Mas Donnie,
Bagaimana dengan gaya penulisan member yang satu ini, apakah cukup 
sekadar sesuai standar 'tulis' artinya ejaan sudah tidak terlalu 
masalah, tapi secara grammar/tatabahasa, apakah juga setara tdk 
standarnya dengan member lain yang menurut mas sulit dimengerti?
salam,
satriyo

PS: kec ini puisi, apa hendak di kata ... :-(

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Cie, udah main jumlah dan fpi main golok nih :). Diksi yg dipakai 
oom efie ruarrr biasa.
> 
> Islam petantang petenteng ?
> Tanda kebenaran.
> 
> Hati menjadi sombong, mengingat diri
> Memeluk islam majoritas
> Alhamdulillah !
> 
> 
> 
> 
> Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network
> 
> -----Original Message-----
> From: "rsa" <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> Date: Tue, 22 Apr 2008 06:40:07 
> To:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Republika: 'Islam Tak Butuh 
Mirza Ghulam Ahmad'
> 
> 
> Dear all,
>  
>  Maaf (dan ini tidak selalu karena salah, mau jawa atau 
>  bukan ...hehe), 
>  tapi saya kira sebenarnya masalah cukup jelas dari berbagai 
diskusi 
>  topik (yang sempat 'memakan korban' banning) ini, yaitu bahwa ada 
>  sementara kalangan (kecil) ummat yang tidak (merasa atau bisa) 
>  melihat bahwa aliran sesat asal Qadian ini sudah sesat, menyimpang 
>  dari ajaran tauhid Islam dan sekaligus menghina dan menistakan 
Islam 
>  dengan perangkat ajarannya yang bersumber utama dari Kitabullah 
dan 
>  Sunnati Rasulillah, dan di pihak lain, ada sementara kalangan 
>  (mayoritas) ummat yang tersinggung, terhina, resah dan bahkan 
>  ketakutan dengan keyakinan dan sepak terjang aliran sesat ini, 
yang 
>  segelintir elemen kalangan mayoritas ini ada yang tidak bisa diam 
>  menahan diri, setelah aliran ini puluhan tahun disanggah dan 
>  disadarkan tapi tidak mau berubah, sehingga dengan segala emosi 
dan 
>  keterbatasan pemahaman yang ada mereka ada yang melampiaskannya 
>  dengan 'menyerang' sarana milik aliran sesat ini, tapi tidak 
pernah 
>  menyerang pengikutnya.
>  
>  Jadi, masing-masing pihak saya kira perlu untuk saling menghargai 
>  saja, artinya bertukar fikiran dengan tetap memegang keyakinan 
masing-
>  masing dan tidak harus selalu OOT dengan flaming, adhominem atau 
>  tindakan 'anarkis' lainnya yang tidak produktif dan kontributif 
buat 
>  mencoba mencari titik temu (tidak harus ada pihak yang 'kalah' 
>  atau 'mengalah') agar pihak penonton, yaitu ahmadiers, bisa segera 
>  melihat dampak buruk yang mereka timbulkan atas sikap pengecut 
mereka 
>  dengan secara sadar dan sengaja mengadu domba ummat Islam tanah 
air, 
>  semata untuk kepentingan diri dan kelompok.
>  
>  Maaf jika tidak berkenan. Islam memang tidak butuh klaim kenabian 
dan 
>  wahyu dari Ghulam Ahmad ('mirza' konon adalah gelar penghormatan, 
dan 
>  saya tidak setuju) atau siapapun yang konsekuensinya adalah 
>  penyesatan ummat dan pemecahbelahan ummat.
>  
>  salam,
>  satriyo
>  
>  --- In wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" 
>  <wikan.danar@> wrote:
>  >


Kirim email ke