Coba logikanya dibalik. Sebenarnya, kamulah yang merasa memiliki Islam. Jelas, mutawatir, ijma' bahwa nabi mengatakan tidak ada nabi lagi setelah beliau, tapi kalian memaksa bahwa harus ada nabi lagi setelah beliau. Kalianlah yang sebenarnya memaksakan kebenaran kalian sendiri. Untuk itu kalian putar balikkan dengan paksa tafsir Quran dan Hadis agar sesuai dengan nafsu kalian tersebut. Ketika umat Islam marah karena tafsir kalian itu, kalian merengek-rengek minta diakui, minta dikasihani dengan berbagai macam propaganda.
Saya lihat kalian ini cengeng, bukan pejuang. Terlalu banyak mengeluh. Itu bukan ciri-ciri pejuang. Bukan ciri-ciri kebenaran. Kalianlah yang memaksa agar agama ini mau menyesuaikan diri dengan nafsu kalian. Dengan tipuan nabi palsu kalian itu. -Rizal- ma_suryawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamu'alaikum, Ada kenyataan yang lebih menarik, seperti MUI, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Komarudin Hidayat, atau siapapun yang menyatakan dan meminta agar Jemaat Ahmadiyah membuat agamanya sendiri supaya lebih aman dan tidak mencemari Islam, maka dapat dikatakan: (i) Orang tersebut merasa dirinya sebagai PEMILIK ISLAM, sehingga yang berbeda pemahaman dan keyakinannya tidak boleh menggunakan nama atau label Islam, (ii) Orang tersebut tidak mengerti bahwa Pendiri Jemaat Ahmadiyah adalah beragama Islam, dan tidaklah mungkin bagi Jemaat Ahmadiyah untuk menggunakan nama lain kecuali Islam. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menyatakan: "Tidak ada kitab kami selain Qur'an Syarif. Dan tidak ada rasul kami kecuali Muhammad Musthafa shallallaahu `alaihi wasallam. Dan tidak ada agama kami kecuali Islam. Dan kita mengimani bahwa nabi kita s.a.w. adalah Khaatamul Anbiya', dan Qur'an Syarif adalah Khaatamul Kutub. Jadi, janganlah menjadikan agama sebagai permainan anak-anak. Dan hendaknya diingat, kami tidak mempunyai pendakwaan lain kecuali sebagai khadim Islam. Dan siapa saja yang mempertautkan hal [yang bertentangan dengan] itu pada kami, dia melakukan dusta atas kami. Kami mendapatkan karunia berupa berkat-berkat melalui Nabi Karim s.a.w. Dan kami memperoleh karunia berupa makrifat-makrifat melalui Qur'an Karim. Jadi, adalah tepat agar setiap orang tidak menyimpan di dalam kalbunya apa pun yang bertentangan dengan petunjuk ini. Jika tidak, dia akan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah Ta'ala. Jika kami bukan khadim Islam, maka segala upaya kami akan sia-sia dan ditolak, serta akan diperkarakan." (Maktubaat-e- Ahmadiyyah, jld. 5, no. 4) Sungguh ironis, dahulu Kanjeng Rasulullah s.a.w. (dan para nabi lainnya) diberikan mandat oleh Allah Ta'ala untuk mengajak manusia masuk ke dalam Islam, namun sekarang para ulama/kyai/mullah malah menyuruh dan meminta Jemaat Ahmadiyah, yang mengimani apa yang ada dalam RUKUN IMAN dan melaksanakan RUKUN ISLAM, agar ke luar dari Islam. Kenyataan ini sungguh menarik, mengingatkan kita bahwa apa yang diceritakan dalam kitab-kitab suci telah berulang kembali. History repeats itself. Salam, MAS --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]