Kalau itu biar jadi urusan yang di Senayan sanalah. Saya hanya bertanya sejauh pernah didiskusikan di sini, bagaimana mungkin dan bisa, para pejabat di periode rezim yang sama, di posisi yg sama, dg mekanisme dan teori yg sama menyimpulkan hal yang berbeda soal sistemik- non sistemik ini? Lalu bagaimana pula antarlembaga negara memiliki pandangan berbeda soal uang negara atau bukan uang negara?
Kalau soal coleng-mencoleng, mungkin saja ini sedang disusun sebuah kisah menangkap pencoleng, tapi memakai stategi "sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui", politik dapet, hukum juga dapet, bukannya yg sedang memproses juga penco**ng. Atau jangan2 dari skenario sistemik ini pencolengan lebih mudah dilakukan, lebih rapi. Tapi saya tidak mau suuzon, itu biar jadi urusan parlemen, polisi, jekso, dan KPK. Seriusnya: sistemik-non sistemik dan uang negara-bukan uang negara ini implikasinya besar, baik kelembagaan maupun hukum, karena kepada siapa lagi kita akan percaya ketika otoritas ternyata berbeda-beda? salam ________________________________ Dari: Hardi Darjoto <hardi...@gmail.com> Kepada: Milis Keuangan <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com> Terkirim: Sel, 22 Desember, 2009 00:04:29 Judul: Re: [Keuangan] Sekali lagi, soal Century Sekalian sy juga nanya lagi, semoga belum bosan. 1. Yang diributin apa sih? Penilaian sistemik atau tidak? Keputusan ditalangi atau ditutup? Biaya talangan yang membengkak dri 600an M jd 6,7M? Atau adanya dugaan duit talangan itu dicoleng / dibajak / digunakan oleh pihak yg tdk berhak kemudian dipakai kampanye? 2. Jika ada pencolengan, bagaimana mekanismenya? Uang tunai karungan dr LPS lgs dibagi-bagi ke para pencoleng tanpa masuk bank Century? Di trf dr BC lgs ke rekening para pencoleng? Membuat rekening baru di BC lalu memaksa pengelola BC (baru) merekayasa seolah-olah itu rekening lama yg punya dana milyaran? Atau menjadi markus dr rekening2 fiktif yg diciptakan Tantular cs, sehingga para pencoleng dapet fee markus pencairan dana rekening DPT yg seharusnya tidak boleh dicairkan itu? (Mirip kasus Budi Sampurna dg Susno Duaji, walau dlm hal ini rek BS bukan rekening fiktif DPT) 3. Jika masalahnya pencolengan dana, bukankah tidak ada bedanya BC ditalangi atau ditutup? Ditalangi: LPS keluar dana 6,7T (hmpr 2T diantaranya msh utuh dismpan di BI). Ditutup: LPS keluar dana 5,5T. Dua skema pengucuran dana ini kan sama2 rawan pencolengan. 4. Jika masalahnya pencolengan dana, atau besarnya dana (6,7T atau 5,5T), bukankah ga relevan lg memperdebatkan sistemik atau tidak. Outcomenya kan sama: keluar duit gede yg rawan pencolengan. 5. Jadi kenapa ga langsung saja selidik segi pencolengan itu, daripada puter2 ke masalah merger BC, sistemik atau tidak, non-aktif atau aktif. Bingung nih.... Salam Hardi drivit av Telkomsel Björnbär® -----Original Message----- From: prastowo prastowo <sesaw...@yahoo.com> Date: Tue, 22 Dec 2009 15:33:59 To: keuangan milis<AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com> Subject: [Keuangan] Sekali lagi, soal Century Semoga belum bosan dg kasus Bank Century. Jika beberapa waktu lalu kita sempat berdebat soal apakah uang LPS itu uang negara atau bukan, ada perkembangan pendapat yg menarik dicermati. Ketua LPS menganggap itu bukan uang negara (di Gatra dan Tempo terbaru), sedangkan Ketua BPK dan Wakil ketua KPK (Bibit S Riyanto) berpendapat lain, bahwa uang LPS adalah uang negara, argumen keduanya agak berbeda. Mana yang benar? Soal sistemik - non sistemik. Jika orang luar dan pinggiran berdebat, mudah sekali jatuh ke ideologi tertentu, tapi hari-hari ini kita menyaksikan betapa para mantan pejabat BI saja berbeda soal ini. Burhanudin Abdullah dan Anwar Nasution seia sekata, sedangkan Miranda Gultom kadang seia kadang tidak sekata, alias bingung. Boediono sendiri keukeuh ini sistemik (baca detikcom hari ini). Mana yang benar? Entahlah. Kini yg sibuk berbantahan justru yg diasumsikan sekubu, seasumsi dan sepemikiran. Adakah perkembangan baru esok hari? entahlah. Yang jelas kita sedang dilanda kebingungan sistemik akibat para ahli berpendapat berbeda-beda, dg argumennya sendiri, dan makin lucu saja. Saya hanya awam yang masih mencoba sabar menanti akhir lakon nan lucu ini. Kira2 teori apa lagi yg hendak diperkenalkan kepada publik? salam Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ========================= Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com ------------------------- Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 ------------------------- Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com ========================= Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]