Waduh kalau soal politik saya sangat jauh dari itu pak (Politik itu kotor), saya hanya ingin kita melihat dengan kacamata yang lebih benar sehingga dalam menetapkan target kita mempunyai standar yang benar dan bukannya di bawa ke awang-awang. Kita harus memperbaiki cara kita menyusun suatu nilai sehingga bila kita sudah mulai dengan pandangan yang lebih jelas tentang yang akan kita capai maka kita secara bersama-sama bisa berusaha mencapai itu. Contoh, bila kita memakai Income percapita dalam jumlah uang yang diperoleh baik dalam rupiah ataupun Dollar kita seakan akan memperoleh peningkatan karena cara penghitungannya perdasarkan total seluruh pendapatan penduduk dibagikan dengan jumlah penduduk, maka itu bisa kelihatan meningkat bahkan hanya melalui peningkatan pendapatan bahkan hanya 300 orang aja padahal yang lainya tidak ada mengalami peningkatan. Tetapi bila kita mencoba menghitung dengan rumus bahwa setengah penduduk indonesia harus memiliki minimal pendapatan sebesar X yang mampu memenuhi kebutuhan yang kita anggab harus dapat diperoleh dengan X tsb maka cara kita bekerja akan sangat berbeda daripada dengan memberikan segala fasilitas kepada yang 300 orang tadi. Untuk statistik, bila kita menggunakan rumus untuk sekian tahun setengah penduduk harus mengalami minimal peningkatan daya beli (bukan pendapatan yang dalam angka bisa meningkat tetapi daya beli berkurang) maka akan mengubah cara kerja dalam mengelola negara ini. "Kita harus bisa dulu melihat di imaginasi kita apa yang akan kita capai maka kita akan bisa mencapainya, tetapi bila penglihatan imaginasi kita kabur maka apapaun yang kita kerjakan hasilnya juga pasti kabur" Seumpama seorang pelukis lebih dahulu memiliki gambaran dalam imaginasinya tentang apa yang akan dia lukis maka dia akan tertuntun untuk melukis sesuai dengan imajinasinya. Terima kasih Tertanda Idealisman PT
----- Original Message ---- From: Poltak Hotradero <[EMAIL PROTECTED]> To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Friday, June 20, 2008 11:14:40 AM Subject: Re: [Keuangan] Statistik At 10:47 AM 6/20/2008, you wrote: >Saya tahu itu, Yang perlu bukan jumlahnya tetapi persen komponen >makanan yang wajar itu berapa. tempat tinggal berapa, kenderaan >berapa, IT berapa dan kalau memungkinkan untuk sedikit kemewahan. >Kalu komponen makanan aja lebih 50 % dari penghasilan, apa ada arti >lagi komponen lainnya, apa maksudnya tinggal di kolong jembatan, >bepergian mengandalkan kenalan yang supir angkot, lalu berinternet >dengan minjam punya orang lain tanpa bayar atau di bayar dengan ngopi? >Terima kasih >Idealisman PT Bung Idealisman, Sebenarnya yang anda inginkan itu apa sih? Gambaran UMUM rata-rata orang Indonesia ATAU gambaran SEBAGIAN orang Indonesia ATAU gambaran yang cuma sesuai dengan keinginan ANDA....? Ini penting ditegaskan - supaya jadi jelas bahwa kita ini sedang ngomong ekonomi (dan statistik serta mekanismenya) atau sedang ngomong politik. [Non-text portions of this message have been removed]