
>  Isa, yang menurut kepercayaan Kristen, bangkit dari kuburnya setelah tiga
>  hari, lalu naik ke langit dan kini duduk di sisi kanan Alah, Bapaknya
> yang
>  disurga; kalau hal-hal seperti ini diadakan untuk toleransi, demi
> kesaktian
>  Pancasila, atau demi mengamalkan dan mengamankan Pancasila, dengan
>  sungguh-sungguh kita katakan bahwa, ini bukan toleransi, melainkan
> memaksa
>  kedua belah pihak jadi orang munafik, mengangguk-angguk menerima hal yang
>  tak masuk diakal; dengan sengaja dan diatur, supaya membuktikan
> toleransi.
>
>  Baru-baru ini Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, sudah menjelaskan
>  bahwasanya do'a bersama dalam hari-hari peringatan, tidaklah dibolehkan
>  dalam ajaran Islam. Do'a demikian pun tidak akan dapat diterima, karena
> do'a
>  adalah ibadah dan ada sendiri ketentuannya. Orang Islam meminta kepada
> Tuhan
>  Allah Yang Satu, yang tidak ada syarikat bagi-Nya, sedangkan Pastor dan
>  Pendeta akan berdo'a meminta kepada Alah Bapak, Alah Putera, dan Alah Roh
>  Kudus.
>
>  Semangat toleransi yang sejati, yang logis, yang masuk akal ialah, ketika
>  orang Islam berdo'a, orang Kristen meninggalkan tempat berkumpul. Dan
> ketika
>  Pastor berdo'a kepada Tiga Tuhan orang Islam keluar.
>
>  Zaman akhir-akhir ini sudah ada gejala toleransi paksaan itu, dalam
> hal-hal
>  resmi atau tidak resmi. Untuk tenggang menggang, seorang Kyai disuruh
> baca
>  do'a dan untuk menunjukkan Pemerintah berlapang dada, ditambah lagi
> dengan
>  do'a Katholik. Sesudah itu dengan doa' Protestan, sesudah itu dengan do'a
>  Hindu-Bali. dan dengan do'a secara Budha.
>
>  Orang tidak memperhitungkan bagaimana perasaan dari pemeluk agama itu
>  sendiri, atau orang yang tekun utuh dalam agama yang dipeluknya. Terutama
>  orang Islam yang 85% bangsa Indonesia ini terdiri dari mereka.
>
>  Yang menganjurkan do'a bersama, atau perayaan 'Lebaran-Natal', atau
>  barangkali nanti Natal-Maulid, bukanlah orang yang mempunyai kesadaran
>  agama, melainkan orang-orang sekuler, yang baginya masa bodoh, apakah
> Tuhan
>  satu atau beranak, sebab bagi mereka agama hanya iseng! Atau orang-orang
>  sinkritisme, yang mencari segala persesuaian diantara yang berbeda, lalu
>  dari segala yang sesuai itu mereka membuat sesuatu yang baru.
>
>  Gejala seperti ini yang kita lihat sekarang. Dengan setengah paksaan
>  dianjurkan do'a bersama, beribadat bersama, kebaktian bersama diantara
>  orang-orang yang berlainan kepercayaan, dan dikatakan itu semangat
>  Pancasila! Sehingga disadari atau tidak, Pancasila boven alles diatas
> dari
>  semua agama, dan orang-orang yang sama sekali tidak mengamalkan satu
> agama,
>  merasa dirinya pemimpin tertinggi, melebihi ulama dan pendeta, kyai dan
>  pastor. Dan barangsiapa yang tidak menyetujui, dituduh anti Pancasila dan
>  tidak toleransi, dan tidak menunjukkan 'kepribadian' Indonesia.
>
>  Selama pena ini masih bisa menulis dan mulut ini masih bisa berkata, kita
>  katakan terus terang : "Bukan begitu yang toleransi"!
>
>  Bahkan itu adalah merusak agama, memaksa orang menelan sesuatu yang
>  berlawanan dengan inti kepercayaannya. Dan pemuka-pemuka agama yang sadar
>  akan tetap menolaknya. Kita bukanlah menolak Pancasila. Sejak Pancasila
>  diasaskan pada 25 tahun yang lalu, kita sudah menyatakan tidak keberatan.
>
>  Tetapi kita tegaskan bahwasannya keselamatan dan keamanan Pancasila itu
>  hanya akan terjamin, apabila umat yang beragama, khususnya umat Islam
> taat
>  setia melaksanakan agamanya, bukan disuruh pindah dari agamanya menuju
> suatu
>  kekaburan yang namanya Pancasila. Dan bukan disuruh membuat suatu macam
>  upacara, kebaktian, do'a dan sebagainya bersama-sama dengan pemeluk agama
>  lain yang berlainan akidah dan kepercayaan.
>
>  Orang agma lain pun tidak akan dapat menerima suatu upacara baru yang
> tidak
>  ada dalam agama itu. Dan ini hanya akan akan bisa dilakukan oleh
>  pemeluk-pemeluk agama yang tidak punya pendirian, yang lupa tanggung
>  jawabnya di hadapan Tuhan, karena hendak mengambil muka kepada atasan.
>
>  Sehingga pernah terjadi, seorang pembicara di dalam pertemuan besar
>  mengatakan bahwa "Nabi Isa disalib" padahal dia pemuka Islam. Dan pernah
>  terjadi seorang Kyai membaca do'a dihadapan umum, dan do'a itu diambilnya
>  dari "khutbah gunung", pidato Yesus Kristus dalam Injil yang beredar
>  sekarang. Demi toleransi, Kyai tidak membaca lagi do'a yang warid dari
>  ajaran Rasulullah Saw.
>
>  Tentu orang-orang seperti itu dapat pujian atasan, dan disambut dengan
> tepuk
>  tangan oleh orang-orang Kristen, tetapi dia tidak sadar bahwa dengan apa
>  yang dinamainya "toleransi" itu dia telah mengorbankan akidah agamanya.
> ***
>
>  Catatan :
>  Sikap almarhum Buya Hamka mengenai Natal dan Idul Fitri bersama ini
>  berlanjut menjadi fatwa Majelis Ulama, yang Buya Hamka sendiri sebagai
>  ketuanya; "Natal dan Idul Fitri bersama hukumnya haram". Pemerintah
> melalui
>  Menteri Agama, Alamsyah Ratuprawiranegara meminta supaya fatwa itu
> dicabut.
>  Buya Hamka kemudian memilih sikap meletakkan jabatan sebagai Ketua MUI
>  (Majelis Ulama Indonesia).
>
>  sumber :
>  Dari Hati ke Hati, tentang : Agama, Sosial-Budaya, Politik Oleh
>  Prof.DR.Hamka. Cetakan I, Penerbit Pustakan Panjimas, Jakarta 2002.
>
>  [Non-text portions of this message have been removed]
>  .
>
>  [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
> ------------------------------------
>
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> ....Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


-- 
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
-- al-Ra'd [13]: 28


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke