baguslah kalau ada sejarawan muslim yang objektif saya juga pengin tahu apa yang penulis itu tulis mengenai konflik ali vs muawiyah, pembunuhan hussain, terbunuhnya khalifah umar dan utsman, etc
salam, -- Wikan 2010/7/18 Waluya <wal...@plasa.com> > > > > > Wikan Danar Sunindyo <wikan.da...@...> wrote: > > mengapa tidak ada buku sejarah Islam yang lengkap? > > karena sejarawan Islam (apalagi sejarawan Islam kontemporer) sulit > > untuk menerima fakta sejarah dari pihak lain yang > > berlawanan/bertentangan. Jadi maunya nulis yang baik2 saja tentang > > sejarah Islam. > > Kelihatannya enggak juga Pak Wikan, ada juga yang melihatnya secara obyektif, > paling tidak di buku yang saya punyai. Saya punya dua, semauanya disusun oleh > Sejarahwan muslim, yang satu muslim orang Pakistan (terjemahan), sedangkan > yang satu lagi, orang Indonesia keturunan Bangla Desh (tadinya pakistan juga > ...hehehe). Ini salah satu contoh yang ditulis oleh M. Abdul Karim dosen UIN > Yogyakarta dalam bukunya "Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam": > > Sultan Turki Ottoman abad ke 15 yang menaklukan Konstantinopel, Muhammand II, > yang dalam sejarah terkenal sebagai Muhammad Al-Fatih MENERAPKAN > UNDANG-UNDANG BARU DALAM ISLAM yang disahkan dalam QANUM NAMAH, yaitu > menetapkan bahwa MEMBUNUH SAUDARA KANDUNG, temasuk KEPONAKAN, PAMAN dan > KELUARGA DEKAT yang dianggap bersaing dalam perebutan kekuasaan, adalah > HALAL. Dengan alasan, bahwa lebih baik negara itu utuh daripada kehilangan > wilayah. Fatwa tersebut disahkan oleh shaikh-Al Islam. (halaman 313). > > Pantesan seperti pernah disinggung Pak Donnie, sukseksi Sultan/ Khalifah di > Turki Ottoman itu penuh dengan pertumpahan darah. "Fatwa" ini baru "disetop" > oleh Sultan/Khalifah Selim II, di abad 16. Itupun tidak sepenuhnya, karena > pesaingnya (= saudara2nya sendiri) walaupun tidak dibunuh, tapi tetap di > kurung. > > Contoh diatas, menunjukkan Pak Abdul Karim, berusaha seobyektif mungkin dalam > menuliskan riwayat "kegemilangan" Kekhalifahan Turki Ottoman.