Di Tangerang ada juga PSK yg berjilbab.
Di buku kearifan pelacur, yg dilteliti juga pelacurnya berjibab.
Di NAD, daerah Aceh Tamiang pelacurnya juga berjilbab

So what gitu loh

Salam, 
l.meilany
  ----- Original Message ----- 
  From: izzuddin al qassam 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, December 23, 2008 12:53 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Jilbab dan Busana Kaum Perempuan Penjaja Seks


  wah..wah....pinter banget deh yang meneliti..^_^

  bodo!
  logikanya mas, kalo ente ketemu sama cewek yang pake jilbab rapi,  jaga diri 
dan berbusana muslim
  segan gak?^_^

  --- On Mon, 12/22/08, herri.permana <herri.perm...@yahoo.co.id> wrote:
  From: herri.permana <herri.perm...@yahoo.co.id>
  Subject: [wanita-muslimah] Jilbab dan Busana Kaum Perempuan Penjaja Seks
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com, keluarga-sejaht...@yahoogroups.com, 
majelism...@yahoogroups.com
  Date: Monday, December 22, 2008, 8:59 PM

  ada tanggapan,,?

  http://www.ranesi. nl/tema/masyarak at/Jilbab_ pelacuran061103

  Jilbab dan Busana Kaum Perempuan Penjaja Seks

  Nicolien den Boer

  03-11-2006

  Pemakaian jilbab bagi perempuan muslim awalnya dikenakan oleh para 

  pelacur. Demikian ungkap arkeolog terkenal Turki Muazzez Ilmiye Çig. 

  Ia dapat terus mengungkapkan hal tersebut, demikian vonis pengadilan 

  di Istambul. Peneliti berusia 92 tahun itu telah dibebaskan dari 

  dakwaan penghinaan terhadap keagamaan serta penyebaraan kebencian.

  Jilbab kaum Sumeri

  Sekitar 5000 tahun silam saat jaman pra-Islam para pemuda dikenalkan 

  dengan seks di tempat ibadah. Para pelacur yang memerawani mereka 

  mengenakan jilbab agar berbeda dengan para pendeta wanita. Ritual ini 

  tumbuh di kerajaan Sumeri yang sekarang kira-kira berada di wilayah 

  Irak Selatan. Seorang wanita peneliti Muazzez Ilmiye Çig sampai pada 

  kesimpulan demikian setelah mempelajari lempengan tanah liat dari 

  jaman itu.

  Sang arkeolog menulis dalam bukunya bahwa jilbab kaum Sumeri 

  merupakan cikal bakal jilbab yang sekarang dikenakan para muslimah. 

  Karena itulah Çig menuai amarah pengacara kaum fundamentalis yang 

  menyeretnya ke meja hijau. Setelah keputusan bebas pengadilan Çig 

  merasa lega dan menyatakan ia tak bermaksud menyebarkan kebencian. 

  Kendati demikian ia tetap pada pendiriannya bahwa jilbab adalah 

  sebuah simbol penindasan oleh kaum pria.

  Rabu silam (02/11) hakim di Istambul dalam setengah jam memutuskan 

  Çig bebas. Keputusan kilat pengadilan itu dipandang sebagai 

  kemenangan baru bagi kebebasan berpendapat. Sebelumnya pemenang 

  hadiah Nobel Orhan Pamuk dan sastrawan Elif Shafak dibebaskan dari 

  hukuman atas tuduhan menghina identitas Turki.

  Berbagai asal-usul

  Pertanyaan yang masih menggantung menyusul pembebasan Çig adalah, 

  benarkah simbol kehormatan dan kesantunan bagi banyak wanita muslim 

  memang berasal dari pelacuran?

  Ahli antropologi Annelies Moors yang melakukan penyelidikan tentang 

  fungsi pakaian Islami menegaskan justru pandangan yang banyak beredar 

  di kalangan para peneliti adalah para pelacur dan budak di masa 

  lampau tidak boleh mengenakan jilbab untuk membedakan dengan 

  perempuan merdeka. Meski demikian Moors mengakui saat ini di beberapa 

  negara dengan cara tertentu cadar digunakan para pelacur untuk 

  menandai mereka bersedia dipakai. Namun penemuan Çig tentang jilbab 

  ribuan tahun yang lalu itu tidak berarti apa-apa bagi makna jilbab 

  para muslimah di tahun 2007, tandas Moors.

  Ini hanya berkaitan dengan pesan yang ingin disampaikan oleh 

  pemakainya. Pakaian dikenakan untuk bermacam ragam tujuan, banyak 

  wanita memakai jilbab untuk penghormatan terhadap Tuhan atau hanya 

  karena mereka menyukainya. Selain itu wanita Yahudi dan Kristen juga 

  menutupi kepalanya. Moors juga menyatakan tidak hanya ada satu asal 

  muasal jilbab seperti yang diungkapkan Çig. Jilbab memiliki berbagai 

  macam asal usul seperti perlindungan terhadap cuaca.

  Kaum sekuler dan kubu Islam

  Perkara hukum terhadap antropolog Çig meenunjukkan bagaimana 

  tegangnya hubungan antaran kaum sekuler dan kubu Islam di Turki saat 

  ini. Di masa lalu Çig juga pernah menyerang pemakaian jilbab tapi 

  tidak memancing reaksi apapun. Sejak partai Islam moderat AK yang 

  dipimpin perdana menteri Recep Tayyip Erdogan berkuasa tahun 2002, 

  debat jilbab kembali mencuat di Turki. Pada kampanye pemilu, partai 

  itu berjanji menghapus pelarangan jilbab. Namun sampai saat ini tidak 

  tampak hasilnya. Pemakaian jilbab di Turki tidak dibolehkan misalnya 

  di berbagai gedung pemerintah dan universitas. Kendati demikian 

  banyak wanita anggota kabinet dan bahkan istri sang perdana menteri 

  sendiri mengenakan jilbab. Kenyataan ini sangat menjengkelkan kaum 

  sekuler.

  Çig, pendukung utama sistem sekuler Turki seperti yang digalakkan 

  Kemal Ataturk, mengkritik istri perdana menteri Erdogan. "Apa yang 

  dia kenakan di dalam rumah itu terserah dia. Namun sebagai istri 

  seorang perdana menteri, dia tidak boleh memakai jilbab, salib pun 

  juga tidak."











  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke