Belum sekali Bli, Kini semua takut bicara Pancasila, krn telanjur jadi stigma Orde Baru. Bicara Pancasila = antek Orba, hehe.. Inilah kekurangan bangsa kita, gagal membedakan mana yg objektif/faktual dengan yang normatif. Padahal, tanpa acuan normatif, kita tak bisa mencapai tujuan bersama kita, karena kita tak tahu apa tujuan kita. Meski, kita sadar masa-masa lalu ada inflasi pemakaian kata 'pancasila', hingga membuat muak dan muntah, karena praktiknya tak sejalan dg klaim. Kini ada upaya restorasi Pancasila, dan saya kira ini gerakan yg perlu diapresiasi, meskipun butuh waktu panjang dan usaha tak mudah.
salam ________________________________ Dari: "o...@ahlikeuangan-indonesia.com" <o...@ahlikeuangan-indonesia.com> Kepada: Millis AKI <ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com> Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 05:46:11 Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA Sebenarnya bukan hanya sebagian rakyat yg malas, skeptis, masa bodoh. Even Pemerintah...selama 5 tahun terakhir, berapa kali Presiden dan wakilnya, menterinya bicara mengenai Pancasila? Bica bukan sekedar ngomong sambil lalu, tapi bicara konsep atau aplikasi, ngak usah comprehensive, partiall aja menyangkut bidang tertentu. Dimillis ini aja, kita bisa sarikan, belum ada tuh yg namanya Ekonomi Pancasila. Baru ada wacana, baru ada ide...definisi yg mash awal banget. Nah, kalo ada yg percaya bahwa Pancasila bisa membawa bangsa Indonesia gemah ripah loh jinawi...saya sih mengamini saja....tapi cara kongkrit, gimana agar kepercayaan itu bisa terwujud...koyone ijeh adoh, mas Oka Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: will_b...@yahoo.com Date: Mon, 5 Oct 2009 12:02:50 To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com> Subject: [Keuangan] PANCASILA Pancasila, Saat ini, Pancasila menjadi tema diskusi yang menarik. Mengapa? Karena banyak yang skeptis, gak tahu, dan malah gak mau tahu tentang Pancasila. Saya sendiri dah gak hapal lagi butir2 di masing2 sila. Tetapi masih mending saya hapal silanya. Seorang kawan yang adalah pialang handal dan alumni universitas terkemuka malah gak apal sila2 nya..... Kemarin saya di ketawain rekan2 profesional ketika saya penuh semangat ngomongin Pemilu... Comment nya : gua gak gitu2 amat tuh, kalem aja lah Bro... Yang mengejutkan saya, presiden nya siapa aja pada gak peduli, bakal jauh banget kalau diajak ngomongin Pancasila. Kalau Pancasila aja gak paham, terus gimana nerapinnya.... Agak menggelitik ketika isu demokrasi Pancasila dan Ekonomi Pancasila di naikkan... Lalu seberapa penting hal itu buat kehidupan kita?? Menurut hemat saya, Pancasila adalah sebuah ide warisan pendiri bangsa. Yang membedakan jati diri kita dengan bangsa dan negara lain... Pancasila nyambung dan nempel dengan Indonesia dan UUD 45. Kebesaran Indonesia adalah kebesaran Pancasila dan UUD 45. Keberadaan Indonesia memang dipaksakan (semua bekas jajahan Belanda adalah Indonesia) persatuan Indonesia mungkin dibuat2 (sumpah pemuda : saya gak yakin mereka utusan segala suku yang berkumpul, saya menduga, kebetulan mereka ada di jawa, lalu dikumpulkan untuk ikrar bersatu. Karena jaman itu gak gampang ngumpulin orang dari seluruh Nusantara) Tetapi, kita, dapat gratisan, dah dari sononya punya Indonesia. Bila kita tidak menjaga, merawat, mengembangkan, dan menguatkan ide, nilai dan tatanan luhur ini.... Kehancuran pasti menjadi ujung takdir Indonesia. Saya berani berpendapat demikian, karena segala diskusi kita ini berawal dari tidak dilaksanakannya UUD 45 dan Pancasila dengan konsekuen. Bila kedua hal ini dilaksanakan, saya yakin, gemah ripah loh jinawi akan kita capai. Belum dilaksanakan, eh malah sudah di amandemen pula... Bila anda membaca UUD 45, Pancasila dan semangat yang terkandung di dalamnya, saya yakin anda akan paham maksud saya. Demikian opini saya, dengan kerendahan hati saya posting kan. Salam. Wbo. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: "lubeckym" <lubec...@indosat.net.id> Date: Mon, 5 Oct 2009 17:00:20 To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com> Subject: Re: [Keuangan] Akar Budaya Korupsi dan Kegagalan penegakan hukum? Rasa Kekeluargaan! (was: Re: Budaya Korupsi Wah bang Poltak masih lebih bagus tdk dapat mencerna konsep keluarga dlm Pancasila. Saya pribadi lebih parah lagi karena sudah tidak tahu lagi apakah PANCASILA itu masih SAKTI atau tidak.. :-) Tampaknya bung Pras yg dari postingan2x sebelumnya lebih paham [yakin?] ttg Pancasila dan filsafatnya bisa elaborate lebih lanjut ttg hal ini [entah pake model johan galtung, filsafat ilmu atau apapun itu] Mudah2an saya yg skeptis dng Pancasila [dan apapun yg berelasi dngnya spt ekonomi pancasila. politik pancasila atau budaya pancasila] bisa tercerahkan dng diskusi di milis ini. peace, lubeck ----- Original Message ----- From: Poltak Hotradero To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, October 05, 2009 4:16 PM Subject: [Keuangan] Akar Budaya Korupsi dan Kegagalan penegakan hukum? Rasa Kekeluargaan! (was: Re: Budaya Korupsi Seperti yang pernah saya sebutkan sebelumnya - satu bagian dari Pancasila yang paling sulit saya cerna adalah konsep "kekeluargaan". Konsep ini bersifat abstrak dan menimbulkan sejumlah pertanyaan: - Apa definisi keluarga dalam "kekeluargaan"? - Model keluarga yang mana? - Keluarga yang bagaimana? - Keluarga siapa? (Bila memang seluruh negeri adalah dianggap keluarga, lantas siapa yang jadi bapak? siapa pula yang jadi ibu? siapa yang jadi paman? Atas dasar apa mereka menempati posisi tersebut? Siapa yang menunjuk?) Konsep ini menurut saya sangat abstrak - karena berbeda dengan konsep masyarakat tanpa kelas (classless society) yang menjadi landasan masyarakat komunis - di mana semua orang statusnya adalah "kawan". Di dalam konsep kekeluargaan, ini tidak terjadi - karena memang terdapat kelas dalam masyarakat. Buat masyarakat pedesaan yang cenderung bersifat homogen dan sederhana - mungkin konsep kekeluargaan ini masih relevan. Tetapi sebagaimana kita tahu - bahwa masa depan Indonesia itu BUKAN menuju masyarakat pedesaan, melainkan menuju masyarakat urban. Indonesia bergerak menuju masyarakat yang semakin kompleks dan terspesialisasi. Lalu apa hubungannya dengan korupsi dan kegagalan penegakan hukum? Salah satu masalah terbesar atas kekeluargaan adalah berkurangnya obyektivitas. Dalam iklim kekekuargaan, hubungan tidak lagi terbangun berdasarkan kemampuan (meritocracy) melainkan berdasarkan hubungan filial (keluarga). Seseorang ditunjuk dan dipilih bukan karena mampu dan terbukti mampu - melainkan semata-mata karena "dikenal". Dan seperti kita lihat, bahwa bila hal ini terkait dengan penunjukan atas posisi pemerintahan -- akan segera inkompetensi berpadu dengan kronisme (cronysm). Dan kita tahu bahwa kroniisme paling dekat dan paling parah adalah... kroni keluarga. Masalah lain adalah terkait hukum. Penyelesaian secara "kekeluargaan" lebih sering berarti membiarkan hukum tidak bekerja. Mulanya mungkin ini bukan masalah besar -- tetapi bila terus menerus terjadi, maka orang tidak pernah merasa bahwa hukum adalah penyelesaian yang seharusnya diambil. Orang yang mengambil tindakan hukum menjadi cenderung dianggap barbar dan disisihkan -- padahal mungkin saja orang itu benar. Kekeluargaan juga cenderung mendorong hilangnya obyektivitas terhadap segala sesuatu yang asing. Semua orang asing dianggap pencuri (xenophobic) dan bangsa sendiri semuanya dianggap orang suci. Sehingga semakin jauhlah tercapai apa yang disebut meritocracy -- dan semakin enggan bangsa ini belajar dari bangsa lain yang sudah lebih dulu maju. Itu juga sebabnya mengapa kita lihat bahwa bangsa dengan "rasa kekeluargaan" terlalu dekat - akan cenderung korup dan hukumnya tumpul. Di Eropa yang telah maju misalnya, ini bisa terlihat pada orang Italia - yang sampai sekarang derajat kepastian hukumnya yang paling rendah di antara negara-negara Eropa Barat. Contoh lain adalah negara-negara Arab, Amerika Latin, dan Afrika. Dan tentu saja itu juga yang menjadi salah satu permasalahan di Indonesia. __________ Information from ESET Smart Security, version of virus signature database 4479 (20091004)__________ The message was checked by ESET Smart Security. http://www.eset.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ========================= Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com ------------------------- Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 ------------------------- Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com ========================= Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links ------------------------------------ ========================= Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com ------------------------- Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 ------------------------- Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com ========================= Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer [Non-text portions of this message have been removed]