At 07:47 AM 12/29/2009, you wrote: Mas Pras,
Bukankah ragu itu tandanya orang berpikir? Dan bukankah keyakinan yang telah melewati proses keraguan - berarti telah mencapai tahap keyakinan yang sesungguhnya? Jadi masalahnya ada di mana? Saya rasa ongkos itu hal yang relatif - karena semua angka sedang bergerak. TAPI: Bahwa ongkos menutup Century adalah sebesar Rp. 5,5 Trilyun (minimal) adalah sebuah kepastian. Bahwa akan ada sisa tabungan masyarakat yang tidak terselamatkan sebesar Rp. 5+ Trilyun lagi juga kepastian. (dan pasti orang yang tabungannya tak terselamatkan ini ribut dan mungkin menarik seluruh sisa tabungannya dari sistem perbankan yang bisa mencetus resiko sistemik -- adalah keboleh jadian yang sangat mungkin) Bahwa biaya memberlakukan blanket guarantee atas Century ongkosnya Rp. 9 Trilyun adalah juga kepastian (dan pasti akan bikin masalah lebih luas lagi - karena semua bank akan minta perlakuan sama). Maka, kalaupun angka bail out Century ongkosnya Rp. 6,7 Trilyun -- tetap saja itu menjadi pilihan terbaik dari seluruh skenario buruk yang mungkin terjadi. Apa masih juga ragu? Kalau anda dalam posisi Tim Ketua KSSK - apakah masih juga ragu? Ini bukan masalah BI mau lempar tanggung jawab atau apa - tetapi masalah mengambil keputusan. Sebuah keputusan sulit. Dan soal yang satu ini, banyak orang tidak mau jujur untuk mengatakan bahwa Sri Mulyani SUDAH mengambil keputusan yang tepat. Masalah bukan pada Sri Mulyani atau Boediono -- tetapi masalah ada pada kejujuran banyak orang dalam menilai keputusan yang sudah diambil. Dan anda bisa baca sendiri dalam blog kompasiana tersebut berbagai catatan dan kutipan berita bahwa poliTIKUS Indonesia sangat tidak jujur dan haus syahwat kekuasaan. Opportunis. Apakah yang begitu mau anda minta untuk menegakkan demokrasi? Apa mahluk seperti itu yang anda bisa ajak untuk bicara soal hal-hal penting dan genting? >Saya sendiri juga awam soal ekonomi dan keuangan. Tapi ada satu hal >yg juga menarik utk diperhatikan, soal "suasana kebatinan". Ibu SMI >jelas masih ragu pada malam rapat itu, hingga beliau minta >diyakinkan. Anggito Abimanyu juga demikian, Ketua Bapepam-LK, Fuad >Rachmany yang tentu paham persoalan sehari-hari pasar modal tidak >segera mengafirmasi usulan BI. LPS waktu itu mengiyakan bail out >karena ongkosnya "cuma" Rp 630 milyar. Saya tidak berandai-andai >atau menuduh ini salah atau itu benar, tapi merasakan suasana ini >kita bisa sedikit mendapat gambaran, bahwa sebagai informan BI >tampaknya ingin menyelamatkan diri sendiri dan melempar tanggung >jawab ke KSSK, dan akhirnya makin bisa dimaklumi kegundahan Ibu SMI, >bahwa beliau dijadikan korban dan boleh jadi tumbal dari kebobrokan >sistemik ini. > >salam