atur aja kang..
cuma ingat..
kalo sudah duduk jangan lupa berdiri..
mental tokoh2 kita kan begitu..
kalau masih calon kata-katanya sih manis, penuh janji, bak angin surga...
tapi kalo jadi boro inget... 
sibuk mikirin kantong sendiri..
janji tinggal janji nya kang....
inget tah para tokoh dan elit lokal..
di akherat pasti pada ditagih tah omongan jeung kalakuan...
 
SALAM
MERDEKA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

--- On Mon, 7/14/08, machsus thamrin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: machsus thamrin <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [WongBanten] Malam Ini Saya Mengembalikan Formulir DPD
To: WongBanten@yahoogroups.com
Date: Monday, July 14, 2008, 11:04 AM







Dulur-dulur sadayana, Malam ini saya mengembalikan formulir 
pendaftaran sebagai calon anggota DPD. Banyak tanggapan datang dari 
teman-teman di Majelis ini ketika saya berniat maju. Tentu pro 
kontra itu adalah hal yang biasa..

Saya jadi teringat sebuah cerita dari hearing antara DPD dengan 
Komisaris PT Krakatau Steel ketia PT KS meminta dukungan agar PT KS 
tak dijual ke perusahaan asing. Setelah berjam-jam mereka 
menguraikan berbagai peran strategis PT KS, dan prospek bisnis baja 
di dunia. seorang anggota DPD asal Banten bertanya,"Pak Direktur Ari 
privatisasi itu apa?" Duh!

Saya tak menganggap saya lebih cerdas, karena saya yakin keempat 
anggota DPD asal Banten punya kelebihan lain hingga mereka bisa 
terpilih. Namun saya ingin mengajak teman-teman yang lain untuk 
mewarnai berbagai lapangan bermain dengan peran kita semua.

Pertanyaan sang anggota DPD itu ini tentu menguak kesadaran bersama 
kita betapa pentingnya kita berani untuk mengambil peran, sekecil 
apapun peran yang dipunyai DPD saat ini. 

Peran itu bisa melalui parpol, yang harganya sangatlah tidak murah, 
atau melalui Pilkada yang juga sami mawon, juga seperti majelis 
milis yang mencerdaskan seperti yang kita punya ini.

Saya asyik dan selalu senang manjadi anggota milis ini. Tapi kayanya 
diantara kita juga harus ada yang berani mengambil peran yang lebih, 
meski itu tak mudah ditengah keterbatasan yang kita miliki, dan 
hegemoni orang-orang di seputar kekuasaan yang memiliki kekuasaan 
sekaligus uang yang nyaris tak berseri. 

Tadi siang, saya berniat berangkat kerja ke Jakarta, di jalan saya 
berpapasan dengan konvoi panjang kendaraan yang berangkat dari 
kawasan jalan Bhayangkara untuk daftar menjadi anggota DPD.Tapi 
haruskah kita gentar, melihat panjangnya konvoi kendaraan itu? 

Untuk itu saya memberanikan diri maju, meski tanpa tim sukses yang 
terorganisir, bermodal SMS dari beberapa sahabat saya, saya 
membesarkan hati mengambil formulir. Alhamdulillah saya yang 
selama tiga hari menemui teman-teman saya di SD, SMP, hingga SMA 1 
Serang, bisa mengumpulkan KTP cukup banyak. Tak serupiahpun keluar 
untuk membeli KTP. Beberapa teman bahkan tak mau uangnya diganti, 
meski saya tahu mereka juga tak kaya. Ada diantara mereka yang 
menyumbang 15 KTP, ada yang 20, ada juga yang menyumbang 2 lembar 
kopi KTP bersama istrinya.

Bagi saya masuk menjadi calon Alhamdulillah, tapi kalau tidak juga 
terima kasih. Saya memperoleh pelajaran berharga, berapa masih 
banyak dulur dan baraya, rerencangan yang ikhlas membantu. Inilah 
yang membuat saya yakin akan adanya harapan di Banten, seperti yang 
dikutip Tigor Dalimunthe dalam milis ini, lebih baik menyalakan 
lilin daripada meratapi kegelapan. 

Salam 

 














      

Kirim email ke