gpp.. kualat asal jadi gubernur aja kualatnya xixixi...




________________________________
From: akhmad solihin <akhmad_soli...@yahoo.com>
To: WongBanten@yahoogroups.com
Sent: Mon, May 10, 2010 12:21:00 PM
Subject: Re: [WongBanten] maklumat rakyat Banten nih

  
ada yang lebih parah lagi, gak ada turunan sama sekali dari Tubagus dan Ratu, 
ujug-ujug muncul gelar Tubagus dan Ratu hingga anak cucunya hehehehehe. Sugan 
bae teu kualat.

A. Solihin



--- On Mon, 5/10/10, mustain jiddan <jidda...@yahoo. com> wrote:


>From: mustain jiddan <jidda...@yahoo. com>
>Subject: Re: [WongBanten] maklumat rakyat Banten nih
>To: wongban...@yahoogro ups.com
>Date: Monday, May 10, 2010, 5:17 AM
>
>
>>
>
>
>
>  >
>
> 
>>      
> 
>wah.. harus rajin ngumpulinnya kang bayu... menurut saya lebih dari 12,5 
>juta... sebab incu jeung cicitna geh khan tubagus deui.. apalagi ada yang 
>nyisipin tubagus juga di kartu namanya padahal ibunya doang yang ratu.. 
>xixixi... alasannya karena ibunya ratu.. jadi anaknya juga tubagus.. padahal 
>bapaknya dari lampung asli hehe..nyindir dikit ah ...hehe.. yang jelas... 
>keturunan langsung dengan sultan terakhir menurut data dan fakta ya keluarga 
>ibu mintorosasi jadi kumpulnya cuma satu rumah cukup.. kalo tubagus dan ratu 
>dikumpulin stadion serang teu muat hehe... 
>
>Raden Mustain Jiddan.. 
>
>
>
>
________________________________
From: bayu sukma <bayu_banten@ yahoo.com>
>To: wongban...@yahoogro ups.com
>Sent: Mon, May 10, 2010 12:01:18 PM
>Subject: Re: [WongBanten] maklumat rakyat Banten nih
>
>  >
>
> 
>>      
> 
>Saya sedang coba mengumpulkan data para keturunan yang ada di Banten dan luar 
>Banten termasuk luar negeri. Memang jumlah seluruh cukup banyak sekitar 12, 5 
>Juta Orang bahkan uniknya ada keturunan tubagus yang bersalip kriseten. 
>Rencana kita akan bekerjasama untuk mengadakan Musyawarah Besar keturunan 
>kesultanan Banten untuk mengundang mereka semua.
>
>--- On Mon, 5/10/10, mustain jiddan <jidda...@yahoo. com> wrote:
>
>
>>From: mustain jiddan <jidda...@yahoo. com>
>>Subject: Re: [WongBanten] maklumat rakyat Banten nih
>>To: wongban...@yahoogro ups.com
>>Date: Monday, May
>> 10, 2010, 3:43 PM
>>
>>
>>>>
>>
>>
>>
>>  >>
>>
>> 
>>>>      
>> 
>>punten kang bayu... ada orang belanda yang di beri gelar tubagus... padahal 
>>tidak ada hubungan darah dengan sultan.. hanya karena beliau berjasa kepada 
>>banten... cuma saya lupa namanya mungkin ada yang tahu ???  
>>
>>
>>
>>
________________________________
From: bayu sukma <bayu_banten@ yahoo.com>
>>To: wongban...@yahoogro ups.com
>>Sent: Mon, May 10, 2010 11:23:48 AM
>>Subject: Re: [WongBanten] maklumat rakyat Banten nih
>>
>>  >>
>>
>> 
>>>>      
>> 
>> Pembuatan maklumat adalah untuk mengantisipasi para keturunan Banten bersatu 
>> agar tidak terpecah oleh karena itu kita berikan kesempatan Kepada Rt. Ayu 
>> Mintorosasi untuk mengawali menyusun kembali para ratu dan tubagus yang ada 
>> di banten dan luar banten agar jati diri banten kembali.Dengan ada 
>> kesultanan  yang berkenan berkantor nantinya di ext pendopo gubernur tidak 
>> ada kaitannya bersaing dengan pemerintah justru ini mengangkat wibawa Banten 
>> di mata Dunia. Jangan persempit pemikiran. Banten tidak akan begini terus 
>> dan harus selalu berjaya kalau bukan kita yang mengawali
>> siapa lagi..??
>>
>>Salam Semangat ..!!
>>
>>(Tulisan di bawah ini ada benarnya)
>>
>>Siapakah Sultan Banten Terakhir?        
>>>>                    Written by Ibnu Adam Aviciena  >>                 
>>  
>>>>            Sunday, 11 October 2009 15:33  
>>Oleh Ibnu Adam Aviciena
>>
>>Apabila membaca sejarah Banten, kita
>>akan menemukan bahwa sultan Banten terakhir adalah Rafiudin yang
>>memerintah dari 1813-1820. Pertanyaannya: benarkan Rafiudin adalah
>>sultan Banten terakhir? Sejauh ini buku-buku sejarah Banten menyatakan
>>demikian. Namun pada tulisan ini saya akan menawarkan satu versi
>>sejarah yang berbeda, bahwa sultan Banten terakhir bukan Rafiudin,
>>melainkan Sultan Muhammad Safiudin. Lalu siapakan Rafiudin yang
>>menggantikan posisi Sultan Muhammad Safiudin itu? Ratu Ayu Mintorosasi
>>Mahayanti Hendrawardani (86), buyut dari Sultan Muhammad Safiudin
>>menuturkan kepada saya dan Mufti Ali di rumahnya di Bintaro, Tangerang.
>>
>>Akar Masalah 
>>
>>Mintorosasi mengatakan
>>bahwa Sultan Safiudin memiliki ibu suri. Ibu suri ini memiliki saudara
>>perempuan. Perempuan inilah isteri dari Rafiudin yang selama ini
>>diklaim sebagai sultan Banten terakhir. Ia sendiri, Rafiudin, bukan
>>orang Banten, melainkan orang Jawa. Bahkan Rafiudin bukan nama aslinya.
>>Nama itu digunakan setelah dia ada di Banten. “Kebijakan” ini digunakan
>>agar orang Banten mengakui dia sebagai orang Banten.
>> 
>>Selanjutnya, Sultan Safiudin diturunkan dari jabatannya sebagai
>>sultan Banten oleh Belanda. Sultan Safiudin pada tahun 1832 kemudian
>>dibuang ke Surabaya. Keluarga Sultan Safiudin yang memiliki uang ikut
>>dengan Sultan ke Surabaya, sedangkan yang tidak punya uang menyingkir
>>ke Menes, Pandeglang. Dalam pembuangan itu, Mintorosasi mengatakan,
>>keluarga sultan tidak membawa apa-apa. Sepanjang 1832-1945 Sultan
>>Safiudin beserta keturunannya tidak diizinkan untuk datang ke Banten.
>>Setelah Sultan Safiudin diturunkan dari kesultanan, Belanda
>>menyerahkan kedudukan itu kepada Rafiudin. Rafiudin yang kemudian
>>dijadikan sultan ini tidak diakui oleh keluarga kesultanan. Dalam hal
>>ini Heriyanti Ongkodharma Untoro dalam bukunya Kapitalisme Pribumi Awal
>>Kesultanan Banten 1522-1684, mengatakan bahwa Rafiudin adalah sultan
>>tanpa kedaulatan penuh. Dan pada akhirnya Rafiudin pun dibuang oleh
>>Belanda ke Surabaya pada tahun yang sama dengan pembuangan Sultan
>>Safiudin. Mintorosasih yakin bahwa meskipun keduanya dibuang pada tahun
>>yang sama, Sultan Safiudin dibuang lebih awal. Keduanya meninggal di
>>Surabaya. Sultan Safiudin dimakamkan di Boto Putih, sedangkan Rafiudin
>>dikuburkan di Pemakaman Semut, dekat Stasiun Semut.
>>
>>Silsilah Sultan Safiudin 
>>
>>Dalam
>>pembuangannya Sultan Safiudin bersumpah agar tak ada satupun dari
>>keturunannya yang menikah dengan orang kulit putih. Namun hal lain,
>>sebagaimana akan ditunjukan di bawah, terjadi. Hal berikutnya, semua
>>kekayaan Sultan Safiudin, termasuk mahkota dan permainan congklak yang
>>terbuat dari mas dan zamrud, diambil Belanda. Sementara itu Sultan
>>Safiudin juga masih harus membayar pajak atas perkebunan kelapa
>>miliknya yang ada di Banten. 
>>Pada suatu hari seorang kontroler
>>pajak datang ke tempat pembuangan sultan di Surabaya , meminta agar
>>Sultan Safiudin membayar pajak atas perkebunan kelapanya yang ada di
>>Banten. Mendapati kenyataan ini Sultan marah. Dia sudah dibuang,
>>kekayaannya diambil, Belanda masih juga memaksa dia untuk membayar
>>pajak atas kebunnya yang ada di negerinya. Dalam marahnya, Sultan
>>menggembrak mebeul marmer hingga pecah. Sepulang dari pertemuan dengan
>>sultan, jelas Mintorosasih, kontroler tadi tidak lama kemudian gila.
>>Sultan Safiudin memiliki tiga anak sebagai berikut: Surya Kumala
>>(tak memiliki keturunan), Surya Kusuma (menjalani kehidupan asketis),
>>anonim (meninggal sejak bayi), dan Surya Atmaja. Surya Atmaja alias
>>Pangeran Timur memiliki anak kembar: Ratus Bagus Maryono dan Ratu Bagus
>>Iman Supeno. Iman Supeno menikah dengan seorang Indo bernama Corry.
>>Dari pernikahan itu ia memiliki satu anak laki-laki dan dua orang
>>putri. Anak pertamanya meninggal. Dalam pekerjaan Iman Supeno terakhir
>>menjabat sebagai kepala Burgerlijk Openbare Werken (Pekerjaan Umum) di
>>Sumatra.
>>Ratu Bagus Maryono bekerja sebagai kepala sebuah bank yang sekarang
>>menjadi BRI dan memiliki 17 anak. Mintorsasih menjelaskan bahwa pada
>>satu waktu sebagian dari 17 anak ini terus meninggal karena panas.
>>Sekarang, dari 17 anak itu, tersisa dua orang yang masih hidup, yaitu
>>Ratu Ayu Mintorosasih (lahir 1920) dan Ratu Bagus Kartono (1932). 
>>
>>Sumpah yang Terlanggar 
>>
>>Seperti
>>disebutkan di atas, dalam pembuangannya di Surabaya Sultan Safiudin
>>bersumpah bahwa tidak boleh ada keturunannya yang menikah dengan orang
>>kulit putih. Yang terjadi, anak pertamanya, Pangeran Surya Kumala
>>menikah dengan perempuan Prancis. Ini terjadi berawal dari hilangnya
>>burung merak Pangeran Surya Kumala. Dia meminta pembantunya untuk
>>mencari burung tersebut. Lalu burung itu ditemukan di halaman rumah
>>seorang konsul Prancis. Ketika burung merak itu diminta oleh
>>pembantunya, putri konsul Prancis mencacimaki. Dalam caciannya dia
>>mengatakan bahwa dia, putri Prancis ini, ingin menjadikan Pangeran
>>Surya Kumala sebagai keset toilet.
>>Merasa terhina oleh kata-kata itu Pangeran Surya Kumala kemudian
>>bertapa, hingga tiba suatu saat di mana keduanya bertemu dalam satu
>>undangan. Dalam pertemuan itu, kata Mintorosasih, Pangeran Surya Kumala
>>terus memandangi putri konsul Prancis yang pernah mencacimakinya. Ada
>>kemungkinan bahwa putri konsul Prancis ini tidak mengetahui bahwa pria
>>itu adalah Pangeran Surya Kumala. Singkat cerita, putri konsul ini
>>jatuh cinta dan mereka memutuskan untuk menikah.
>>Mintorosasih menganggap pernikahan ini melanggar sumpah buyut Sultan
>>Safiudin yang melarang keturunannya untuk menikah dengan orang kulit
>>putih. Karena itu semua gelar yang dimiliki Pangeran Surya Kumala
>>dicabut. Pada perkembangan selanjutnya, keturunan Sultan Safiudin yang
>>menikah dengan orang kulit putih tidak hanya Pangeran Surya Kumala,
>>melainkan juga cucu Sultan dari anak bungsunya, yaitu Maryono, yang
>>menikah dengan seoran Indo.
>>
>>Siapa Mintorosasih? 
>>
>>Ratu
>>Ayu Mintorosasi Mahayanti Hendrawardani adalah putri Iman Supeno putra
>>Surya Atmaja putra Sultan Safiudin. Lahir pada 22 Desember 1922 di
>>Kediri,  ia sekolah di MULO di kota yang sama. Ia berbahasa Inggris,
>>Belanda, Jerman, dan Prancis, selain Indonesia, Sunda, dan
>>Jawa—sekalipun katanya bahasa Jerman dan Prancis sudah banyak yang lupa
>>karena tidak digunakan. Pada 1941 ia menikah dengan Raden Mas Joko
>>Suyono asal Solo. Suaminya bekerja sebagai asisten wedana, asisten
>>polisi, kemudian sebagai asisten walikota Kediri. Selanjutnya RM Joko
>>Suyono meninggal ditembak Belanda sekitar 1947 di hadapannya.
>>Mintorosasih dan RM Joko Suyono memiliki empat anak, yaitu Ahmad
>>Raharjo (tinggal di Kasunyatan, Banten), Nugroho Indarso (tinggal di
>>Tebet), Wiratmo (tinggal di Bogor ), dan Haningdiyo Sularso (tinggal di
>>Surabaya ). Anak terakhir ini masih berumur 35 hari saat bapaknya
>>meninggal. Mintorosasi sempat tinggal di Magelang di rumah Prof. Suroyo
>>sebelum bekerja di Semarang sebagai penerjemah bahasa Belanda di sebuah
>>kantor tentara. Tahun 1950 pindah ke Jakarta dan mendapat pekerjaan
>>sebagai general manager ekspor di Usendo. Sempat tinggal di Manggarai
>>sebelum akhirnya tahun 1990 dia tinggal di Bintaro.
>>“Saat berceramah di acara dies natalis Untirta tiga empat tahun yang
>>lalu, saya sampaikan bahwa saya ingin mengembalikan kebesaran agama
>>Islam di Banten,” jelasnya. Dia juga mengatakan bahwa Banten sangat
>>spesial dalam konteks kerajaan Islam di Indonesia. Hanya kesultanan
>>Bantenlah, katanya, yang didirikan oleh seorang wali, yaitu Syarif
>>Hidayatullah. **
>>
>>Penulis, relawan Rumah Dunia dan staf Bantenologi. 
>>
>>--- On Sun, 4/11/10, Isbatullah Alibasja <isbatullahalibasja@ yahoo.com> 
>>wrote:
>>
>>
>>>From: Isbatullah Alibasja <isbatullahalibasja@ yahoo.com>
>>>Subject: [WongBanten] maklumat rakyat Banten nih
>>>To: "mailinglist wong banten" <wongban...@yahoogro ups.com>
>>>Date: Sunday, April 11, 2010, 6:13 PM
>>>
>>>
>>>>>>
>>>
>>>
>>>
>>>  >>>
>>>
>>> 
>>>>>>      
>>> 
>>>    PART II
>>>  >>>
>>>
>>> 
>>>>>>      
>>> 
>>>ada hal menarik menyangkut MAKLUMAT RAKYAT BANTENyg dibuat oleh sdr......... 
>>>sorry i'm forget the name....
>>>psiko-sosio massa yg terdzalimi, massa yang dirundung musibah hebat, massa 
>>>yg kehilangan akal, massa yg berpasrah diri pd keadaan, selalu mendambangkan 
>>>sosok ideal pemimpin yg gagah perkasa, adil, pencipta ketentraman, pengayom 
>>>negri impian.....
>>>sehingga sosok "satria piningit" ini mjd harapan rakyat yg tertindas, mjd 
>>>api nya harapan!,mjd pegangan "yang rapuh" ketika badai menghantam sang 
>>>kehidupan! harapan dan angan itu terus MENGGELAYUT DALAM BENAK MASSA 
>>>TERTINDAS... .. 
>>>Jika kita membaca buku-buku klasik Ronggowarsito atau ramalan Jayabaya, Visi 
>>>Sang Adipati Unus, Visi Sang Gajah Mada, Visi Sang Sultan Agung banten atau 
>>>Buku langka "40 Sandiwara Dunia" karya Bung Karno, kita akan
>>> melihat samudera kehidupan yang luas, tertata-terorganisi r sempurna, Maha 
>>> Besar Allah! dan hidup faktanya hanyalah "senda gurau semata" spt yg 
>>> termaktub dalam kitab suci....
>>>kehidupan adalah ribuan pintu yg misterius... ..
>>>jangan pernah takut utk membukanya, jangan pernah bimbang utk membukanya.. ..
>>>dibalik pintu-pintu itu tersimpan hikmah dan cahaya bagi mereka yg membuka 
>>>mata hati dan akl sehatnya....
>>>bagi mereka yg meng-insyafi ke-hidup-an, dan mampu "mati sebelum mati" maka 
>>>berbahagialah! !! mereka akan menemui cahaya suci....nuuur ala nuur....
>>>
>>>kembali kepada inti persoalan, banten dan sang maharaja nu adil nu baguer....
>>>sy teringat dg sahabat sekaligus guru sy bapak Dr.Mufti Ali, dia pernah 
>>>bercerita panjang lebar ttg rekonstruksi dan restorasi kebudayaan banten 
>>>lama....
>>>"mesti ada sosok atau simbol pemersatu utk mensinergikan segala kekuatan dan 
>>>potensi rakyat banten" ucapnya dg tatapan yg menohok, satu-satunya simbol itu
>>> adalah menegakkan kembali kesultanan banten, but only a symbol of culture 
>>> he said...  
>>>fikiranku menerawang jauh ke tahun-tahun yg penuh darah, yakni periode 
>>>kemerdekaan sekitar tahun 45an....teringat aku pada sosok residen pertama 
>>>banten KH.Tb.Ahmad Chatib (semoga Allah menempatkannya di posisi yg istimewa 
>>>di sisi-Nya), beliau adalah kyai, beliau adl jawara, beliau adl sosok 
>>>pemersatu, sosok pejuang, sosok yg sederhana, sosok yg zuhud (sampai beliau 
>>>wafat tidak mewariskan apapun pd anak-anaknya ini pengakuan putranya 
>>>KH.Tb.Fathul Adzim), sosok yg loyal terhadap NKRI (ketika beliau diajak utk 
>>>mendirikan negara pasundan, beliau dg tegas menolak ajakan tersebut, 
>>>sehingga ketika periode Republik Indonesia Serikat (RIS), banten adl salah 
>>>satu daerah yg tetap setia thd NKRI spt halnya juga Jogjakarta). ...
>>>
>>>Kemudian Dr. Mufti A mencari jejak pewaris tahta yg sebenarnya dari 
>>>Kesultanan Banten, menurut sejarah, Raja terakhir kesultanan Banten ( I
>>> forget the name... ) diasingkan oleh Belanda ke daerah Surabaya (?) karena 
>>> sang raja menentang kekuasaan Belanda sekitar akhir abad ke-18 
>>>( mungkin kang bonnie tryana sbg ahli sejarah lbh tahu detail ttg persoalan 
>>>ini ), setelah sang raja diasingkan praktis Belanda menghapus sistem 
>>>Kesultanan Banten secara total. Lalu muncullah reaksi atas tindakan Belanda 
>>>tsb, ada beberapa pejuang kharismatik yang menentang  Belanda spt Bagus 
>>>Buang yg legendaris (semoga Allah menempatkan posisi istimewa di sisi-Nya), 
>>>abad ke-19 daerah Banten sdh Vacuuum in Power....dalam sejarah banyak sekali 
>>>pemberontakan2 yg meletup pada periode ini bahkan menurut catatan sejarah, 
>>>frekuensi pemberontakan di daerah banten Abad 19 ini angkanya sangat 
>>>tinggi....
>>>
>>>Sang raja yg diasingkan di surabaya (?) beranak pinak dan hingga kini garis 
>>>keturunanya msh ada, menurut Dr.Mufti Ali sekarang msh ada keturunan 
>>>Generasi ke-3 (klo ga salah) yg menetap di daerah Tangerang, bahkan
>>> Dr.Mufti Ali telah menemuinya, pernah juga Dr. Mufti Ali mengajakku utk 
>>> bersilaturahim dg sang pewaris syah Kesultanan Banten itu....  
>>>
>>>weh aink cape nulis engke diteruskeun nyah dak....
>>>Ir.Isbatrevolta Alibasja
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
________________________________
From: gongmedia cakrawala <gm_cakrawala@ yahoo.com>
>>>To: wong banten <wongban...@yahoogro ups.com>
>>>Sent: Fri, April 9, 2010 4:04:04 PM
>>>Subject: >>> [WongBanten] maklumat rakyat
>>> Banten nih
>>>
>>>  >>>
>>>
>>> 
>>>>>>      
>>> 
>>>Apakah IBU RATU AYU MINTOROSASI ada hubungannya dengan nyi Ontosoroh?
>>>
>>>Hidup Banten
>>>Banten hidup dalam kemakmuran
>>>Kemakmuran milik semua rakyat
>>>rakyat adil sejahtera
>>>sejahtera punyaku saja
>>>: terus, arek naon dia?
>>>
>>>hehehe
>>>gg
>>> 
>>>
>>>
>>> 
>>
>> 
>
> 

 


      

Kirim email ke