Mba Mei, saya bisa menerima reaksi seperti postingan mba Mei di 
bawah, karena memang ada resiko dalam pernyataan pendapat, apalagi 
yang mengandung keberpihakan. 

Tapi boleh dong saya menulis postingan berdiskusi tentang topik 
dengan thread di atas? please, sugar on top...:-).  Kalo soal 
postingan Satriyo, emang udah lama nggak baca buka postingan blio,  
kecuali sesekali karena temen lain nanggepin. Postingan pendek2 
antara Arcon dan Satriyo, emang slalu kulewatin..haha..biarin aja 
model Satriyo dibumperin sama Arcon. Kita mestinya bersyukur dong dia 
sudah mau berkorban jadi bemper, mba.

Mengenai analisa saya tentang 'fitnah Arcon' dan 'ancaman Satriyo' 
sudah kujelaskan di postingan lain, mungkin bisa disimak 
lagi. "fitnah Arcon' sudah menyebabkan Satriyo keluar aslinya yaitu 
mengeluarkan ancaman.  Dan memang justru karena ancaman tersebut, 
tindakan moderator saya anggap sudah bersikap decisive dan adil. Saya 
dukung sepenuhnya sebagai salah satu anggota milis.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Miadear,
> 
> Baca komentar2 Mia tentang 'perseteruan' Arcon vs Satriyo ini bagi 
yg ambang pekanya tinggi bisa bikin sakit ati :-))
> Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.
> 
> Tak akan ada asap jika tak ada api.
> Jika Mia ogah baca mail2 member yg bikin Mia eneg, ya mustinya 
jangan komentar  yg menurut saya
> kok nadanya menyakitkan, meskipun bukan untuk saya.
> Selalu kan, dari dulu ribut2 ini bukan sak dheg sak nyet [ tiba2] 
ada proses panjanaaaaang.
> Nggak tiba2 saja meledak.
> 
> Kalo Pak Satriyo secara tersurat mengancam, Pak Arcon secara 
tersurat juga memfitnah.
> Mana yg lebih dulu biarlah mereka yg merenungkannya. Biarlah 
moderator juga bersikap adil
> 30 hari mencari cinta atau 30 hari mencari keadilan?
> Kenapa kok 30 kok bukan 25, 31, 28 atau 50? :-))
> 
> Saya pikir tunas kebencian, prasangka gak akan tumbuh subur jika 
tidak dipupuk.
> Jika ada omongan, komentar yg nylekit, gak mendasar ya lewati saja 
sambil berusaha menahan diri.
> Nanti lama2 juga akan bosan sendiri.
> ----------------------- sekaligus njawab yg japrian
> Mungkin banyak hal dalam perbincangan di milis saya gak sepakat gak 
klik dengan pak Satriyo yg saya anggap 
> penasihat spritual saya tapi itu mudah2-agak membuat saya harus 
ngotot, ngluarin enerji berlebih.
> Dulu ada alm pelukis di Surabaya yg beri nasihat pada saya, "jangan 
dulu marah pada seseorang yg menghinamu, tapi 
> slidikilah mengapa ia menghinamu? 
> 
> Ada member diam yg japri saya, tentang sikap saya mengenai 
ahmadiyah yg dianggap plin plan, dianggap juga saya sesat
> Yg saya ungkapan di milis hampir 100 % adalah pengalaman pribadi.
> Diskusi saya adalah diskusi keseharian bukan berdasarkan berita 
koran, ilmu yg muluk2.dll.
> Kalo nyatanya memang saya pernah punya tetangga yg ahmadiyah dan 
mereka bisa membaur, bisa bergaul baik; bisa ngaji bareng;
> masak sih saya akan ngomong bahwa ahmadiyah sesat.....?
> Ini bukan masalah 'pluralitas, HAM, demokrasi ' kata2 itu terlalu 
tinggi bagi saya rakyat jelata; kenyataan adalah keseharian yg saya 
jalani.
> 
> Salam, 
> l.meilany
> 
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Mia 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Friday, April 25, 2008 9:04 PM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: Batas Becanda di Milis
> 
> 
>   Aku nyaris nggak pernah baca postingan satriyo (dan beberapa 
miliser 
>   lain, dengan sebab yang berbeda ), tapi kadang terbaca karena 
>   ditanggapin temen2. Dan setelah postingan ancaman ini, saya nggak 
>   akan membuka postingan atas nama satriyo ini.
> 
>   Kupikir satriyo ini kelakukannya sudah membuat dirinya kafir, 
>   takabur dan nggak bakal meliat kebenaran. Ini sudah terbukti 
dengan 
>   pola postingannya sekalipun kebenarannya sudah jelas, dari 
runutan 
>   postingan, misalnya diskusinya terakhir dengan DWS tentang 
anggota 
>   parlemen yang berkomentar ttg gay rights.
> 
>   WM kan punya piaraan2..termasuk satriyo ini, nggak papalah 
>   dikandangin di WM, sesekali saja kalo lagi nggak ada kerjaan 
>   ngebales postingannya. Memang ada piaraan yang harmless, ada yang 
>   bikin kangen, ada yang bikin geregetan, tapi yang Satriyo ini 
bikin 
>   eneg sekaligus mengerikan, bahkan kepada organisasinya sendiri. 
>   Walaupun mengerikan, tapi ternyata pengecut juga, nggak berkutik 
di 
>   milis JP, tapi merajalela di sini. Itu sikap zalim, karena sudah 
>   diberi kebebasan tapi menyalahgunakan.
> 
>   Bayangin PKS mempunyai pendukung lebih dari 50% yang kayak gini, 
>   tepatnya didompleng, sehingga misalnya kalau sudah mempunyai 
>   kekuasaan, demokrasi diluluhlantakkan, khilafah didirikan. Tapi 
>   tentu saja ini nggak akan terjadi, karena PKS juga nggak bodo2 
amat, 
>   dan terutama karena rakyat Indonesia masih demen dangdut. Tapi ya 
>   bikin repot dan bikin negara ini susah maju.
> 
>   Kalo mbak Mei mungkin bisa membedakan antara postingan Arcon dan 
>   Satriyo (nggak ngomongin tutur kata mereka di dunia nyata). 
>   Postingan Arcon adalah shock teraphy atau bumper untuk yang 
semacam 
>   Satriyo, artinya itu bukan pola diskusi Arcon yang asli - namun 
pola 
>   diskusi Satriyo memang begitu kepada semua orang yang 
>   dipikirnya 'dia, atau mereka against me or us'. Jadi yah, biarin 
>   aja Arcon ngeladenin Satriyo, sampe capek sendiri nggak usahlah 
>   dibaca, dilewatin saja.
> 
>   salam
>   Mia
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Herni Sri Nurbayanti" 
>   <nurbayanti@> wrote:
>   >
>   > Mas Satriyo,
>   > 
>   > Bercanda memang harus ada batasnya. Anda melewati batas itu, 
karena
>   > becanda sambil mengancam. Di milis ini, soal ancam-mengancam 
memang
>   > persoalan yg serius, terlepas dari apakah itu dimaksudkan sbg 
>   becanda
>   > atau tidak. Let's keep it online, not offline, shall we? 
>   > 
>   > Mengapa ini dianggap serius? Pengalaman, bung!
>   > Karena ada pengamalan dari member2 ini dimana perseteruan di 
milis 
>   yg
>   > online dibawa ke offline, ada yg sekedar ingin tau spt mencari
>   > informasi di internet ttg nomor telepon kantor, alamat rumah, 
>   tanggal
>   > lahir dsbnya hingga yang berujung pada tindakan kekerasan. 
Makanya,
>   > identitas pribadi di milis ini sangat dijaga. Jadi kami punya 
>   alasan
>   > yg kuat mengapa mengganggap candaan anda sbg sebuah persoalan 
yg 
>   serius.
>   > 
>   > Arcon memang suka becanda yg nyakitin juga, dia juga 'nyentil' 
saya
>   > juga. Liat aja postingan reply kartini dan poligami-nya dia. 
Tapi
>   > seingat saya, dia tidak pernah melakukan ancaman atau apapun 
dalam
>   > becandaannya.
>   > 
>   > Saya juga liat posting anda soal 'kami' dan 'kita' di milis 
ini. 
>   Tiap
>   > milis pasti ada 'kami' dan 'kita' yg terjadi secara alamiah. 
Soal
>   > merasa dimenangkan atau tidak, ya itu sih perasaan tiap2 orang 
aja 
>   yg
>   > mungkin emang cari menang-kalah. Dibanding milis lain, di milis 
ini
>   > cukup 'loose' dalam berdiskusi. Moderator tidak mudah dan 
sering2
>   > "meniup peluit". Milis ini memang milis yg mirip warung kopi. 
Siapa
>   > saja boleh mampir. Mau ngobrol sambil angkat kaki (maksudnya 
gak 
>   harus
>   > terlalu bersopan santun atau jaim2an segala), mampir bentar 
ngomong
>   > dikit hingga diskusi serius, becanda2 gila sampai yg agak 
nyakitin
>   > (humor sarkistik? humor model ini kan memang jadi trend jaman
>   > sekarang) ya silakan aja... tapi tetap harus ada batas. 
>   > 
>   > Lagian, emang anda bisa bebas berkomentar spt di milis ini, di 
>   milis
>   > lain? Saya liat, anda di milis jurnal perempuan gak banyak 
>   komentar
>   > tuh, setidaknya tidak seintensif di milis ini, padahal posting 
anda
>   > dikomentari dng sangat baik oleh mbak Gadis Arivia. Ini mungkin 
>   hal yg
>   > 'kecil' tapi mungkin tidak disadari oleh anda sendiri. Bahwa 
entah
>   > kenapa, disini anda lebih bisa bebas berkomentar. Jadi tolong 
>   hargai
>   > suasana kebebasan berekspresi yg lebih loose di milis ini. 
Mudah2an
>   > jadi pelajaran berharga utk tidak terlalu bablas dlm becanda.
>   > 
>   > 
>   > Ps. kalau baca postingan anda ini, anda memposisikan sbg 
seorang yg
>   > terdzalimi dan memanfaatkan 'privilege' posisi anda 
sbg 'korban' yg
>   > katanya doanya dimakbulkan. Iya sih, di awal2 kesannya 'santai 
aja,
>   > woii.." tapi akhirnya kok gitu. Kalau anda mengdikotomi 'kami' 
dan
>   > 'anda', moderator sini sih sering banget menerima 
>   email2 'dampratan'
>   > yg ngebacanya aja cuma keluar dua kata: "Masya Allah!". Tapi
>   > alhamdulillah tuh, gak kepikiran utk mendoakan yg tidak2. Nge-
>   banned
>   > mereka pun tidak. Coba di milis lain, mungkin udah diapain, 
kali..
>   > 
>   > 
>   > wassalam,
>   > Herni
>   > 
> 
> 
> 
>    
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Reply via email to