> Wikan Danar Sunindyo <wikan.da...@...> wrote:
> baguslah kalau ada sejarawan muslim yang objektif
> saya juga pengin tahu apa yang penulis itu tulis mengenai konflik 
> ali vs muawiyah, pembunuhan hussain, terbunuhnya khalifah umar dan 
> utsman, etc

Menurut buku sejarah Islam yang saya punya, persaingan Ali dan Muawiyyah tidak 
lepas dari akarnya, yaitu persaingan Bani Hasyim dengan Bani Umayyah yang 
terjadi sejak sebelum Islam lahir. Persaingan ini dimulai dari UMAYYAH yang 
menentang dan akan merebut kekukasaan sang paman HASYIM dalam memperebutkan 
kekuasaan di Makkah (termasuk pengelolaan Ka'bah). Ummayah kalah dalam medan 
perkelahian dengan Hasyim, dan akibatnya dia dibuang keluar kota selama 10 
tahun.

Ummayah berputra HARB, sedangkan HASYIM berputra SYABIH dalam perkawinnanya 
dengan wanita Madinah. SYABIH akhirnya dipanggil ABDUL MUTHTHALIB, karena waktu 
beliau ikut pamannya MUTHTHALIB ke Madinah,  Orang-orang Madinah menyangka 
SYABIH itu budaknya MUTHTHALIB. ABDUL MUTHTHALIB akhirnya menjadi "penguasa 
Makkah" juga seperti bapaknya. HARB, seperti juga bapaknya, tidak menerima 
kepemimpinan ABDUL MUTHTHALIB. Akhirnya dia juga diusir ke luar kota. 
Benih-benih permusuhan sudah mulai bersemai.

Abdul Muththalib berputra Abdullah (menurunkan Nabi Muhammad), Abu Thalib 
(menurunkan Ali) dan Abbas (kelak keturunannya mendirikan dinasti Abbasyiah). 
Sedangkan Umayyah, selain berputra HARB yang menurunkan ABU SUFYAN (menurunkan 
MUawiyyah--> Yazid), juga mempunyai putra bernama ABU AL-AS yang berputra AFFAN 
dan berputra USMAN (Khalifah Rasyidin ke 3).

Di jaman Kangjeng Nabi, permusuhan dua Bani ini akhirnya dapat diredam dengan 
masuk Islamnya Abu Sufyan dan putranya Muawiyah karena kecerdasannya dijadikan 
"sekretaris" Kangjeng Nabi. Tetapi sepeninggal Kangjeng Nabi, permusuhan ini 
muncul kembali, apalagi waktu Khalifah Usman, permusuhan ini makin menjadi-jadi.

Gitu katanya jalan ceritanya. Entahlah, saya cuma orang yang hobi baca buku 
sejarah, tapi paling tidak saya bisa mafhum kenapa Khalifah Usman yang 
sebenarnya sama-sama beristri putri Nabi seperti Ali, tidak terlalu dianggap/ 
tidak diakui oleh orang Syiah.

Mohon maaf jika ada yang keliru dan terimakasih sekali jika dikoreksi.

Sumber: Sejarah Islam (Tarik Pramodern). K. Ali, penterjemah Ghufron A. 
Mas'adi, PT RajaGRafindo Persada, Jakarta, cetakan 2,  1997

Salam,
WALUYA

 




 







Kirim email ke