Hahaham...lucu banget si ceritanya, pak waluya.  Itu udah lama juga ya, gimana 
keadaan sekarang kira2 ya?  Aku mesti trekking ke bali barat nih, habis kalo ke 
bali belanja melulu si godaannya... 
Cerita saya sendiri belum terlalu lama akhir tahun 2004.  Sesudah naik gunung 
Kaba, Bengkulu,kami berkemah di depan kolam air panas, tempat mandi umum yang 
luaaasss sekali. Subuh2 menjelang terbit matahari saya nyebur duluan berendam 
di air panas, yang lain masih tidur. Satu keluarga kemudian datang, ibu dan 
anak perempuannya . Yah mereka lepas kainnya, telanjang nggak papa dong sesama 
perempuan,tapi saya pake kaos dan celana pendek.  Kemudian saya merasakan ada 
orang di belakang saya. Saya nengok, tapi secepat itu pula saya melengos dengan 
pucat pasi. Sumpah saya melihat suaminya telanjang bulat. Lalu dia meluncur ke 
kolam, (dengan sopan seperti temen2 di sini).  Sayapun kaku nggak 
bergerak..ooops.. Temen saya anak bengkulu nggak cerita orang kampung sini 
mandinya rame2 telanjang bulat? No warning, man.. Lagian ini kan sumatera bukan 
bali hikks...setelah pulih kaget, saya 
pun kabur ngumpet ke tenda. 

Salam
Mia  
-----Original Message-----
From: "Waluya" <wal...@plasa.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sat, 24 Jul 2010 05:43:23 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: TENTANG WANITA

> papabonbon <masar...@...> wrote:
> ke balinya jangan cuma ke kuta, fero dear.  main ke ubud, bedugul,
> singaraja, menyusuri desa desa tradisional di bali selatan atau 
> bali utara, main ke terasering sawah sawah di tabanan.  dingin itu 
> .... :D  jilbab perlu banget di pake.  kendati di desa desa 
> tradisional bali basih ada yang masih
> buka dada. kalau ada orang asing cepet cepet deh di tutup. :)
> jadi gara gara orang asing sih .... tradisi terkikis.

Saya jadi ingat, gara-gara tradisi buka-dada di Bali ini, teman saya jadi sakit 
flu. Ceritanya di tahun 1981, saya dan teman saya survai di daerah sekitar 
Negara Bali. Waktu itu musim kemarau, jadi banyak orang mandi di sungai. Tahu 
saya dan teman terbengong-bengong melihat orang bali mandi, si sopir mobil yang 
saya carter, mungkin untuk menyenangkan, mengajaknya mandi di Sungai, tidak di 
penginapan. "Bakal asyik", katanya.

Saya sih males, cuma teman saya ini menerima ajakan sang supir yang bali asli 
ini. Dia pergi dari penginapan sekitar jam setengah 5 sore, dan baru balik lagi 
 ketika hari mulai gelap (waktu itu Bali masih WIB). Dia muncul  dengan penuh 
"penderitaan" bersin terus dan menggigil kedinginan.

Cerita punya cerita, ternyata waktu dia mau  nyemplung ke sungai dengan memakai 
celana dalam, orang orang yang mandi disungai yang semuanya telanjang bulat,  
memandangnya dengan penuh curiga. Si sopir menyarankan itu cd dilepas saja, 
biar tidak jadi perhatian orang-orang. Menurut, begitu lepas, langsung meloncat 
ke sungai yang tidak terlalu dalam, terpaksa agak berjongkok berendam disana. 
karena tidak biasa melihat yang terbuka terbuka, ada bagian badan yang tidak 
bisa diajak kompromi, langsung bereaksi. Ini yang mengakibatkan dia tidak bisa 
mengakhiri mandinya. Sedangkan yang mandi gonta-ganti, anggota badan yang susah 
menurutnya itu, juga terus-terusan bereasksi. Terpaksa dia menunggu hari jadi 
gelap, baru berani ke pinggir sungai.

Akibatnya, keesokan harinya, waktu harus kerja lagi ke lapangan, dia hanya 
meringkuk saja di tempat tidur, badannya demam ....

Salam,
WALUYA
















[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to