Miadear,

Baca komentar2 Mia tentang 'perseteruan' Arcon vs Satriyo ini bagi yg ambang 
pekanya tinggi bisa bikin sakit ati :-))
Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.

Tak akan ada asap jika tak ada api.
Jika Mia ogah baca mail2 member yg bikin Mia eneg, ya mustinya jangan komentar  
yg menurut saya
kok nadanya menyakitkan, meskipun bukan untuk saya.
Selalu kan, dari dulu ribut2 ini bukan sak dheg sak nyet [ tiba2] ada proses 
panjanaaaaang.
Nggak tiba2 saja meledak.

Kalo Pak Satriyo secara tersurat mengancam, Pak Arcon secara tersurat juga 
memfitnah.
Mana yg lebih dulu biarlah mereka yg merenungkannya. Biarlah moderator juga 
bersikap adil
30 hari mencari cinta atau 30 hari mencari keadilan?
Kenapa kok 30 kok bukan 25, 31, 28 atau 50? :-))

Saya pikir tunas kebencian, prasangka gak akan tumbuh subur jika tidak dipupuk.
Jika ada omongan, komentar yg nylekit, gak mendasar ya lewati saja sambil 
berusaha menahan diri.
Nanti lama2 juga akan bosan sendiri.
----------------------- sekaligus njawab yg japrian
Mungkin banyak hal dalam perbincangan di milis saya gak sepakat gak klik dengan 
pak Satriyo yg saya anggap 
penasihat spritual saya tapi itu mudah2-agak membuat saya harus ngotot, 
ngluarin enerji berlebih.
Dulu ada alm pelukis di Surabaya yg beri nasihat pada saya, "jangan dulu marah 
pada seseorang yg menghinamu, tapi 
slidikilah mengapa ia menghinamu? 

Ada member diam yg japri saya, tentang sikap saya mengenai ahmadiyah yg 
dianggap plin plan, dianggap juga saya sesat
Yg saya ungkapan di milis hampir 100 % adalah pengalaman pribadi.
Diskusi saya adalah diskusi keseharian bukan berdasarkan berita koran, ilmu yg 
muluk2.dll.
Kalo nyatanya memang saya pernah punya tetangga yg ahmadiyah dan mereka bisa 
membaur, bisa bergaul baik; bisa ngaji bareng;
masak sih saya akan ngomong bahwa ahmadiyah sesat.....?
Ini bukan masalah 'pluralitas, HAM, demokrasi ' kata2 itu terlalu tinggi bagi 
saya rakyat jelata; kenyataan adalah keseharian yg saya jalani.

Salam, 
l.meilany



  ----- Original Message ----- 
  From: Mia 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, April 25, 2008 9:04 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Batas Becanda di Milis


  Aku nyaris nggak pernah baca postingan satriyo (dan beberapa miliser 
  lain, dengan sebab yang berbeda ), tapi kadang terbaca karena 
  ditanggapin temen2. Dan setelah postingan ancaman ini, saya nggak 
  akan membuka postingan atas nama satriyo ini.

  Kupikir satriyo ini kelakukannya sudah membuat dirinya kafir, 
  takabur dan nggak bakal meliat kebenaran. Ini sudah terbukti dengan 
  pola postingannya sekalipun kebenarannya sudah jelas, dari runutan 
  postingan, misalnya diskusinya terakhir dengan DWS tentang anggota 
  parlemen yang berkomentar ttg gay rights.

  WM kan punya piaraan2..termasuk satriyo ini, nggak papalah 
  dikandangin di WM, sesekali saja kalo lagi nggak ada kerjaan 
  ngebales postingannya. Memang ada piaraan yang harmless, ada yang 
  bikin kangen, ada yang bikin geregetan, tapi yang Satriyo ini bikin 
  eneg sekaligus mengerikan, bahkan kepada organisasinya sendiri. 
  Walaupun mengerikan, tapi ternyata pengecut juga, nggak berkutik di 
  milis JP, tapi merajalela di sini. Itu sikap zalim, karena sudah 
  diberi kebebasan tapi menyalahgunakan.

  Bayangin PKS mempunyai pendukung lebih dari 50% yang kayak gini, 
  tepatnya didompleng, sehingga misalnya kalau sudah mempunyai 
  kekuasaan, demokrasi diluluhlantakkan, khilafah didirikan. Tapi 
  tentu saja ini nggak akan terjadi, karena PKS juga nggak bodo2 amat, 
  dan terutama karena rakyat Indonesia masih demen dangdut. Tapi ya 
  bikin repot dan bikin negara ini susah maju.

  Kalo mbak Mei mungkin bisa membedakan antara postingan Arcon dan 
  Satriyo (nggak ngomongin tutur kata mereka di dunia nyata). 
  Postingan Arcon adalah shock teraphy atau bumper untuk yang semacam 
  Satriyo, artinya itu bukan pola diskusi Arcon yang asli - namun pola 
  diskusi Satriyo memang begitu kepada semua orang yang 
  dipikirnya 'dia, atau mereka against me or us'. Jadi yah, biarin 
  aja Arcon ngeladenin Satriyo, sampe capek sendiri nggak usahlah 
  dibaca, dilewatin saja.

  salam
  Mia

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Herni Sri Nurbayanti" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Mas Satriyo,
  > 
  > Bercanda memang harus ada batasnya. Anda melewati batas itu, karena
  > becanda sambil mengancam. Di milis ini, soal ancam-mengancam memang
  > persoalan yg serius, terlepas dari apakah itu dimaksudkan sbg 
  becanda
  > atau tidak. Let's keep it online, not offline, shall we? 
  > 
  > Mengapa ini dianggap serius? Pengalaman, bung!
  > Karena ada pengamalan dari member2 ini dimana perseteruan di milis 
  yg
  > online dibawa ke offline, ada yg sekedar ingin tau spt mencari
  > informasi di internet ttg nomor telepon kantor, alamat rumah, 
  tanggal
  > lahir dsbnya hingga yang berujung pada tindakan kekerasan. Makanya,
  > identitas pribadi di milis ini sangat dijaga. Jadi kami punya 
  alasan
  > yg kuat mengapa mengganggap candaan anda sbg sebuah persoalan yg 
  serius.
  > 
  > Arcon memang suka becanda yg nyakitin juga, dia juga 'nyentil' saya
  > juga. Liat aja postingan reply kartini dan poligami-nya dia. Tapi
  > seingat saya, dia tidak pernah melakukan ancaman atau apapun dalam
  > becandaannya.
  > 
  > Saya juga liat posting anda soal 'kami' dan 'kita' di milis ini. 
  Tiap
  > milis pasti ada 'kami' dan 'kita' yg terjadi secara alamiah. Soal
  > merasa dimenangkan atau tidak, ya itu sih perasaan tiap2 orang aja 
  yg
  > mungkin emang cari menang-kalah. Dibanding milis lain, di milis ini
  > cukup 'loose' dalam berdiskusi. Moderator tidak mudah dan sering2
  > "meniup peluit". Milis ini memang milis yg mirip warung kopi. Siapa
  > saja boleh mampir. Mau ngobrol sambil angkat kaki (maksudnya gak 
  harus
  > terlalu bersopan santun atau jaim2an segala), mampir bentar ngomong
  > dikit hingga diskusi serius, becanda2 gila sampai yg agak nyakitin
  > (humor sarkistik? humor model ini kan memang jadi trend jaman
  > sekarang) ya silakan aja... tapi tetap harus ada batas. 
  > 
  > Lagian, emang anda bisa bebas berkomentar spt di milis ini, di 
  milis
  > lain? Saya liat, anda di milis jurnal perempuan gak banyak 
  komentar
  > tuh, setidaknya tidak seintensif di milis ini, padahal posting anda
  > dikomentari dng sangat baik oleh mbak Gadis Arivia. Ini mungkin 
  hal yg
  > 'kecil' tapi mungkin tidak disadari oleh anda sendiri. Bahwa entah
  > kenapa, disini anda lebih bisa bebas berkomentar. Jadi tolong 
  hargai
  > suasana kebebasan berekspresi yg lebih loose di milis ini. Mudah2an
  > jadi pelajaran berharga utk tidak terlalu bablas dlm becanda.
  > 
  > 
  > Ps. kalau baca postingan anda ini, anda memposisikan sbg seorang yg
  > terdzalimi dan memanfaatkan 'privilege' posisi anda sbg 'korban' yg
  > katanya doanya dimakbulkan. Iya sih, di awal2 kesannya 'santai aja,
  > woii.." tapi akhirnya kok gitu. Kalau anda mengdikotomi 'kami' dan
  > 'anda', moderator sini sih sering banget menerima 
  email2 'dampratan'
  > yg ngebacanya aja cuma keluar dua kata: "Masya Allah!". Tapi
  > alhamdulillah tuh, gak kepikiran utk mendoakan yg tidak2. Nge-
  banned
  > mereka pun tidak. Coba di milis lain, mungkin udah diapain, kali..
  > 
  > 
  > wassalam,
  > Herni
  > 



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke