Wajah 'damai' juga ada di sebagian Muslim Indonesia. Misalnya PKS sebagai 
partai atau sebagai jamaah.

Dulu sebagian orang Islam dikuya2 karena nggak pake jilbab, karena milih 
pemimpin perempuan, karena islam warna-warni, karena kontra poligami, karena 
nggak setuju hudud, dsb.  Sekarang PKS mendeklarasikan plural.

Sebagai parpol ini politik chauvinis, karena yang penting menang sendiri, pun 
dengan cara gitu. Masih juga dipertanyakan, apa dibalik strategi plural itu, 
sementara liqa2 nya mengajarkan lain?  Untuk jamaah PKS yang juga nggak satu 
warna, saya mengira-ngira apa dalam pikiran mereka?  Apakah ini namanya insyaf, 
atau yang penting masuk surga sendirian?

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi <soega...@...> wrote:
>
> Arcon,
> 
> tumben antum curhat di milis berpanjang-panjang :-)
> 
> secara subyektif orang berhak menilai
> ada islam ini itu,
> dulu ketika JIL meluncurkan wacana "islam warna-warni"
> ribut amat, mulai dari polemik sampai ancaman mati.
> Maunya hanya ada "islam thok" (bahkan nggak mau pakai "thok").
> 
> tapi yang jelas
> mayoritas muslim "tampaknya" tidak peduli
> islam damai, islam keras, islam warna-warni,
> tetapi seperti Anda bilang sendiri
> sekedar "mencari sesuap nasi."
> (we live our lives)
> 
> 
> salam,
> 
> 
> 
> 2010/6/19 Ari Condro <masar...@...>
> 
> >
> >
> > sejak lulus kuliah dan gak aktif ngaji lagi di harokah, saya menemukan
> > kenyataan bahwa ada tiga wajah islam :
> >
> > - islam damai
> > - islam berwajah perang
> > - islam yang wajahnya keras pada anak anak dan wanita
> >
> > menurut saya ini surprise.
> >
> > mengapa ? karena ketika mengaji, saya menemukan bahwa aturan bersikap keras
> > pada musuh islam dan para munafikun serta orang fasiq aalah tuntunan agama,
> > dan kita bisa melakukannya dalam hati yang damai. aturan jilbab pada wanita
> > dan berbagai norma bagi mar'ah sholihah pun adalah demi kemuliaan mereka,
> > juga menikahi wanita yang sudah haid (jaman sekarang ndak heran kok ketemu
> > anak perempuan haid usia 9 tahun atau 11 tahun bahkan lebih muda lagi),
> > karena ini adalah kewajaran norma badani. haid adalah tanda sudah dewasa.
> > sudah dewasa berarti boleh menikah. ini sesuatu yang fithah, alamiah
> > sekali. what's wrong with that. islam aalah fitrah. justru hal ini benar
> > ketika didukung agama. dan negara sudah berperilaku lancung dan salah
> > ketika
> > bikin aturan sendiri bahwa batas dewasa bagi wanita untuk menikah adalah 16
> > tahun.
> >
> > saya jadi membenci wajah perang dalam islam ketika banyak mujahid dadakan
> > yg
> > sebenarnya sesat, mungkin terisi balas dendam karena ada keluarga dekatnya
> > yg juga teroris, atau dia masih stress setelah pulang dari perang di timur
> > tengah dan ketika balik ke indonesia gak ada kerjaan buat menghidupi anak
> > istri. sementara psikologinya, dia pulang sebagai pahlawan. jadi pasti ada
> > yang salah ketika tuhan membiarkan dirinya punya nasib lontang lantung.
> >
> > jadi ada pe er yang harus diselesaikan di negeri ini. dia harus berperang.
> > melawan thoqut. jadilah dia main bom juga di indonesia. gak peduli muslim
> > non muslim di bom deh. apalagi yg jelas agama lain, dan orang asing
> > (anggapannya ini antek amerika dan zionis). dan sudah pasti harus di bumi
> > hanguskan dari muka bumi. padahal di israel sendiri banyak yg ngebelain
> > palestina. gitu juga, bule di amrik pun banyak yg bersikap baik pada
> > tetangga muslimnya.
> >
> > politik telah membutakan mata hati umat muslim. baik di negeri konflik,
> > maupun di negara yg sedang bangkit dri krisis seperti indonesia. setan itu
> > adalah politik agama. gak perlu lagi setan menggoda dengan nafsu rendah,
> > cukup dengan menggerakkan kerentek di hati para mujahid gelap mata ini
> > untuk
> > berjihad, jadilah dia setan setan baru di dunia.
> >
> > dunia makin modern. jaman aku kecil gak pernah dengar yang namanya pasar
> > modal, krisis ekonomi, hancurnya industri perumahan, pabrik bankrut,
> > pengangguran dimana mana. tapi sejak ikut pasar bebas, krisis dan hantaman
> > merajalela. tapi dunia bergerak maju dan terus belajar mengadaptasi
> > keadaan. tapi ada sisi sisi budaya dalam agama yang dikembangkan buat
> > menentang arus modernisasi (atau mungkin gelombang post mo sudah ini, bukan
> > gelombang modern lagi). islam belakangan ini dikampanyekan sebagai
> > perlindungan terhadap jatuhnya moral manusia di jaman mdoern. yg
> > dikampanyekan adalah wanita sebaiknya tidak bekerja, jangan ikut ikut
> > feminisme, pakailah jilbab kalau perlu bercadar, poligami itu bagus, karena
> > islami. anak banyak itu bagus, karena islami. belakangan, kawin dengan
> > anak anak seperti syek puji juga bagus, karena islami. nikah siri
> > digalakkan, poligami diramaikan, islam jadi berwajah keras bagi anak anak
> > dan kaum wanita.
> >
> > sampai di sini jadi tida berharap banyak pada kaum ulama yang justru jadi
> > mesin dakwah yang membuat islam jadi kejam pada pengikutnya sendiri, pada
> > anak anaknya, pada wanitanya, dan bahkan pada yang bukan memeluk agama
> > islam. islam berwajah keras dan bengis pada semuanya. entah, wajah kasih
> > sayang islam, telah disimpan siapa dan dimana. karena sekarang, seringai
> > penuh kasih sayang di antara jema'at, harus pula punya arti ganda yang
> > harus
> > dipeluk. percayalah pada poligami, percayalah pada jihad perang, percayalah
> > pada palestina, perangilah anjing amerika dan zionis israel, yg menentang
> > semua ini, niscaya adalah jil, gembong setan yang sesat dan menyesatkan,
> > kerak neraka, dan kejamlah wajah islam-ku.
> >
> > dunia tidak lagi nyaman untuk ditinggali, tidak lagi penuh pengharapan
> > sebagai tempat untuk mengupayakan bread and wine, tempat dimana kita
> > mencari
> > sekepal nasi dan seteguk air minum yang sedianya sejuk dan mengenyangkan
> > bagi anak cucu, ketika islam dikenalkan sedemian keras dan bengis wajahnya
> > belakangan ini.
> >
> > salam,
> > Ari
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >  
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke