1. Saham mereka hanya berkaitan dengan hidup ratusan ribu karyawan, itu 
pun sebagai objek pemerasan karena yang memperoleh untung  sesungguhnya adalah 
pemilik. Dan untung mereka itu tidak pernah dirasakan ratusan juta lainnya. 
Bisa anda lihat perbandingan ratus ribu yang ilusi karena pemiliklah yang real 
dibandingkan dengan yang jutaan yang real lainnya, namun dalam penghitungan 
penhasilan yang 300 dan ratusan juta lainnya digabungkan lalu dibagi jumlah 
seluruh penduduk? Jadi tidak ada keuntungan sama sekali pada masyarakat yang 
dalam matematika bisa ditiadakan.
        2. Simpanan sebagian kecil kembali kepada mereka-mereka juga yang 
memakainya walaupun sebagian besarnya si SBI atau untuk usaha yang spekulatif 
yakni membantu memberi leverage untuk usaha spekulatif di valas dan saham. 
Untuk mata uang USD aja transaksi spekulatif yang didorong oleh perbankan 100 
kali transaksi bisnis produksi dan jasa. Ingat kita harus hitung juga kemampuan 
perbankan untuk menciptakan uang.
        3. Andaikan kehidupan sosial manusia diumpamakan seperti semut, apa 
sekarang anda sudah melihat dimana ratunya? Apakah itu ratu benaran atau hanya 
pelacur murahan yang sebenarnya tanpa daya tetapi semua raja-raja yang lelaki 
tunduk di kakinya? Kabarnya pelacur itu senang tinggal di Swiss 
        4. Ratu yang sesungguhnya pernah bertahta di Inggris, Jerman dan 
Amerika dan mungkin Rusia, untuk negara lain mungkin pernah tapi saya tidak 
tahu namun sekarang ratu itu lagi di kurung dsi dalam bumi namun masih dalam 
keadaan baik-baik aja hanya menunggu raja-raja itu sadar dari mabuknya lalau 
datang menjemputnya dan menciumnya agar bangun dari tidur karena kelamaan 
menunggu sang raja. Wah mirip dongeng ya pak.


----- Original Message ----
From: Poltak Hotradero <[EMAIL PROTECTED]>
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, June 24, 2008 9:00:56 AM
Subject: Re: [Keuangan] Statistik


At 11:22 PM 6/23/2008, you wrote:

>Contoh, bila kita memakai Income percapita dalam jumlah uang yang 
>diperoleh baik dalam rupiah ataupun Dollar kita seakan akan 
>memperoleh peningkatan karena cara penghitungannya perdasarkan total 
>seluruh pendapatan penduduk dibagikan dengan jumlah penduduk, maka 
>itu bisa kelihatan meningkat bahkan hanya melalui peningkatan 
>pendapatan bahkan hanya 300 orang aja padahal yang lainya tidak ada 
>mengalami peningkatan.

Bung Idealisman,

Apa betul hal yang terjadi adalah seperti yang anda pikirkan?

Coba sekarang kita pikir kembali. 300 orang terkaya (di Indonesia 
atau di dunia) misalnya, menyimpan hartanya dalam bentuk 
apa? Kebanyakan dalam bentuk saham atau mungkin simpanan di 
perbankan. Sangat kecil sekali bagian dari hartanya tersebut 
disimpan dalam bentuk tanah, logam mulia, atau perhiasan misalnya.

Nah implikasi hal ini sangat penting. Mengapa?

1. Kalau harta tersebut ternyata dalam bentuk saham -- dan karena di 
belakang setiap lembar saham terdapat perusahaan yang mempekerjakan 
ribuan karyawan, menghidupi sekian ratus perusahaan pemasok, membayar 
sekian milyar pajak, bukankah hal tersebut positif? Harta dalam 
bentuk saham ternyata memiliki efek positif terhadap ekonomi.

2. Kalau harta tersebut disimpan dalam bentuk deposito / simpanan di 
perbankan -- kembali lagi kita akan melihat efek positifnya. Uang 
yang disimpan di sistem perbankan akan diputar di sistem ekonomi 
lewat penyaluran kredit. Ini berarti ada sangat banyak pihak yang 
bisa menikmatinya. Mulai dari perusahaan besar, perusahaan kecil, 
rumah tangga (yang butuh kredit buat rumah misalnya), hingga kredit 
untuk mahasiswa perguruan tinggi. Dan lebih penting lagi -- terdapat 
sumber penerimaan pajak.

Daya bangun atas dua bentuk asset di atas adalah sangat besar.

Apa iya anda berani mengatakan bahwa 300 orang terkaya tidak 
mengakibatkan peningkatan kehidupan sekian ratus ribu orang?

Mungkin saja - BILA orang yang dimaksud adalah orang yang tidak 
tersentuh akses kredit sistem perbankan - ATAU orang-orang yang 
berada jauh dari sektor-sektor ekonomi formal ATAU orang-orang yang 
tidak tersentuh program sosial pemerintah.

Kalau memang orang yang anda maksud HANYA orang-orang tersebut -- 
maka pendapat anda benar. Tetapi bila yang dimaksud adalah SELURUH 
orang yang hidup dalam sistem ekonomi -- maka pendapat anda salah.

>Tetapi bila kita mencoba menghitung dengan rumus bahwa setengah 
>penduduk indonesia harus memiliki minimal pendapatan sebesar X yang 
>mampu memenuhi kebutuhan yang kita anggab harus dapat diperoleh 
>dengan X tsb maka cara kita bekerja akan sangat berbeda daripada 
>dengan memberikan segala fasilitas kepada yang 300 orang tadi.
>Untuk statistik, bila kita menggunakan rumus untuk sekian tahun 
>setengah penduduk harus mengalami minimal peningkatan daya beli 
>(bukan pendapatan yang dalam angka bisa meningkat tetapi daya beli 
>berkurang) maka akan mengubah cara kerja dalam mengelola negara ini.
>"Kita harus bisa dulu melihat di imaginasi kita apa yang akan kita 
>capai maka kita akan bisa mencapainya, tetapi bila penglihatan 
>imaginasi kita kabur maka apapaun yang kita kerjakan hasilnya juga 
>pasti kabur" Seumpama seorang pelukis lebih dahulu memiliki gambaran 
>dalam imaginasinya tentang apa yang akan dia lukis maka dia akan 
>tertuntun untuk melukis sesuai dengan imajinasinya.
>Terima kasih
>Tertanda
>Idealisman PT

 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke