sebenernya klo masyarakat kita lebih mengutamakan produk lokal si ga
ada masalah dgn perdagangan bebas...

klo kita di tawari 2 produk yg sejenis, satu produk lokal dengan
beberapa kekurangan & harga lebih mahal, satunya produk cina dengan
tampilan bagus & harga lebih murah. maka konsumen "awam" akan memilih
yg produk cina lebih murah. tp konsumen yg "sadar" akan memilih produk
lokal.

klo kita beli produk lokal kan sedikit banyak perputaran uang akan
mengalir ke saudara2 kita juga di dalam negeri. klo beli produk cina
kan sudah pasti uang akan mengalir keluar negeri.

jd ini ada hubungannya juga dengan "nasionalisme"
ga mungkin produk kita bisa tiba2 memiliki kualitas yg bagus kalau ga
didukung di dalam negeri.



On 1/9/10, nazarjb <suratna...@gmail.com> wrote:
> http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/09/10134596/Produk.China.Bombardir.Indonesia..Apa.Kabar.Produk.Lokal
>
> Produk China "Bombardir" Indonesia, Apa Kabar Produk Lokal?
> Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
> Sabtu, 9 Januari 2010 | 10:13 WIB
>
> JAKARTA, KOMPAS.com — Penerapan ASEAN-China Free Trade Area (AC-FTA) sudah
> berlangsung sejak awal 2010. Diprediksi, "bombardir" produk China yang bebas
> masuk ke Indonesia lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan.
> Khususnya bagi para pelaku industri lokal. Benarkah?
>
> Pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati, mengatakan
> bahwa pasar bebas ini tak sepenuhnya mendatangkan keuntungan. Untuk beberapa
> sektor industri, kerja sama ini justru mengancam. Ia menekankan, angka
> ekspor yang lebih rendah dibandingkan impor selama 5 tahun terakhir turut
> menjadi faktor yang meresahkan.
>
> "Rendahnya nilai ekspor dibandingkan impor cukup mengkhawatirkan ketika kita
> masuk ke area pasar bebas," ujar Nini, pada diskusi mingguan Trijaya
> "ASEAN-China Free Trade Area" di Jakarta, Sabtu (9/1/2010).
>
> Industri manufaktur, menurut Nina, merupakan sektor industri yang paling
> terancam. Mengapa? Industri seperti tekstil, garmen, dan alas kaki dikenal
> sebagai sektor padat karya yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak.
> Dengan gempuran produk China yang cenderung lebih murah, hal itu
> dikhawatirkan justru mematikan produk lokal. Biaya produksi di Indonesia
> tergolong tinggi sehingga harga pasar pun lebih tinggi dibandingkan harga
> produk China.
>
> "Industri seperti tekstil, garmen, dan alas kaki selama ini merupakan sektor
> industri yang ada substitusi impor," ujar Nina.
>
> Demikian pula industri otomotif. Minimnya produk otomotif lokal diprediksi
> akan semakin memurukkan industri otomotif, seiring masuknya produk otomotif
> China.
>
> Industri makanan dan minuman aman
> Berbeda dengan sektor industri manufaktur, industri makanan dan minuman
> justru terbilang aman. Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia Franky
> Sibarani mengatakan, angka perdagangan makanan dan minuman terbilang masih
> cukup tinggi.
>
> "Ada beberapa sektor yang justru positif dan optimistis dengan pasar bebas
> ini. Untuk industri makanan dan minuman, omzetnya lumayan," kata Franky
> dalam kesempatan yang sama.
>
> Nina tak membantah hal tersebut. Menurutnya, produk yang sarat dengan muatan
> lokal, seperti makanan dan minuman, akan bertahan. Akan tetapi, hal ini
> justru akan kembali membawa "wajah" perekonomian Indonesia kembali ke agro
> industri.
>
> "Industri Indonesia yang tadinya ingin dibawa ke negara industri akan
> kembali ke agro industri. Seharusnya bisa diseimbangkan," kata Nina.
>
> Sementara itu, Deputi Bidang Pengkajian UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, I
> Wayan Dipta, mengakui bahwa daya saing produk lokal memang masih kalah jika
> dibandingkan dengan produk China. Untuk itu, pemerintah melakukan penataan
> peraturan untuk meningkatkan daya saing produk lokal.
>
> "Selama ini, banyak peraturan daerah yang menghambat UMKM, dan yang
> terpenting, harus menumbuhkan cinta produk lokal," ujar Wayan.
>
> Di samping itu, pekerjaan rumah pemerintah adalah meningkatkan daya beli
> konsumen Tanah Air.
>
> Salam
>
> "Nazar Mangkunegara Berat Banget Coy"
>
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Oka Widana" <o...@...> wrote:
>>
>> Mudah2-an, ini karena keslahan wartawan saja, sehingga hanya kesimpulan yg
>> disampaikan. Oleh karena, walau konon model simulasinya dibuat oleh
>> respectable institusion, tetap aja ada asumsi2, yg harus dimasukkan
>> kedalam model itu.
>>
>> Kita tentu akan sangat bisa berdebat kalo kita tahu asumsi yg dipakai,
>> teori yg digunakan dll. Soalnya, walau kesimpulannya tak berbeda dg teori
>> manfaat perdagangan bebas, kita tak dapat tahu jawaban dari pertanyaan
>> detail, yg antara lain seperi email rekan Bali dibawah.
>>
>> Saya sih, masih menganggap publikasi berita itu hanyalah PR strategy dari
>> institusi tertentu  saja.
>>
>> Oka
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>
>> -----Original Message-----
>> From: Bali da Dave <dfa...@...>
>> Date: Fri, 8 Jan 2010 16:47:35
>> To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
>> Subject: Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
>>
>> Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya?
>> Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian
>> Indonesia dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?)
>>
>> --- On Fri, 8/1/10, Ical Moci <ical.m...@...> wrote:
>>
>> From: Ical Moci <ical.m...@...>
>> Subject: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
>> To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
>> Received: Friday, 8 January, 2010, 10:18 AM
>
>>
>>
>>       Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila
>> mengikuti
>>
>> perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara
>>
>> mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari
>>
>> Perdagangan Bebas tersebut.
>>
>>
>>
>> What do you think?
>
>>
>> Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade
>>
>> Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan
>>
>> database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka
>>
>> general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika
>>
>> Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan
>>
>> perdagangan bilateral ataupun multilateral.
>>
> __________________________________________________________________________________
>
>
>


-- 
(^-^)v
ekoprasetiyo.blogspot.com
www.facebook.com/eko.prasetiyo

Reply via email to