----- Original Message ----- From: "Abas F Soeriawidjaja" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, December 27, 2002 11:45 AM Subject: [yonsatu] Re: FW: [BUMN] FW: [anggota] Tanggapan hot issues Yon I
> Terima kasih Bung Sodik atas informasi dan tanggapan saudara kita dari > BUMN. > Ini menambah pengatahuan saya. > Kita liat aja deh, the game is still going on............... Buat "kacamata S-1" saya, semuanya sudah jelas Basye, kita tidak perlu lihat-lihat terlalu lama lagi, the game is on going very clearly. (Saya yakin Sodik akan menyampaikan apa kata saya ini pada "jagoan"-nya, si Ganapati itu. Tapi silahkan saja, that's exactly my objective). 1. Dari caranya si Ganapati berdebat terhadap Syafril dan Basye secara kasar, insinuatif dan provokatif itu, jelaslah dia bukannya mau berargumentasi secara akal sehat, tetapi hanya mau main politik saja. Apa dikiranya kita-kita nggak ada yang ngerti main politik juga? (He he he, kalau udah terlibat ngejatuhin empat presiden berturut-turut, lumayan kan main politiknya...) 2. Dari penerimaan komunitas bisnis dan pasar bursa yang positif terhadap divestasi Indosat, jelaslah it's a sound business practice, sebagaimana antara lain diuraikan hari ini oleh pakar ekonomi Faisal Basri, mantan Sekjen partai PAN. Keputusan yang tepat tentang BUMN yang satu ini tidak saya hubungkan dengan pribadi Laks lho. Dia ada juga nggak beresnya, tetapi it happens that untuk soal yang satu ini it was a right decision. 3. Dari kenyataan pegawai Indosat yang ribut hanya sebagian kecil, mau bikin mogok aja nggak laku, jelaslah mereka yang menyebut dirinya Serikat Pekerja Indosat itu (juga "Serikat-Serikat Pekerja" jadi-jadian di BUMN lainnya) hanyalah sekelompok kecil di antara karyawan yang dijadikan sebagai instrumen politik. Suatu instrumen politik untuk memelihara (to sustain) gonjang-ganjing ketidak-stabilan di kalangan masyarakat, dengan sasaran Pemilu 2004. 4. Dari kemunculan Amien Rais dalam jumpa pers kemarin sore mempersoalkan issue ini, didampingi cukongnya Fuad Bawazier (antek Soeharto sampai detik-detik terakhirnya, yang lalu kabur ke USA begitu Soeharto jatuh, tetapi kembali lagi setelah Amien Rais agak dapat angin), jelaslah siapa penggerak instrumen politik itu, suatu instrumen yang sekarang sedang diupayakan setengah mati untuk berperan dalam mengonjang-ganjingkan situasi politik. (Kasihannya rempak-kendang mereka tidak bergaung, di komunitas politik saja pun tidak, tercermin dari minimnya response mayoritas elit politik menyambutnya. Apalagi di kalangan masyarakat umum). 5. Dari petunjuk keterkaitan Tamsil Lindrung, sohib sekubu Amien Rais dan Fuad Bawazier, dengan peledakan bom Makasar, dan petunjuk kemiripan pola bom Makasar dan bom Bali, makin nyata benang merah keterkaitan berbagai upaya, dari bom sampai ancaman aksi mogok di proyek vital, untuk memelihara terus berlangsungnya gonjang-ganjing ketidak-stabilan, dalam upaya menjaga tidak terusiknya bisnis busuk sisa-sisa Orde Baru yang sekarang masih berjalan, serta tidak terusiknya kasus-kasus pelanggaran HAM berat mereka di masa lalu yang sekarang masih dipeti-eskan. Yang kesemuanya itu pasti akan dibongkar orang begitu terwujud suatu tatanan sosial, politik dan ekonomi yang stabil. (Kasihannya yang dimanfaatkan sisa-sisa Orde Baru untuk memelihara ketidak-stabilan itu adalah elemen-elemen muslim garis keras yang minoritas, termasuk elemen-elemen semacam itu dalam partai PAN yang kiprah radikalnya menyebabkan Faisal Basri cs mundur dari PAN, yang mereka itu secara tidak sadar terperangkap masuk into a game which heading direction they are not aware of). Tentu saja informasi ini belum merupakan judicial evidences untuk tuntutan pro-justitia. Ia baru merupakan pandangan dari kacamata S-1, di mana keterkaitan dialektika dan logika sudah dapat menghasilkan kesimpulan analisis untuk pertimbangan counter-action. Baik dari pihak pemerintah, komunitas bisnis terkait, mayoritas elit politik, maupun massa rakyat "akar rumput". --------------------- Selanjutnya saya juga mencermati bahwa cara Sodik mempergunakan milis ini dengan model "adu-domba" dan "lempar batu simpan tangan", tidaklah memperlihatkan intelektualitasnya sebagai seorang lulusan perguruan tinggi yang seharusnya adalah seorang cendekiawan. Sodik tidak pernah sedikitpun menunjukkan kreatifitas intelektualnya untuk mengemukakan pandangannya sendiri, baik yang tidak berkualitas apalagi yang berkualitas.Upaya untuk sekedar membumbui posting orang yang di-forward-kannya itu pun nihil. Dia hanya sibuk melempar "bom" dari milis lain, untuk menunggu tanggapan di milis ini. Nanti tanggapan "jihandak" di milis ini dilemparnya lagi ke milis lain, juga tanpa upaya menambahkan bumbu inteletualitasnya. Lalu "bom" baru yang muncul di milis semula (yang harapan Sodik "bom"baru itu lebih besar kiloton-nya), dilempar kembali lagi ke milis ini. Dan selanjutnya "jihandak" baru yang lebih "cool" yang muncul dari milis ini dilempar lagi ke sana. Begitu seterusnya. Ini tentu praktek konyol, yang memalukan kita para alumni ITB. Bayangkan kalau di milis ini ada satu saja antagonis-nya Sodik. Katakanlah dia itu namanya si Kidos. Setiap lemparan Sodik dari milis A ke milis kita ini, tanpa sentuhan intelektualitas Sodik, oleh si Kidos langsung diteruskan ke milis X. Nanti tanggapan yang muncul di milis X dilempar Kidos ke milis kita, juga tanpa bumbu inteletualitas . Terus oleh Sodik dilempar ke milis A kembali, dan mungkin juga ke milis B. Lalu response dari milis A dan milis B di-forward Sodik ke milis kita. Kemudian oleh Kidos dilempar lagi ke milis X, dan mungkin juga Y. Kalau muncul jawaban dari sana, dilempar lagi ke milis kita. Terus dilempar lagi oleh Sodik ke milis A dan B, serta mungkin juga C. Begitu seterusnya. Tanpa penambahan bobot intelektualitas, baik dari Sodik maupun dari Kidos Lha lantas apa jadinya milis kita ini? Emangnya TPA Bantargebang? (Tempat pembuangan akhir sampah DKI Jakarta yang di Bekasi itu). Dan apa jadinya kita-kita ini? Pelengkap pemerhati saja? Menurut saya, yang begini ini mesti ditertibkan nih. Wasalam. --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Copy Darat (Halal Bihalal, Natal dan Tahun Baru) akan dilaksanakan 4-5 Januari 2003, lihat footer Milis [EMAIL PROTECTED] Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>