At 11:44 PM 12/20/2009, you wrote: > > > > >--- In ><mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, > >anton ms wardhana <ari.am...@...> wrote: > > > > > > *Ekonom dari Universitas Indonesia DR M. Chatib Basri mengatakan > saat ini aspek politik sudah lebih dominan dalam isu Bank Century > karena menyangkut kursi di kabinet. "Kalau memang mau berkelahi > mengenai posisi kursi boleh saja. > >Kursi menteri lagi. >Kursi menteri lagi > >Saya amati ya, kayaknya hanya jaman ini saja yang namanya kursi >menteri sering menjadi titik utama. Sebegitu paling pentingkah >jabatan ini. Jika ada pemikiran kritis, muncul deh wacana posisi >menteri. Saya rasa ini pelajaran buat partai partai ke depan jika >tidak ingin kehilangan pemikiran kritis sebaiknya target menteri >jangan dijadikan tujuan yang sangat penting. Bikin susah gerak. Kita >saja yang jadi bagian masyarakat dengernya udah males. Emang nggak >bisa kritis?
Coba anda lihat - kursi menteri yang berasal dari pejabat yang terafiliasi dengan partai dibandingkan dengan kursi yang diisi oleh kaum profesional. Kursi kaum profesional yang cuman sedikit itu saja masih juga diincar oleh kekuatan-kekuatan politik - dan ini sudah terasa dan terlihat sejak penyusunan kabinet. Bila anda menganggap posisi menteri ini tidak penting -- coba saja crosscheck dengan berbagai kekuatan politik -- rela nggak kursi mereka dikurangi untuk diberikan kepada kaum profesional (yang tidak terafiliasi partai). Jawabannya saya rasa akan cukup jelas. (Dan itu sebabnya yang mereka incar untuk direbut adalah posisi jabatan yang dipegang profesional non-partai -- karena mereka tahu persis bahwa pejabat-pejabat demikian tidak punya pembela di parlemen).