"Waluya"-----------suatu bukti lagi bahwa pembunuhan2 sesama
islam sudah berlaku sebelum datangnya Islam begitu bukan?
Jadi budaya pembunuhan2 saudara2 sebangsa itu adalah budaya Arab
sampai hari ini.

Bagaimana kalau Islam tidak datang di tanah Arab yaaa?

Akan lebih hancur lagi....seperti di negeri Afganistan dan Somalia.

semoga budaya arab itu jangan sampai di Indonesia atas nama agama.
salam


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,  <wal...@...> wrote:
>
> > Wikan Danar Sunindyo <wikan.danar@> wrote:
> > baguslah kalau ada sejarawan muslim yang objektif
> > saya juga pengin tahu apa yang penulis itu tulis mengenai konflik 
> > ali vs muawiyah, pembunuhan hussain, terbunuhnya khalifah umar dan 
> > utsman, etc
> 
> Menurut buku sejarah Islam yang saya punya, persaingan Ali dan Muawiyyah 
> tidak lepas dari akarnya, yaitu persaingan Bani Hasyim dengan Bani Umayyah 
> yang terjadi sejak sebelum Islam lahir. Persaingan ini dimulai dari UMAYYAH 
> yang menentang dan akan merebut kekukasaan sang paman HASYIM dalam 
> memperebutkan kekuasaan di Makkah (termasuk pengelolaan Ka'bah). Ummayah 
> kalah dalam medan perkelahian dengan Hasyim, dan akibatnya dia dibuang keluar 
> kota selama 10 tahun.
> 
> Ummayah berputra HARB, sedangkan HASYIM berputra SYABIH dalam perkawinnanya 
> dengan wanita Madinah. SYABIH akhirnya dipanggil ABDUL MUTHTHALIB, karena 
> waktu beliau ikut pamannya MUTHTHALIB ke Madinah,  Orang-orang Madinah 
> menyangka SYABIH itu budaknya MUTHTHALIB. ABDUL MUTHTHALIB akhirnya menjadi 
> "penguasa Makkah" juga seperti bapaknya. HARB, seperti juga bapaknya, tidak 
> menerima kepemimpinan ABDUL MUTHTHALIB. Akhirnya dia juga diusir ke luar 
> kota. Benih-benih permusuhan sudah mulai bersemai.
> 
> Abdul Muththalib berputra Abdullah (menurunkan Nabi Muhammad), Abu Thalib 
> (menurunkan Ali) dan Abbas (kelak keturunannya mendirikan dinasti Abbasyiah). 
> Sedangkan Umayyah, selain berputra HARB yang menurunkan ABU SUFYAN 
> (menurunkan MUawiyyah--> Yazid), juga mempunyai putra bernama ABU AL-AS yang 
> berputra AFFAN dan berputra USMAN (Khalifah Rasyidin ke 3).
> 
> Di jaman Kangjeng Nabi, permusuhan dua Bani ini akhirnya dapat diredam dengan 
> masuk Islamnya Abu Sufyan dan putranya Muawiyah karena kecerdasannya 
> dijadikan "sekretaris" Kangjeng Nabi. Tetapi sepeninggal Kangjeng Nabi, 
> permusuhan ini muncul kembali, apalagi waktu Khalifah Usman, permusuhan ini 
> makin menjadi-jadi.
> 
> Gitu katanya jalan ceritanya. Entahlah, saya cuma orang yang hobi baca buku 
> sejarah, tapi paling tidak saya bisa mafhum kenapa Khalifah Usman yang 
> sebenarnya sama-sama beristri putri Nabi seperti Ali, tidak terlalu dianggap/ 
> tidak diakui oleh orang Syiah.
> 
> Mohon maaf jika ada yang keliru dan terimakasih sekali jika dikoreksi.
> 
> Sumber: Sejarah Islam (Tarik Pramodern). K. Ali, penterjemah Ghufron A. 
> Mas'adi, PT RajaGRafindo Persada, Jakarta, cetakan 2,  1997
> 
> Salam,
> WALUYA
>


Kirim email ke