Assalamu'alaikum,

Ada kenyataan yang lebih menarik, seperti MUI, Ketua MPR Hidayat 
Nurwahid, Komarudin Hidayat, atau siapapun yang menyatakan dan 
meminta agar Jemaat Ahmadiyah membuat agamanya sendiri supaya lebih 
aman dan tidak mencemari Islam, maka dapat dikatakan:

(i) Orang tersebut merasa dirinya sebagai PEMILIK ISLAM, sehingga 
yang berbeda pemahaman dan keyakinannya tidak boleh menggunakan nama 
atau label Islam,
(ii) Orang tersebut tidak mengerti bahwa Pendiri Jemaat Ahmadiyah 
adalah beragama Islam, dan tidaklah mungkin bagi Jemaat Ahmadiyah 
untuk menggunakan nama lain kecuali Islam.

Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menyatakan:

"Tidak ada kitab kami selain Qur'an Syarif. Dan tidak ada rasul kami 
kecuali Muhammad Musthafa shallallaahu `alaihi wasallam. Dan tidak 
ada agama kami kecuali Islam. Dan kita mengimani bahwa nabi kita 
s.a.w. adalah Khaatamul Anbiya', dan Qur'an Syarif adalah Khaatamul 
Kutub. Jadi, janganlah menjadikan agama sebagai permainan anak-anak. 
Dan hendaknya diingat, kami tidak mempunyai pendakwaan lain kecuali 
sebagai khadim Islam. Dan siapa saja yang mempertautkan hal [yang 
bertentangan dengan] itu pada kami, dia melakukan dusta atas kami. 
Kami mendapatkan karunia berupa berkat-berkat melalui Nabi Karim 
s.a.w. Dan kami memperoleh karunia berupa makrifat-makrifat melalui 
Qur'an Karim. Jadi, adalah tepat agar setiap orang tidak menyimpan 
di dalam kalbunya apa pun yang bertentangan dengan petunjuk ini. 
Jika tidak, dia akan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah 
Ta'ala. Jika kami bukan khadim Islam, maka segala upaya kami akan 
sia-sia dan ditolak, serta akan diperkarakan." (Maktubaat-e-
Ahmadiyyah, jld. 5, no. 4) 

Sungguh ironis, dahulu Kanjeng Rasulullah s.a.w. (dan para nabi 
lainnya) diberikan mandat oleh Allah Ta'ala untuk mengajak manusia 
masuk ke dalam Islam, namun sekarang para ulama/kyai/mullah malah 
menyuruh dan meminta Jemaat Ahmadiyah, yang mengimani apa yang ada 
dalam RUKUN IMAN dan melaksanakan RUKUN ISLAM, agar ke luar dari 
Islam.

Kenyataan ini sungguh menarik, mengingatkan kita bahwa apa yang 
diceritakan dalam kitab-kitab suci telah berulang kembali. History 
repeats itself.

Salam,
MAS


Kirim email ke