Sebenarnya bukan hanya sebagian rakyat yg malas, skeptis, masa bodoh. Even 
Pemerintah...selama 5 tahun terakhir, berapa kali Presiden dan wakilnya, 
menterinya bicara mengenai Pancasila?

Bica bukan sekedar ngomong sambil lalu, tapi bicara konsep atau aplikasi, ngak 
usah comprehensive, partiall aja menyangkut bidang tertentu.

Dimillis ini aja, kita bisa sarikan, belum ada tuh yg namanya Ekonomi 
Pancasila. Baru ada wacana, baru ada ide...definisi yg mash awal banget. Nah, 
kalo ada yg percaya bahwa Pancasila bisa membawa bangsa Indonesia gemah ripah 
loh jinawi...saya sih mengamini saja....tapi cara kongkrit, gimana agar 
kepercayaan itu bisa terwujud...koyone ijeh adoh, mas

Oka 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: will_b...@yahoo.com
Date: Mon, 5 Oct 2009 12:02:50 
To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
Subject: [Keuangan] PANCASILA

Pancasila,

Saat ini, Pancasila menjadi tema diskusi yang menarik.
Mengapa? Karena banyak yang skeptis, gak tahu, dan malah gak mau tahu tentang 
Pancasila.

Saya sendiri dah gak hapal lagi butir2 di masing2 sila. Tetapi masih mending 
saya hapal silanya. Seorang kawan yang adalah pialang handal dan alumni 
universitas terkemuka malah gak apal sila2 nya..... Kemarin saya di ketawain 
rekan2 profesional  ketika saya penuh semangat ngomongin Pemilu... Comment nya 
: gua gak gitu2 amat tuh, kalem aja lah Bro...
Yang mengejutkan saya, presiden nya siapa aja pada gak peduli, bakal jauh 
banget kalau diajak ngomongin Pancasila.
 
Kalau Pancasila aja gak paham, terus gimana nerapinnya....

Agak menggelitik ketika isu demokrasi Pancasila dan Ekonomi Pancasila di 
naikkan... Lalu seberapa penting hal itu buat kehidupan kita??

Menurut hemat saya, Pancasila adalah sebuah ide warisan pendiri bangsa. Yang 
membedakan jati diri kita dengan bangsa dan negara lain... Pancasila nyambung 
dan nempel dengan Indonesia dan UUD 45. Kebesaran Indonesia adalah kebesaran 
Pancasila dan UUD 45.

Keberadaan Indonesia memang dipaksakan (semua bekas jajahan Belanda adalah 
Indonesia) persatuan Indonesia mungkin dibuat2 (sumpah pemuda : saya gak yakin 
mereka utusan segala suku yang berkumpul, saya menduga, kebetulan mereka ada di 
jawa, lalu dikumpulkan untuk ikrar  bersatu. Karena jaman itu gak gampang 
ngumpulin orang dari seluruh Nusantara)

Tetapi, kita, dapat gratisan, dah dari sononya punya Indonesia. Bila kita tidak 
menjaga, merawat, mengembangkan, dan menguatkan ide, nilai dan tatanan luhur 
ini.... Kehancuran pasti menjadi ujung takdir Indonesia.

Saya berani berpendapat demikian, karena segala diskusi kita ini berawal dari 
tidak dilaksanakannya UUD 45 dan Pancasila dengan konsekuen. Bila kedua hal ini 
dilaksanakan, saya yakin, gemah ripah loh jinawi akan kita capai.
Belum dilaksanakan, eh malah sudah di amandemen pula...

Bila anda membaca UUD 45, Pancasila dan semangat yang terkandung di dalamnya, 
saya yakin anda akan paham maksud saya.

Demikian opini saya, dengan kerendahan hati saya posting kan.
Salam.

Wbo.




Sent from my BlackBerry®

powered by Sinyal Kuat INDOSAT



-----Original Message-----

From: "lubeckym" <lubec...@indosat.net.id>

Date: Mon, 5 Oct 2009 17:00:20 

To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>

Subject: Re: [Keuangan] Akar Budaya Korupsi dan Kegagalan penegakan hukum?  
Rasa  Kekeluargaan!  (was: Re: Budaya Korupsi



Wah bang Poltak masih lebih bagus tdk dapat mencerna konsep keluarga dlm 
Pancasila.



Saya pribadi lebih parah lagi karena  sudah tidak tahu lagi apakah PANCASILA 
itu masih SAKTI atau tidak..  :-)



Tampaknya bung Pras yg dari postingan2x sebelumnya lebih paham [yakin?] ttg 
Pancasila dan filsafatnya bisa elaborate lebih lanjut ttg hal ini [entah pake 
model johan galtung, filsafat ilmu atau apapun itu]



Mudah2an saya yg skeptis dng Pancasila [dan apapun yg berelasi dngnya spt 
ekonomi pancasila. politik pancasila atau budaya pancasila] bisa tercerahkan 
dng diskusi di milis ini.





peace,

lubeck



  ----- Original Message ----- 

  From: Poltak Hotradero 

  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 

  Sent: Monday, October 05, 2009 4:16 PM

  Subject: [Keuangan] Akar Budaya Korupsi dan Kegagalan penegakan hukum? Rasa 
Kekeluargaan! (was: Re: Budaya Korupsi





    

  Seperti yang pernah saya sebutkan sebelumnya - satu bagian dari 

  Pancasila yang paling sulit saya cerna adalah konsep 

  "kekeluargaan". Konsep ini bersifat abstrak dan menimbulkan sejumlah 

  pertanyaan:



  - Apa definisi keluarga dalam "kekeluargaan"?

  - Model keluarga yang mana?

  - Keluarga yang bagaimana?

  - Keluarga siapa?



  (Bila memang seluruh negeri adalah dianggap keluarga, lantas siapa 

  yang jadi bapak? siapa pula yang jadi ibu? siapa yang jadi 

  paman? Atas dasar apa mereka menempati posisi tersebut? Siapa yang menunjuk?)



  Konsep ini menurut saya sangat abstrak - karena berbeda dengan konsep 

  masyarakat tanpa kelas (classless society) yang menjadi landasan 

  masyarakat komunis - di mana semua orang statusnya adalah 

  "kawan". Di dalam konsep kekeluargaan, ini tidak terjadi - karena 

  memang terdapat kelas dalam masyarakat.



  Buat masyarakat pedesaan yang cenderung bersifat homogen dan 

  sederhana - mungkin konsep kekeluargaan ini masih relevan.



  Tetapi sebagaimana kita tahu - bahwa masa depan Indonesia itu BUKAN 

  menuju masyarakat pedesaan, melainkan menuju masyarakat 

  urban. Indonesia bergerak menuju masyarakat yang semakin kompleks 

  dan terspesialisasi.



  Lalu apa hubungannya dengan korupsi dan kegagalan penegakan hukum?



  Salah satu masalah terbesar atas kekeluargaan adalah berkurangnya 

  obyektivitas.

  Dalam iklim kekekuargaan, hubungan tidak lagi terbangun berdasarkan 

  kemampuan (meritocracy) melainkan berdasarkan hubungan filial 

  (keluarga). Seseorang ditunjuk dan dipilih bukan karena mampu dan 

  terbukti mampu - melainkan semata-mata karena "dikenal". Dan seperti 

  kita lihat, bahwa bila hal ini terkait dengan penunjukan atas posisi 

  pemerintahan -- akan segera inkompetensi berpadu dengan kronisme 

  (cronysm). Dan kita tahu bahwa kroniisme paling dekat dan paling 

  parah adalah... kroni keluarga.



  Masalah lain adalah terkait hukum.



  Penyelesaian secara "kekeluargaan" lebih sering berarti membiarkan 

  hukum tidak bekerja. Mulanya mungkin ini bukan masalah besar -- 

  tetapi bila terus menerus terjadi, maka orang tidak pernah merasa 

  bahwa hukum adalah penyelesaian yang seharusnya diambil.



  Orang yang mengambil tindakan hukum menjadi cenderung dianggap barbar 

  dan disisihkan -- padahal mungkin saja orang itu benar. Kekeluargaan 

  juga cenderung mendorong hilangnya obyektivitas terhadap segala 

  sesuatu yang asing.



  Semua orang asing dianggap pencuri (xenophobic) dan bangsa sendiri 

  semuanya dianggap orang suci. Sehingga semakin jauhlah tercapai apa 

  yang disebut meritocracy -- dan semakin enggan bangsa ini belajar 

  dari bangsa lain yang sudah lebih dulu maju.



  Itu juga sebabnya mengapa kita lihat bahwa bangsa dengan "rasa 

  kekeluargaan" terlalu dekat - akan cenderung korup dan hukumnya 

  tumpul. Di Eropa yang telah maju misalnya, ini bisa terlihat pada 

  orang Italia - yang sampai sekarang derajat kepastian hukumnya yang 

  paling rendah di antara negara-negara Eropa Barat. Contoh lain 

  adalah negara-negara Arab, Amerika Latin, dan Afrika.



  Dan tentu saja itu juga yang menjadi salah satu permasalahan di Indonesia.







  





__________ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4479 (20091004)__________



  The message was checked by ESET Smart Security.



  http://www.eset.com





[Non-text portions of this message have been removed]







[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-------------------------
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-------------------------
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links





------------------------------------

=========================
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-------------------------
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-------------------------
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke