Dear all,

Maaf (dan ini tidak selalu karena salah, mau jawa atau 
bukan ...hehe), 
tapi saya kira sebenarnya masalah cukup jelas dari berbagai diskusi 
topik (yang sempat 'memakan korban' banning) ini, yaitu bahwa ada 
sementara kalangan (kecil) ummat yang tidak (merasa atau bisa) 
melihat bahwa aliran sesat asal Qadian ini sudah sesat, menyimpang 
dari ajaran tauhid Islam dan sekaligus menghina dan menistakan Islam 
dengan perangkat ajarannya yang bersumber utama dari Kitabullah dan 
Sunnati Rasulillah, dan di pihak lain, ada sementara kalangan 
(mayoritas) ummat yang tersinggung, terhina, resah dan bahkan 
ketakutan dengan keyakinan dan sepak terjang aliran sesat ini, yang 
segelintir elemen kalangan mayoritas ini ada yang tidak bisa diam 
menahan diri, setelah aliran ini puluhan tahun disanggah dan 
disadarkan tapi tidak mau berubah, sehingga dengan segala emosi dan 
keterbatasan pemahaman yang ada mereka ada yang melampiaskannya 
dengan 'menyerang' sarana milik aliran sesat ini, tapi tidak pernah 
menyerang pengikutnya.

Jadi, masing-masing pihak saya kira perlu untuk saling menghargai 
saja, artinya bertukar fikiran dengan tetap memegang keyakinan masing-
masing dan tidak harus selalu OOT dengan flaming, adhominem atau 
tindakan 'anarkis' lainnya yang tidak produktif dan kontributif buat 
mencoba mencari titik temu (tidak harus ada pihak yang 'kalah' 
atau 'mengalah') agar pihak penonton, yaitu ahmadiers, bisa segera 
melihat dampak buruk yang mereka timbulkan atas sikap pengecut mereka 
dengan secara sadar dan sengaja mengadu domba ummat Islam tanah air, 
semata untuk kepentingan diri dan kelompok.

Maaf jika tidak berkenan. Islam memang tidak butuh klaim kenabian dan 
wahyu dari Ghulam Ahmad ('mirza' konon adalah gelar penghormatan, dan 
saya tidak setuju) atau siapapun yang konsekuensinya adalah 
penyesatan ummat dan pemecahbelahan ummat.

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 1. jadi agama urusannya cuman kalau mati aja ya?
> 2. terus kalau KTP-nya ilang gimana? misalnya ada orang dijambret
> terus dibunuh, termasuk KTP-nya juga diambil sama malingnya.
>    walhasil nggak ketauan agamanya apa. paling2 polisi bikin
> pengumuman, ditemukan mayat dengan identitas ini, bagi keluarga
>    yang kehilangan bisa melihat di RS ini, tar dari situ keluarganya
> bisa ngeliat dan ngurusin kan?
> 3. jaman Nabi dulu juga gak ada KTP kok
> 
> salam,
> --
> wikan
> 
> 2008/4/22 L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]>:
> >
> > Nimbrung :
> >  1. Agama itu perlu dicantumkan di KTP, surat2 keterangan jati 
diri yg
> > dibawa-bawa.
> >  Manakala mati mendadak jauh dari keluarga, nyasar di pedalaman 
hutan,
> > lantas gimana diperlakukan.
> >  Kalo islam kan musti cepet2 dikubur, disolatkan, orang kristen 
masih bisa
> > lama nunggu bala bantuan.
> >  Kalo budha dibawa ke krematorium, dibakar habis abunya disimpan 
di guci
> > untuk diingat-ingat.
>


Kirim email ke