At 03:14 PM 6/11/2008, you wrote:

Saya komentari sedikit soal ini:

>Alvin said the investigation would focus on the sale of 10 million tons
>of high quality coal to Singapore-based Coaltrade Services International
>Ltd at a below-market price to avoid higher taxes.
>
>Coaltrade bought the coal from Adaro at a price of $32 per ton when coal
>prices had reached $95 ton per ton at the end of 2007, he said.
>
>"State losses can be calculated from 35 percent of income tax and 13.5
>percent of royalties, times 10 million tons," he said. The Singaporean
>government, he added, only imposed 10 percent income tax.


Kelihatan sekali bahwa Alvin Lie nggak ngerti soal batu bara dan 
harga batu bara.

Pertanyaannya: Apa iya adaro punya "high quality coal"....????

Batu bara yang ditambang oleh adaro adalah dari kelas batu bara sub-bituminous.
Batu bara kelas sub-bituminous adaro punya kandungan kalori paling 
tinggi cuma 5900 kcal/kg.
Kebanyakan dari batu bara adaro malah cuma punya kadungan kalori 
sekitar 4900 kcal/kg -- hampir di perbatasan dengan "batu bara" kelas 
lignite (yang buat beberapa orang lebih cocok dianggap gambut 
ketimbang batu bara -- karena kadar airnya cukup tinggi).

Angka kalori ini jauh sekali di bawah standar internasional atas 
harga batu bara, yaitu 6700 kcal/kg.
(Batu bara thermal mulai dari kelas kalorinya adalah bituminous - sub 
bituminuous - lignite -- mulai dari yang kalorinya tertinggi sampai 
dengan "batu bara setengah matang"...)

Kalau standar Internasional untuk batu bara adalah 6700 kcal (cuma 
sedikit tambang di Indonesia yang mampu mencapai angka ini tanpa 
melakukan blending, di antaranya adalah tambang KPC dan Indominco) 
maka tentu saja batu bara yang kalorinya di bawah angka tersebut 
harganya harus di-diskon.

Semakin jauh dari angka 6700, ya berarti harganya harus semakin murah.
Apalagi kita harus ingat bahwa harga USD 95 per ton yang disebut 
Alvin Lie ini adalah harga spot.
Tidak mungkin semua order batu bara menggunakan harga spot, karena 
kebanyakan batu bara diperdagangkan secara kontrak tahunan.

Atas hal tersebut - maka wajar saja batu bara adaro dijual dengan 
harga diskon terhadap harga batu bara internasional.  Pertama, karena 
memang kandungan kalorinya rendah dan kedua karena memang batu bara 
yang dijual berdasarkan kontrak memang tidak mengikuti harga spot.


Kadang saya heran, kenapa anggota parlemen kita menggonggong dulu baru mikir...
Dan kerjaannya pun nggak lebih dari kerjaan preman.
Mungkin karena lebih gampang dan lebih cepat bisa dapat uang dengan 
cara seperti itu.

Herannya, anggota parlemen seperti itu datangnya dari partai yang 
itu-itu lagi...

Kirim email ke