edan, korektor kok bisa motong. di mana aturannya koran itu?

--- On Wed, 11/12/08, WongBanten <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: WongBanten <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten
To: WongBanten@yahoogroups.com
Date: Wednesday, November 12, 2008, 7:10 AM










    
            Setahu saya pada proses pracetak, sudah ditangani oleh editor. Tapi 
ditangan layouter kadang dipotong semaunya -walau yang memotong juga editor, 
namun disini prioritasnya adalah bukan isi berita atau artikel tapi 
keterbatasan halaman. Jadi maklumlah. 

Kadang saya juga bingung di sub judul ada keterangan yang bombastis tapi ketika 
dicari beritanya tidak ada. Biasanya tidak untuk halaman pertama kejadian 
begini. Halaman diatas halaman 3 kebanyakan lieurna.

Saya tidak bicara pada satu harian saja.


Salam

--- On Wed, 11/12/08, Ibnu Aviciena <ibnu.aviciena@ gmail.com> wrote:
From: Ibnu Aviciena <ibnu.aviciena@ gmail.com>
Subject: Re: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten
To:
 [EMAIL PROTECTED] ups.com
Date: Wednesday, November 12, 2008, 8:15 AM







    
            nama  "fajar banten" saya tulis di paragraf terakhir. di file yang 
saya kirimkan ke radar banten ada. tetapi di korannya tidak ada. saya fikir 
orang radar banten juga tidak tahu kebijakan editing. di radar banten 
disebutkan bahwa radar banten berhak mengedit TANPA menghilangkan esensi 
tulisan. bila data dibuangin, itu mah bukan lagi ngedit.


saya melakukan kritik ini untuk mendidik media massa. kita sebagai sipil harus 
aktif. dulu di indosiar pernah ada sinetron yang berdasarkan pandangan umum 
tidak mendidik, tidak sopan, tidak bermoral, dll. saya ,mengirim e-mail ke 
indosiar yang saya cc-kan ke berbagai milis. kemudian indosiar mengirim e-mail 
permohonan maaf.


jadi, kita jangan cuma dijadikan tong sampah oleh industri

2008/11/10 Setiadji Achmad <setiadji.achmad@ yahoo.com>

















    
            Walaikumsalam.

coba kang saya mau liat dimana kata "Fajar Banten" posisinya dalam tulisan kang 
Ibnu

nuhun.

Adji Okaz


From: Ibnu Aviciena <ibnu.aviciena@ gmail.com>
To: Radar Banten <kang_haban2001@ yahoo.com>

Cc: barayapost cilegon <[EMAIL PROTECTED] com>; [EMAIL PROTECTED] ups.com; 
abdulmalik <kangdoel2002@ yahoo.com>

Sent: Monday, November 10, 2008 7:14:36 AM
Subject: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten











    
            Assalamu'alaikum,

E-mail ini adalah kritik saya terhadap Radar Banten yang saya cc-kan ke Banten 
Raya Post, Abdul Malik Radar Banten, dan Milis Wongbanten.

Hari minggu kemarin, 11 November, tulisan saya yang berjudul Menelusuri 
Kesusasteraan Banten dimuat Radar Banten. Sebagaimana tampak dari judul tulisan 
itu, tulisan saya ini membicarakan tentang kesusasteraan Banten, termasuk di 
dalamnya novel2 indo-cina yang terbit di rangkasbitung dan di koran-koran 
banten dari masa kolonial hingga sekarang. Ada satu hal yang saya sangat 
sesalkan atas tindakan yang dilakukan (editor) Radar Banten yang telah 
menghapus nama "Fajar Banten" di dalam tulisan saya. Dan itu, bagi saya adalah 
tindakan bodoh dan membodohi publik.



Bahwa Fajar Banten adalah saingan bisnis Radar Banten, itu silahkan. Itu urusan 
bisnis Radar Banten. Tetapi Radar Banten (juga media massa lainnya) tidak boleh 
membawa masalah bisnis itu ke ruang ilmu pengetahuan. Dalam konteks pemuatan 
tulisan saya, Radar Banten tidak boleh membuang nama "Fajar Banten" sebagai 
kenyataan/fakta sejarah. Nama itu tidak boleh dibuang hanya karena Fajar Banten 
saingan bisnis atau merasa tidak suka keada pengelola Fajar Banten. Islam 
mengajarkan, janganlah berlaku tidak adil karena kita benci kepada orang lain. 
Sebagai contoh, sekalipun saya tidak suka kepada atut, saya harus tetap 
menyebut nama atut saat saya menulis sejarah gubernur banten.



Selama ini saya memaklumi tulisan berita di radar banten acak-acakan. 
Berita-berita yang muncul di sana mencerminkan bahwa pengelola koran tersebut 
tidak paham tatabahasa indonesia atau tidak mau menggunakan pengetahuannya 
tentang tatabahasa indonesia. Sekali lagi, itu saya maklumi. Tetapi ketika 
editor koran sudah membuang data sejarah, saya atas nama ilmu pengetahuan 
menyatakan protes.


 

-- 
Salam hangat,
Ibnu Adam Aviciena



      


        
        


      
      

    
    
        
        
        
        


        


        
        
        
        
        




-- 
Salam hangat,
Ibnu Adam Aviciena



      


         
        
        


      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke