Memang benar. Dalam iklim kapitalisasi dibuka persaingan yang sehat sehingga iklim usaha akan makin efisien. Bisnis akan makin berkembang yang diikuti dengan peningkatan perolehan pajak. Pendapatan dari pajak ini pada akhirnya digunakan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
-----Original Message----- From: "Jhon Veter" <jhon_ve...@yahoo.com.sg> Date: Tue, 23 Mar 2010 08:40:16 To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com> Subject: RE: [Millis AKI- stop smoking] Antara Neoliberalisme dan hasil Privatisasi Air di Jakarta sekarang Kapitalisasi itu saya rasa berbeda dengan monopoli. Kalo monopoli kan tidak ada persaingan, sementara kapitalisasi berbicara tentang memberikan kesempatan kepada semua pihak. Sebagai contoh untuk kapitalisasi kita bisa lihat pada kasus toko sembako. Misal di sebuah tempat hanya ada satu toko sembako maka jelas ia dapat mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya karena memang setiap orang butuh barang yang toko ini jual. Selanjutnya kemudian karena melihat keuntungan yang besar maka muncullah toko sembako lain yang ingin ikut merasakan keuntungan besar tersebut. Setelah toko-toko sembako lain muncul maka mau tidak mau akan ada persaingan harga sampai di sebuah titik dimana para toko sembako seakan-akan "sepakat" tidak akan menurunkan harga di bawah itu lagi. Harga kesepakatan inilah yang membuat harga menjadi "efisien". Apabila kemudian muncul pemain baru toko sembako di daerah tersebut dan kemudian menurunkan harga secara gila maka itu biasanya hanya terjadi sesaat saja ... pada akhirnya kebutuhan akan profit margin akan berbicara dan harga kembali ke tingkat efisien tersebut. Sebaliknya jika pemain lama atau pemain baru tidak dapat mengikuti harga "efisien" tersebut maka sudah pasti toko tersebut akan gulung tikar karena ditinggal pembelinya. Nah yang jad masalah itu kalo di daerah tersebut ada LSM ... dengan nama "Kongsi Sembako Murah (KosemMur)". Di mata LSM harga di toko sembako masiiiihhh mahal. Menurutnya pemerintah harus menurunkan harga karena rakyat tidak bisa membeli sembako, bahkan sedengnya kadang mereka bilang neoliberalisme hanya menguntungkan para pedagang toko sembako saja ... wakakak. Apakah dia tidak tahu satu toko sembako minimum memperkerjakan 3 orang karyawan dan setidaknya ada 10 orang yang hidupnya bergantung dari profit toko tersebut? Kira-kira demikian pandangan saya untuk orang-orang yang anti neolib padahal mereka kayanya dari neolib juga. Salam JV -----Original Message----- From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Wong Cilik Sent: 22 Maret 2010 14:44 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Millis AKI- stop smoking] Antara Neoliberalisme dan hasil Privatisasi Air di Jakarta sekarang Setuju sih... Walaupun kadang yang diajak jadi mitra swastanya kadang-kadang bisa kelewatan juga. Di negara lain (entah kongo atau mana di afrika gitu kale...) saya pernah lihat penduduknya malah kena kutuk... Gara-garanya kenapa? Waktu ngajak mitra asing bangun saluran air/kebersihan, ternyata pemerintahnya malah kasi monopoli. Saking jahatnya mau nampung air ujan aja gak bole sama itu swasta. Sama lah dengan India jamannya Mahatma Gandhi. Seluruh hak pembuatan garam dimiliki swasta (inggris), sampai-sampai penduduk pantai mau jemur air laut buat garam sendiri juga gak boleh. Yah yang macam di atas ini sih gara-gara pemerintahnya bodo dan tangan besi. Kasus modern barangkali seperti studi kasusnya pak Palamu99... soal stapled securities itu. Kasusnya kan masalah perusahaan infrastruktur/jalan tol kalau gak salah. Di australia karena banyak jalan alternatif, banyak yang lebih pilih jalan gratis walaupun akibatnya jalan alternatif tersebut jadi macet. Sudah di bangun tapi jalan tolnya sepi pengunjung gara-gara mahal. Yah yang macam begini kan jadi dilema juga... ngundang investor bikin jalan tapi malah investornya merugi. 2010/3/22 Jhon Veter <jhon_ve...@yahoo.com.sg> > > > Dear pak Poltak, > > > > Pandangan inilah yang harusnya diketahui publik, terkadang di Koran atau > pun > majalah kebanyakan pandangan dari LSM yang gak tahu juntrungannya, pahlawan > kesiangan lah. Padahal yang namanya kapitalisasi itu gak selamanya buruk .. > Malah win-win solution. > > > > Salam > > > > JV > > > > _____ > > From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Poltak > Hotradero > Sent: 22 Maret 2010 6:53 > To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Millis AKI- stop smoking] Antara Neoliberalisme dan hasil > Privatisasi Air di Jakarta sekarang > > > > > > At 11:36 PM 3/21/2010, you wrote: > > Betul, masalah adalah lebih kompleks daripada yang terlihat. > Coba kita analisa satu persatu: > > PAM = Perusahaan Air Minum. Ini berarti output perusahaan tersebut > adalah Air untuk Minum. > Pertanyaannya: Apakah airnya bisa langsung diminum? Ternyata > tidak. Masih perlu diolah dengan cara dimasak dulu. Berapa > harganya? Untuk Jakarta rata-rata sekitar Rp. 6600 per meter > kubik. Ini sama setara dengan Rp. 6,6 per liter. > > Berapa yang kita bayar untuk beli air minum galonan? Rp. 5000 - > 12000 per galonan (isi 19 liter). Ini berarti harganya Rp. 263 > hingga Rp. 630 per liter. Saya jadi heran, kalau ada orang yang > ribut soal air PAM yang hampir 50-100 kali lebih murah -- tapi nggak > ribut soal harga air minum galonan. > > Ah iya, apakah di antara kita ada yang mandi pakai air galonan? atau > siram WC? atau cuci mobil? Nggak ada. Air galonan cuma buat diminum. > > Ini berarti mahalnya harga air berakibat kita semakin berhemat dalam > mengkonsumsinya. Dan juga sebaliknya, bila air harganya murah -- > maka kita akan cenderung memboroskannya. Kita pakai untuk mandi, > mencuci pakaian, menyiram WC, mencuci mobil, menyiram > kebun. Sedemikian borosnya, sampai kalau pipa / keran bocor saja > kita malas memperbaikinya. Dibiarkan saja bocor. > > Ini namanya munafik. Mau harga murah, tapi malah dibuang-buang. Diboroskan. > > Air memang gratis - ada di mana-mana, tapi air bersih tidak pernah > bisa gratis. > Mengapa? Karena selalu ada biaya ekonomi yang diperlukan untuk > membersihkan air. Menampungnya, Mengalirkannya. > > Dulu PAM yang melakukannya. Tapi karena harga jual air-nya tidak > pernah menutup biaya produksi jadinya tekor - akibatnya modal PAM > terkuras. Dengan modal yang terkuras, PAM tidak bisa memperluas > jaringan - karena tidak ada duit untuk mengusahakan air baku, > menampung, membersihkan, dan mengalirkannya. Jangan kata beli pipa > berpuluh atau beratus kilometer. > > Alhasil, yang dari satu kota - yang bisa dilayani cuman > 30-40%-nya. Sisanya tidak terlayani. Dan yang tidak terlayani ini > terpaksa membeli air bersih pikulan. Atau menampung air hujan. Atau > menyedot air tanah (sehingga permukaan air tanah jadi turun - air > asin merembes masuk dan akhirnya merusak lingkungan). Air pikulan > harganya berkali-kali lebih mahal daripada air PAM. > > Privasisasi Air adalah untuk mencapai jalan tengah. > > Dengan melibatkan sektor private/swasta, maka tersedia modal bagi > perusahaan air untuk mengembangkan jaringan. Buat beli pipa dan > memasangnya. Buat mengusahakan air baku. > > Harga air jadi naik? Ya wajar saja, kan pipa harus dibeli dan > dipasang. Air yang perlu dibersihkan dan dialirkan kan juga jadi > lebih banyak. > > Namun begitu, bagi ribuan rumah tangga dan jutaan orang yang > sebelumnya harus beli air pikulan -- harga itu tetap JAUH lebih > murah. Dan kualitasnya jauh lebih baik daripada air hujan yang > ditampung - atau air tanah yang makin tercemar (JUTAAN orang yang > tinggal di daerah Jakarta Utara - tahu persis seperti apa kualitas > air tanah di sana seperti apa). > > Harga yang lebih mahal juga akan membuat orang lebih menghargai > air. Kalau punya pipa yang bocor atau keran yang rusak -- akan > segera diperbaiki, karena membiarkannya akan sama dengan membuang-buang > uang. > > Wajarkah kalau perusahaan air bersih beroleh laba? Wajar-wajar > saja. Toh dengan laba tersebut - maka akan diperoleh modal yang > lebih kuat. Modal yang lebih kuat akan berkonsekuensi belanja modal > (capex) yang lebih besar, yang berarti lebih banyak pipa yang bisa > dibeli dan lebih banyak air yang bisa dibersihkan. Dan ini berarti > lebih banyak lagi orang yang bisa beroleh akses terhadap air bersih > lewat pipa. Nggak perlu dipikul atau nampung air hujan. Perusahaan > air beroleh laba - sementara konsumen beroleh untung. Win-win situation. > > Dengan air yang lebih mahal - maka orang akan cenderung mandi > menggunakan shower. Mengapa? Karena mandi menggunakan bak dan > gayung bisa 5-10 kali lebih boros air. > > Selama orang masih mandi menggunakan bak dan gayung -- berarti air > bersih masih dianggap murah. > Selama orang membiarkan pipa dan kerannya rusak -- berarti air bersih > masih dianggap murah. > Air bocor yang menetes tiap 2 detik -- volumenya akan setara dengan > 16,35 liter per hari - hampir sebanyak air galonan. > > Sebesar itulah air yang terbuang. Per hari. Hanya dari satu titik > kebocoran. > > Dan selama masih ada air yang terbuang percuma... jangan ribut soal harga. > > Kalau nggak mau dibilang munafik. > > >Kalo soal air bersih perkotaan, saya kira baik model privat maupun bumd > >sama-sama kurang berhasil. Contoh yang bumd: Lima belas tahun tinggal di > >Bekasi, baru minggu lalu ada pengumuman BAKAL dipasang jaringan air > >bersih. Dulu, 1980-an, ortu saya juga "talak-3" dengan PAM Bandung > >karena airnya sering ga ngocor. > > > >Mungkin persoalannya bukan "privat-vs-bumd". Soal tata-kota. Dengan > >pertumbuhan kota-kota di Indonesia yang seenaknya sendiri tanpa arah, > >bagaimana penyedia layanan publik (air bersih) bisa optimal? Dan tidak > >hanya air bersih, semua urusan layanan publik bermasalah: jaringan air > >kotor, transportasi masal, jalan raya, telekom kabel. Kalo telekom radio > >/ seluler sih enak, karena menggunakan medium udara sebgaia > >infrastruktur. Tapi kan air ga bisa dikirim lewat radio / udara? > > > >Salam > >Hardi > > > >On 21/03/2010 22:49, dyahanggitasari wrote: > > > > > > > > > > > > Koran Tempo hari ini di halaman pertama atas dalam kutipan beritanya > > > di halaman A5- A9 menyatakan: > > > > > > "Setelah lebih dari 10 tahun, semua target yang tertuang di kontrak > > > kerja sama nyaris tak ada yang bisa dipenuhi pihak swasta" > > > > > > Lebih jauh lagi dari artikel di Tempo Interaktif pada Januari 2009 > > > tertulis :Koordinator Koalisi Rakyat Untuk Hak Atas Air (Kruha), > > > Hamong Santono menilai rencana kenaikan tarif layanan air Jakarta > > > sebesar 22,7 persen tidak wajar. Privatisasi air dinilai gagal. > > > "Pasalnya sejak privatisasi pada 1998, tidak ada perbaikan kualitas > > > layanan air bersih dari dua operator swasta," > > > > > > Jadi apa untungnya ekonomi model neo liberal diterapkan di negeri ini? > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > ------------------------------------ > > ========================= > Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" > ========================= > Alamat penting terkait millis AKI > Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com > Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 > Arsip Milis AKI online: > http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com > ========================= > Perhatian : > Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: > - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya > - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota > yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas > - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke > ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links > > > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ========================= Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" ========================= Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com ========================= Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ Individual Email | Traditional http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com http://docs.yahoo.com/info/terms/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ========================= Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" ========================= Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com ========================= Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/