sejak lulus kuliah dan gak aktif ngaji lagi di harokah, saya menemukan
kenyataan bahwa ada tiga wajah islam :

- islam damai
- islam berwajah perang
- islam yang wajahnya keras pada anak anak dan wanita

menurut saya ini surprise.

mengapa ?  karena ketika mengaji, saya menemukan bahwa aturan bersikap keras
pada musuh islam dan para munafikun serta orang fasiq aalah tuntunan agama,
dan kita bisa melakukannya dalam hati yang damai.  aturan jilbab pada wanita
dan berbagai norma bagi mar'ah sholihah pun adalah demi kemuliaan mereka,
juga menikahi wanita yang sudah haid (jaman sekarang ndak heran kok ketemu
anak perempuan haid usia 9 tahun atau 11 tahun bahkan lebih muda lagi),
karena ini adalah kewajaran norma badani.  haid adalah tanda sudah dewasa.
sudah dewasa berarti boleh menikah. ini sesuatu yang fithah, alamiah
sekali.  what's wrong with that.  islam aalah fitrah. justru hal ini benar
ketika didukung agama. dan negara sudah berperilaku lancung dan salah ketika
bikin aturan sendiri bahwa batas dewasa bagi wanita untuk menikah adalah 16
tahun.

saya jadi membenci wajah perang dalam islam ketika banyak mujahid dadakan yg
sebenarnya sesat, mungkin terisi balas dendam karena ada keluarga dekatnya
yg juga teroris, atau dia masih stress setelah pulang dari perang di timur
tengah dan ketika balik ke indonesia gak ada kerjaan buat menghidupi anak
istri.  sementara psikologinya, dia pulang sebagai pahlawan. jadi pasti ada
yang salah ketika tuhan membiarkan dirinya punya nasib lontang lantung.

jadi ada pe er yang harus diselesaikan di negeri ini. dia harus berperang.
melawan thoqut.  jadilah dia main bom juga di indonesia.  gak peduli muslim
non muslim di bom deh. apalagi yg jelas agama lain, dan orang asing
(anggapannya ini antek amerika dan zionis). dan sudah pasti harus di bumi
hanguskan dari muka bumi.  padahal di israel sendiri banyak yg ngebelain
palestina.  gitu juga, bule di amrik pun banyak yg bersikap baik pada
tetangga muslimnya.

politik telah membutakan mata hati umat muslim. baik di negeri konflik,
maupun di negara yg sedang bangkit dri krisis seperti indonesia.  setan itu
adalah politik agama.  gak perlu lagi setan menggoda dengan nafsu rendah,
cukup dengan menggerakkan kerentek di hati para mujahid gelap mata ini untuk
berjihad, jadilah dia setan setan baru di dunia.

dunia makin modern.  jaman aku kecil gak pernah dengar yang namanya pasar
modal, krisis ekonomi, hancurnya industri perumahan, pabrik bankrut,
pengangguran dimana mana.  tapi sejak ikut pasar bebas, krisis dan hantaman
merajalela.  tapi dunia bergerak maju dan terus belajar mengadaptasi
keadaan.  tapi ada sisi sisi budaya dalam agama yang dikembangkan buat
menentang arus modernisasi (atau mungkin gelombang post mo sudah ini, bukan
gelombang modern lagi).  islam belakangan ini dikampanyekan sebagai
perlindungan terhadap jatuhnya moral manusia di jaman mdoern.  yg
dikampanyekan adalah wanita sebaiknya tidak bekerja, jangan ikut ikut
feminisme, pakailah jilbab kalau perlu bercadar, poligami itu bagus, karena
islami.  anak banyak itu bagus, karena islami.  belakangan, kawin dengan
anak anak seperti syek puji juga bagus, karena islami.  nikah siri
digalakkan, poligami diramaikan, islam jadi berwajah keras bagi anak anak
dan kaum wanita.

sampai di sini jadi tida berharap banyak pada kaum ulama yang justru jadi
mesin dakwah yang membuat islam jadi kejam pada pengikutnya sendiri, pada
anak anaknya, pada wanitanya, dan bahkan pada yang bukan memeluk agama
islam.  islam berwajah keras dan bengis pada semuanya.  entah, wajah kasih
sayang islam, telah disimpan siapa dan dimana.  karena sekarang, seringai
penuh kasih sayang di antara jema'at, harus pula punya arti ganda yang harus
dipeluk.  percayalah pada poligami, percayalah pada jihad perang, percayalah
pada palestina, perangilah anjing amerika dan zionis israel, yg menentang
semua ini, niscaya adalah jil, gembong setan yang sesat dan menyesatkan,
kerak neraka, dan kejamlah wajah islam-ku.

dunia tidak lagi nyaman untuk ditinggali, tidak lagi penuh pengharapan
sebagai tempat untuk mengupayakan bread and wine, tempat dimana kita mencari
sekepal nasi dan seteguk air minum yang sedianya sejuk dan mengenyangkan
bagi anak cucu, ketika islam dikenalkan sedemian keras dan bengis wajahnya
belakangan ini.


salam,
Ari


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke