On 1 Sep 2012, at 14:47, Utian Ayuba <ut...@di.blankon.in> wrote: > On 31/08/12 08:09, Ahmad Sofyan wrote: >> Di kelas server, Linux memang diakui*). Di level desktop.. ada cukup banyak >> permasalahan. Yang utama adalah kompatibilitas antara aplikasi dengan >> lingkungan desktop. Paling tidak demikian menurut artikel ini. >> > > yang bermasalah itu bukan linux desktopnya. tapi orangnya. lebih banyak > yang maunya pake doang dan berkomentar "linux desktop bermasalah" > dibanding berkontribusi memperbaiki :)
Tidak semua orang harus sekolah kedokteran untuk bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Tinggal datang ke dokter yang sudah menghabiskan waktu dan biaya untuk mempelajari ilmu2 kedokteran. Ga semua orang harus ngerti cara kompile kernel kalau tugas dia sehari2 hanya mengetik surat resmi, input data inventori, mengedit film dan video, dan banyak kerja kreatif lain yang bisa dilakukan menggunakan komputer. Kalau masih punya mental yang salah itu orang lain, ga akan bisa maju. Ada prinsip Steve Jobs yang bisa kita tiru saat membuat aplikasi, yaitu user itu ingin sesuatu hal berfungsi sebagaimana mestinya tanpa harus dipusingkan dengan hal2 yang tidak penting. Ini terlihat di semua produk apple. iPhone dan iPad hanya punya satu tombol, tapi fungsinya dapat diketahui bahkan oleh seorang nenek usia lanjut yg tidak pernah pakai komputer sekalipun. Saat mengubah setting, tidak perlu ada tombol save, karena otomatis tersimpan. Ada panduan HIG untuk membuat aplikasi baik di Mac OSX maupun iOS, makanya hampir semua aplikasi menggunakan komponen yang seragam. Ini memudahkan user untuk langsung tahu bagaimana menggunakan aplikasi itu. Tidak semua pengguna komputer bisa melakukan perubahan, mungkin mereka ingin, tapi kemampuan dan waktu yang tersedia tidak ada. -- Donny Kurnia Apple ID: donnykur...@gmail.com Twitter: @donnykurnia Skype: donnykurnia My online profile: http://re.vu/donnykurnia -- Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info: http://linux.or.id/milis