Soal metode divide et impera, gw gak sangkal Mbak Rita.. tapi bagi kalangan
yang anti-teori konspirasi, gak boleh gampang nuduh.. hati" kemakan teori
konspirasi.. hehehe.. tapi gw juga sebel tuh sama yang meredam analisa
hanya dengan kalimat: 'itu cuma teori konspirasi' bla bla bla..

Kalau misalnya Mbak Rita menganggap saya salah satu fans-nya FPI, saya
bisa bilang dugaan itu salah.. Saya bukan fans-nya FPI.. tapi saya hanya
seorang muslim yang sedih melihat umat Islam yang masih mudah diobok",
sekaligus saya juga sedih melihat ada yang senang/menertawakan melihat
umat Islam masih ada yang seperti itu..

Adalah tanggung jawab umat Islam yang lebih cerdas untuk mencerdaskan
umat Islam yang lain.. bukan malah menertawakan dan menyalah"kan..
seperti pandangan sebagian kalangan umat Islam terhadap aksi fisik FPI..
Kalau kalangan non muslim yang tertawa/melecehkan, it's still make sense..
masuk akal.. meskipun hati kecil saya tidak bisa terima itu juga..

FYI, pagi ini polisi telah menangkap puluhan(?) anggota/komponen FPI dari
markas mereka.. dan Habib Riziq sendiri mendorong agar komponen FPI
tidak melawan.. Begitu juga semalam FPI Surabaya sudah dibubarkan oleh
Habib Ali (nonton berita)..

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

2008/6/4 ritajkt <[EMAIL PROTECTED]>:

>   INi artikel Pak Tamrin Amal Tomagola hari ini di Kompas. Pak Tamrin
> ini salah satu orang yang berusaha mendamaikan konflik horizontal
> yang sangat parah di Poso.
>
> FYI, konflik horizontal (antara sesama elemen masyarakan, rakyat vs
> rakyat, seperti FPI vs AKKBB tgl 1 juni lalu itu), ini ditiru dari
> politik devide et imperanya kumpeni, praktek ini mainan para
> petinggi militer jaman orba. Dengan begitu, mereka selalu
> bisa "mengendalikan" rakyat semau mereka!
>
> Dulu sebelum FPI, adalah kelompoknya Yapto cs itu. Di jaman
> reformasi ada Wiranto yang ngelahirin Pam Swakarsa, Komando Laskar
> Jihad dan FPI. Buat Anda-anda fans FPI yang mengira dengan tulus
> bahwa Riziq Shihab dsb itu adalah pembela panji-panji keagungan
> agama Islam dan bukannya pembela siapa yang bayar, THINK AGAIN!!!
>
> Selamat membaca!
> ------------------------------
>
> Anak Macan yang "Keblinger"
> Oleh Tamrin Amal Tomagola
>
> Kepolisian RI telah terpuruk menjadi alat mainan kekuasaan.
> Serentetan peristiwa akhir-akhir ini semakin menguatkan kesimpulan
> itu. Mulai dari penyerbuan brutal kampus Universitas Nasional 25 Mei
> lalu hingga pembiaran penyerangan oleh kelompok beratribut KLI/FPI
> terhadap aksi damai Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan
> Berkeyakinan hari Minggu, 1 Juni lalu, di silang Monas benar-benar
> membuat publik terperangah.
>
> Bagaimana mungkin kepolisian yang sudah dilengkapi satuan intelijen
> sampai kecolongan tidak mendeteksi gerakan kelompok penyerang yang
> sangat tidak beradab di depan Istana Negara? Kok bisa aparat
> kepolisian yang dibiayai dengan uang rakyat tidak berdaya melindungi
> warga negara yang sedang mewujudkan hak konstitusional mereka yang
> jelas-jelas terpatri baik dalam alinea keempat Mukadimah UUD 1945
> dan pada Pasal 28 dan 29? Mengapa aparat kepolisian ciut nyalinya
> berhadapan dengan organisasi yang sudah tersohor keberingasan dan
> kekerasannya selama ini?
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke